Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

5 Alasan Memilih Bertahan di Suatu Grup Whatsapp

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
6 Juli 2020
A A
grup whatsapp MOJOK.CO

grup whatsapp MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Ketika bicara tentang grup WhatsApp, selama ini, banyak orang yang selalu mengulas tentang sisi negatifnya saja. Isinya rame banget dan nggak penting, nggak fokus dengan visi dan misi tujuan grup dibuat, bikin notifikasi over-capacity, sumber hoaks paling utama, sumber gosip, bisa bikin batre hape gampang drop, dan seterusnya, dan seterunya.

Mereka yang suka ngedumel gitu, apa nggak tahu ya WhatsApp punya fitur mute? Atau tahu, tapi males aja gitu? Ya tinggal di-mute aja kan kalau memang mau keluar tapi ragu, mau keluar tapi nggak enak, dan lain sebagainya.

Iya, grup WhatsApp itu sering bikin mumet, penat gitu walaupun udah di-mute dan/atau silent. Bikin orang pengin keluar gitu aja dari grup WhatsApp tanpa pamitan. Hal itu memang nggak bisa dimungkiri, dan sudah banyak yang bahas tentang unek-uneknya melalui tulisan.

Saat ini, total ada 28 grup WhatsApp di hape saya. Di grup WhatsApp yang saya kelola, saya nggak pernah sungkan untuk sekadar bertanya, “Teman-teman nyaman nggak di grup ini? Jika sekiranya nggak nyaman, boleh lho untuk keluar. Atau kalau ada unek-unek, disampaikan aja. No offense, lho.”

Saya pikir, setelah tanya begitu, ada aja gitu yang keluar grup diam-diam tanpa pamitan. Namun, respons yang diberikan justru di luar dugaan saya. Setelah berdiskusi dengan para member, saya jadi mengetahui beberapa alasan kenapa seseorang tetap ingin bertahan di grup WhatsApp, meski jarang merespon atau hanya jadi silent reader, di antaranya adalah:

Biar selalu mendapat info ter-update

Alasan ini bisa dipahami, karena saat ini arus informasi terbilang sangat cepat. Bukan hanya di platform sosial media, tapi juga di banyak platform chatting. Selalu saja ada member grup WhatsApp yang share beberapa info terkini. Hal ini akan sangat berguna bagi seseorang yang ogah baca-baca atau cari tahu informasi terkini. Lumayan aja gitu, dapat asupan wawasan secara otomatis dan cuma-cuma.

Biar nggak digosipin

Ada, lho, seseorang yang tetap bertahan di grup WhatsApp karena khawatir digosipin atau jadi bahan pembicaraan. Saya tahu betul karena ada seorang teman yang mengakui hal ini dan bercerita sama saya. Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut, ia tetap rela tergabung di grup WhatsApp meski kurang nyaman dan hanya jadi silent reader. Prinsipnya sangat sederhana, “Daripada jadi bahan omong di belakang”.

Biar notifikasi hape tetap ramai

Beberapa teman saya ada yang mengaku, fine-fine aja jika harus tergabung dalam beberapa atau banyak grup WhatsApp karena notifikasi hapenya sepi dan gitu-gitu aja. Bosen. Biar rame, salah satu cara yang ia lakukan adalah join di sebanyak mungkin grup. Ya, selama nyaman nggak apa-apa juga dicoba. Cara ini terbilang efektif dalam meramaikan suasana hati notifikasi.

Baca Juga:

4 Siasat Bertahan di Grup WhatsApp Keluarga Besar 

Fitur Reaction WhatsApp Nggak Ada Gunanya, Bukannya Mempermudah Komunikasi Cuma Bikin Sakit Hati

Sense of belonging dan sudah nyaman berdiskusi

Nggak bisa dimungkiri, karena kecocokan satu sama lain dan merasa nyambung dalam banyak hal, mulai dari diskusi hal yang serius, bercanda, dan lain sebagainya, member yang tergabung dalam suatu grup menjadi enggan untuk keluar dan memilih untuk bertahan. Walaupun notifikasi rame buangeeet.

Hal ini berlaku bagi grup WhatsApp berisikan orang-orang yang sudah saling mengenal sebelumnya, juga untuk mereka yang baru kenal secara virtual. Belum bertatap muka atau bertemu secara langsung, baru saling kenal dan ngobrol via medsos saja.

Karena bersinggungan langsung dengan pekerjaan

Saya yakin betul ini dirasakan oleh banyak pekerja yang di kantornya dikit-dikit dibuat grup WhatsApp. Mau keluar tapi kok nggak enak dan berpotensi jadi bahan pertanyaan oleh banyak rekan dan atasan, mau stay tapi ada perasaan gimana gitu.

Apalagi grup kantor isinya kebanyakan soal projek atau update pekerjaan. Jadi, mau nggak mau ya tetap bertahan di grup. Kalau risih ya tinggal di-mute aja. Ceknya pas punya waktu senggang. Hehehe.

Lagipula, bertahan di grup WhatsApp itu nggak ada salahnya, kok. Ramenya juga biasanya hanya sesekali aja, kan. Jadi, nikmatin aja, lah. Nggak perlu diambil pusing.

Kalau memang ada yang selalu nyebar info hoaks tinggal diingatkan atau didiamkan aja. Paling penting, kita nggak kemakan berita hoaksnya, juga tidak dengan mudah meneruskan info yang belum pasti kebenarannya tersebut. Selain dari pada hal yang sudah disebutkan, silaturahmi jelas menjadi hal utama yang harus selalu dijaga.

BACA JUGA Tutorial Putus yang Baik dan Benar Sesuai dengan Kaidah yang Telah Disempurnakan dan tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 Juli 2020 oleh

Tags: grup whatsappkeluar dari wagWhatsapp
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

owner olshop

Nggak Perlu Nyinyir ke Owner Olshop yang Sedang Ngelapak di WhatsApp: Ini Tipsnya!

22 Oktober 2019
Anak Hogwarts kalau Bikin Story WhatsApp Kaya Gimana_ Ya Kaya Gini lah! terminal mojok

Anak Hogwarts kalau Bikin Story WhatsApp ya Kaya Gini lah!

26 November 2020
aplikasi chat

Memahami Perbedaan Gaya Chatting Tiap Individu

14 Mei 2019
Orang yang Menumpuk Notifikasi dan Melarikan Diri Perlu Dirukyah Ningsih Tinampi mojok.co

Orang yang Menumpuk Notifikasi Sebaiknya Dirukyah Ningsih Tinampi

25 Oktober 2020
Emang Kenapa Kalau Telpon Orang Lain Pakai Fitur Voice Call pada WhatsApp?

Emang Kenapa Kalau Telpon Orang Lain Pakai Fitur Voice Call pada WhatsApp?

29 Februari 2020
Grup WhatsApp Keluarga Besar Adalah Kawah Candradimuka Sebelum Berdebat di Sosial  Media

Grup WhatsApp Keluarga Besar Adalah Kawah Candradimuka Sebelum Berdebat di Sosial  Media

24 Januari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.