Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pengalaman Nulis Ijazah yang Ribetnya Bikin Stres

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
15 Agustus 2020
A A
ijazah penulisan mojok

ijazah penulisan mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Kertas apa yang cuma selembar tapi bikin ribet? Jawaban dari pertanyaan ini pasti beragam tergantung siapa yang ditanya. Bisa jadi oleh beberapa orang, karcis parkir, surat tilang sampai undangan (yang bulan ini datang bertubi-tubi), disebut sebagai jawaban atas pertanyaan kertas apa yang cuma selembar tapi bikin ribet. Bukan tanpa alasan benda-benda itu muncul sebagai jawaban. Pasti ada dasarnya, apalagi kalau bukan pengalaman pribadi.

Yang menyebut karcis parkir sebagai kertas selembar yang bikin ribet, misalnya. Mungkin dia punya pengalaman buruk pernah nyaris ‘gila’ gara gara-gara karcis parkir yang entah di mana. Ya Lord, itu kertas parkir kan emang seuprit amat kan, yak? Tapi kalau raib…Ampun, dah. Bisa bikin gencatan senjata. Semua saling tuding sebagai orang terakhir yang dipasrahi menyimpan kertas parkir. Saku celana, dompet, tas, semua dirogoh demi mencari keberadaan si uprit karcis parkir. Ngeselin banget emang.

Nah, kalau saya, sebagai guru, kemudian ditanya kertas apa yang selembar tapi bikin ribet, maka jawaban saya adalah ijazah. Titik. Nggak ada yang lain. Ribetnya asli. Nggak kaleng-kaleng. Bikin monanges. Keribetan ijazah ini terletak pada teknik penulisan dan keistimewaan yang melekat di dalamnya.

Pertama, soal teknik penulisan. Saat penulisan ijazah, ada (banyak) ketentuan yang harus diperhatikan oleh si penulis. Hal yang harus diperhatikan seperti menggunakan huruf tegak tapi tidak kaku, tidak boleh miring kiri tapi diperbolehkan miring kanan, spasi masing-masing kata harus berjarak beraturan serta harus memperhatikan titik awal penulisan kata atau kalimat.

Jadi begini, di blangko itu kan ada titik-titik yang harus diisi dengan data diri sekolah dan siswa. Nah, untuk mengisi titik-titik tersebut tidak boleh sembarangan. Untuk pengisian data diri sekolah dimulai dari titik ketiga. Misal nama sekolahnya SMK Indonesia Maju, maka penulisan huruf ‘S’ sebagai huruf awal harus dimulai dari titik ketiga.

Berikutnya soal keistimewaan yang melekat di lembaran blangko ijazah. Ini juga ribetnya bikin monanges. Ibarat seorang perempuan, ijazah adalah seorang perempuan yang sedang PMS. Salah dikit, mampus. Makanya kudu ati-atiii banget. Ijazah harus bersih, tidak boleh kotor, rusak, robek ataupun terlipat. Itu sebabnya para penulis ijazah diwanti-wanti untuk tidak nyambi saat sedang menulis ijazah. Dikhawatirkan kalau disambi melakukan kegiatan lain nanti berdampak pada kesalahan penulisan.

Tahap awal penulisan biasanya kami awali dengan menulis menggunakan pensil terlebih dulu. Lebih aman. Kalau salah tinggal hapus. Setelah selesai ditulis pensil lanjut proses koreksi silang. Penulis A mengoreksi garapan penulis B, begitupun sebaliknya. Jaga-jaga siapa tahu ada penulisan yang salah. Seperti misalnya, waktu itu pernah ada yang menulis nama orang tua di kolom nomor peserta ujian nasional. Jiahhhh…untung masih pakai pensil!

Kalau semua data sudah yakin betul, baru proses penulisan dengan menggunakan pulpen khusus. Tahap penulisan dengan pulpen ini nih yang harus dilakukan dengan ekstra hati-hati. Karena meskipun teorinya kita hanya tinggal menebali apa yang sudah ditulis dengan pensil, tapi pelaksanaannya tidak semudah itu. Kesalahan masih tetap bisa terjadi. Saya sendiri pernah merasakannya. Dua tahun lalu saat kali pertama menulis ijazah, saya salah tulis. Harusnya ‘M’ saya malah nulisnya ‘N’.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

Ketika terjadi kesalahan penulisan, ada berbagai jurus yang bisa digunakan untuk mengatasinya. Bisa dikerik menggunakan cutter atau silet, bisa juga menggunakan karet penghapus yang biasa dipakai untuk menghapus tinta pulpen. Tapi ya itu. Harus dilakukan dengan sangat hati-hati supaya ijazah tidak rusak. Sebetulnya ada juga sih cairan khusus yang bisa dipakai untuk menghapus tinta, tapi saya belum pernah coba. Nah untuk menghaluskan kembali permukaan ijazah setelah dikerik bisa diusap dengan menggunakan permukaan sendok yang cembung.

Merasakan betapa ribetnya proses penulisan ijazah ini membuat saya kesel ketika ada saudara yang becerita bahwa dalam sebuah seminar kiat mejadi pengusaha sukses ada salah satu tips yang bagi saya terdengar ‘nyeleneh’. Lha mosok para pesertanya disuruh bakar ijazah dengan dalih ijazah hanya akan membuat kita jadi kepikiran buat cari kerja, bukan menciptakan lapangan kerja. Hih.

BACA JUGA Mana yang Lebih Baik, Gaji 6 Juta di Jakarta, Atau 3 Juta di Jogja? dan tulisan Dyan Arfiana Ayu Puspita lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 15 Agustus 2020 oleh

Tags: guruijazah
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

Ironi Mahasiswa Jurusan Pendidikan: Buangan dan Tidak Ingin Menjadi Guru Mojok.co

Kalau Guru Adalah Penentu Peradaban, Lha yang Lain Ngapain?

26 November 2023
Sisi Gelap Jadi Guru Honorer yang Tidak Diketahui Banyak Orang sekolah swasta

Sisi Gelap Jadi Guru Honorer yang Tidak Diketahui Banyak Orang

1 Agustus 2024
Asal Kalian Tahu, ya, Kuliah di UPI Itu Bukan Berarti Mau Jadi Guru!

Asal Kalian Tahu, ya, Kuliah di UPI Itu Bukan Berarti Mau Jadi Guru!

24 Juli 2024
Tugas Guru Ternyata Banyak, Mengajar Murid Cuma Sampingan Mojok.co

Mengenal Macam-macam Tugas Guru, Mengajar Ternyata Cuma Sampingan

26 Oktober 2023
5 Istilah Rancangan Pembelajaran yang Krusial dan Wajib Dipahami Mahasiswa Keguruan Mojok.co

5 Istilah Rancangan Pembelajaran yang Krusial dan Wajib Dipahami Mahasiswa Keguruan

8 Januari 2024
Mempunyai Guru yang Memiliki Passion Mengajar Adalah Sebuah Privilese

Mempunyai Guru yang Memiliki Passion Mengajar Adalah Sebuah Privilese

3 April 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.