Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Sinetron

Preman Pensiun Episode 14, Musim 1: Kang Bahar Pensiun!

Bastian Ragas oleh Bastian Ragas
10 Juni 2020
A A
sinopsis preman pensiun episode 1 musim 1 mojok.co preman pensiun episode 2 preman pensiun episode 3 episode 4 episode 5 episode 8 episode 10 episode 19 kang bahar

sinopsis preman pensiun episode 1 musim 1 mojok.co preman pensiun episode 2 preman pensiun episode 3 episode 4 episode 5 episode 8 episode 10 episode 19

Share on FacebookShare on Twitter

Preman Pensiun episode 14 diawali dengan adegan mertua Kang Mus yang mengeluh kepada Ceu Esih bahwa dirinya bosan sarapan nasi goreng kecap terus.

Setelah cekcok sana-sini, akhirnya Ceu Esih menuruti kemauan ibu kandungnya yang ingin sarapan roti tawar lapis tiga itu. Tak hanya roti tawar loh, rotinya harus dikasih mentega semua, terus juga diolesi selai kacang, stroberi, keju, dan meses. Dasar Ema.

Lantaran Ceu Esih terkesan marah-marah di adegan tersebut, ada satu kalimat dari Ema yang bisa menjadi pembelajaran untuk kita. “Kalo kamu nggak mau stroke, jangan stres, jangan ngamuk.”

Adegan beralih ke kediaman Kang Bahar yang telah ramai didatangi anak kandung dan anak buahnya. Memang, saat itu kedua anak Kang Bahar (Kinasih dan Kirani) sudah pulang ke rumah, bahkan Kang Mus, Komar, dan Gobang juga menginap di teras rumah Kang Bahar. Selain itu juga ada Murad dan Pipit yang ditugaskan menjaga pagar rumah.

Rumah Kang Bahar sedang ramai lantaran kondisi kesehatan Mami memburuk. Para anak buah siap siaga di rumah Kang Bahar untuk berjaga-jaga jika dibutuhkan bantuan.

Saat itu si bungsu Kinanti sedang menangis sambil bersandar di bahu Kang Bahar. Sedangkan kedua kakaknya yang baru sampai di Bandung langsung menemani Mami di kamar.

Meskipun kondisi badan sedang tidak bersahabat, saat itu raut wajah Mami tetap terlihat lebih bahagia, sebab seluruh keluarganya berkumpul di satu rumah. Hingga Mami berpesan kepada seluruh keluarga kandungnya itu, seakan momen itu ialah terakhir kali Mami bisa melihat mereka.

Kepada anak pertama, Kinasih, Mami berpesan bahwa dirinya sungguh rindu dengan cucunya. Mami ingin cucunya itu segera dibawa ke Bandung. Karena tak mampu menolak walaupun anaknya harus bersekolah, Kinasih pun mengiyakan permintaan maminya.

Baca Juga:

Terminal Ledeng Bandung: Terminal Multifungsi di Pinggiran Kota Bandung yang Bukan Sekadar Tempat Ngetem Angkot

Mawar Preman Pensiun, Tukang Parkir Terbaik dan Teramah di Indonesia, Wajib Jadi Contoh!

Kepada Kirani, Mami bertanya apakah Kirani sudah ada tanda-tanda diberi momongan. Dengan perasaan bersalah, Kirani menjawab dengan kalimat, “Belum, Mi.” Kemudian Mami dengan pasrah mendoakan Kirani untuk segera diberikan momongan.

Kepada Kinanti, Mami berpesan bahwa ia adalah anak yang masih tinggal di rumah sehingga ketika Mami sudah tidak ada umur, ia yang harus menemani atau papinya.

“Papi nggak boleh kesepian, Papi nggak boleh sedih,” itulah secuil pesan Mami kepada Kinanti. Jujur saja saya agak mbrebes mili menontonnya.

Berbeda dengan keadaan di dalam rumah Kang Bahar yang didominasi kesedihan, keadaan luar rumah justru diselimuti kondisi yang penuh emosi tingkat tinggi dan kejadian kocak.

Mulai dari tidak diperbolehkannya lima orang (Uyan, Adit, Ujang, Iwan, dan Jupri) untuk masuk rumah Kang Bahar, marah-marahnya Kang Pipit ke Uyan yang terus senyum-senyum kepadanya, Jamal yang meremehkan dan kurang sopan kepada Kang Mus, Komar yang saat bertelepon dengan istrinya memanggil dengan sebutan “Bebeb”, Komar yang kena jambak Kang Mus akibat curi-curi mata ke Imas, hingga adegan Komar marah ke Jamal gara-gara dibilang “cemen”. Kok Komar terus yang kena?

Namun, kondisi dengan cepat bisa kondusif dengan adanya Kang Mus. Bahkan ia rela tidak tidur semalaman demi menunggu perkembangan kondisi kesehatan Mami.

Adegan beralih ke nasib Saep dan Ubed sebagai copet yang akhir-akhir ini justru dilanda keapesan. Saat itu Ubed sedang meratapi nasibnya yang sedang ditinggal oleh Dewi, hingga muncul batang hidung Saep yang mengajaknya beroperasi. Hendak berangkat meluncur, Saep justru mendapat telepon dari Resty, gebetannya, yang meminta ketemuan. Akhirnya operasi dibatalkan, Saep meninggalkan Ubed untuk bertemu Resty.

Tak disangka, ternyata Resty yang baru dikenal Saep ingin meminjam uang satu juta. Alasannya sih untuk membayar uang kuliah. Tanpa berpikir panjang, Saep pun berjanji kepada Resty untuk memberikan uangnya esok hari dan berkata, “Saya senang bisa membantu cewek secantik dan semewah kamu.” Mewah kok ngutang.

Saep memang copet yang payah sekaligus bucin. Ia beralasan ke Ubed bahwa saudaranya ada yang membutuhkan uang untuk biaya operasi, padahal ya butuh uang. Mereka lalu berangkat mencopet untuk mendapatkan uang itu.

Proses mencopet tidak berjalan lancar juga. Baru dapat satu korban, yaitu istri Komar, Ubed justru mengembalikan dompet itu ke empunya. Alasannya sungguh mulia, “Isinya cuma dikit, jadi saya kembalikan,” ucap Ubed jujur kepada Saep.

Alasan Ubed itu saya simpulkan sejalan dengan Dewi. Sebab pada episode sebelumnya, Dewi sempat mencopet dompet Komar, tapi setelah dilihat isinya sungguh memprihatinkan. Hingga akhirnya Dewi mengembalilan dompet itu ke rumah Komar yang diceritakan pada awal Preman Pensiun episode 14 ini.

Kembali ke keluarga Kang Bahar. Kata Kinasih, Mami mulai berbicara ngelantur. “Mami mulai ngaco, katanya Almarhum Aki dan Nini datang mau jemput.” Kang Bahar kaget sambil memelototkan matanya. Ia langsung menuju kamar Mami.

Saat Mami telah terbangun, ia memberikan pesan terakhirnya kepada Kang Bahar, bahwa ia ingin diambilkan buku salatnya.

“Papi harus salat lagi ya. Bilang sama anak-anak, juga harus salat , minta doain Mami, biar Mami bisa sampai surga. Mami tunggu Papi di sana ya,” ucap Mami untuk terakhir kalinya.

Setelah seluruh keluarga berkumpul di kamar, saat itu kondisi Mami semakin lemas, hingga saat Kang Bahar mengenggam tangannya, tak ada tenaga yang menyelimuti tangan Mami. Kang Bahar pun berkata, “Mami sudah nggak ada.”

Momen teremosional di Preman Pensiun musim 1 sejak episode 1-14 pun terjadi. Kinasih, Kirani, dan Kinanti memeluk Almarhun Mami. Bahkan Kang Bahar dan Kang Mus yang diceritakan sebagai preman tergarang di Kota Bandung tak mampu membendung tangisannya.

Kang Bahar berkata kepada Kang Mus, Almarhum Mami akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Garut. Karena masih diselimuti haru yang mendalam, Kang Bahar bernostalgia dengan kenangan Mami. Ia mengingat momen saat sedang menyuapi makan, menyuruh Mami minum obat, bermesraan di teras rumah, hingga momen hangat berbincang dengan anak-anaknya.

Adegan selanjutnya melompat ke hari ke-40 hari meninggalnya Mami.

Kang Mus menghadap Kang Bahar dan ia berkata, “Sudah 40 hari tidak ada perintah dari Akang.” Dengan pikiran yang masih terbayang Almarhum Mami, Kang Bahar menjawab bahwa dirinya sudah tidak mau berbisnis lagi.

Sebelum masuk ke rumah, Kang Bahar sempat berkata kepada Kang Mus bahwa dirinya masih sangat ingat dengan Mami walau sudah lewat 40 hari. Kang Mus mencoba menghibur Kang Bahar dengan mengucapkan bahwa 40 hari memang bukan waktu yang terlalu lama, jadi wajar jika Kang Bahar masih teringat.

“Sebelum Eceu meninggal, dia bilang mau menunggu saya di surga,” ucap Kang Bahar. Dengan mengucap kalimat seperti itu, saya memahami bahwa Kang Bahar sedang risau, ia tak yakin bisa menyusul almarhum istrinya ke surga jika ia masih kerja dengan bisnisnya.

Kang Mus kaget dengan pernyataan Kang Bahar hingga bertanya, “Maksud Akang?”

Kang Bahar pun mengakhiri Preman Pensiun episode 14 dengan satu kalimat. “Akang itu mau pensiun!”

Judul dari sinetron ini akhirnya terjawab sudah. Lalu bagaimana kondisi anak buah Kang Mus, apakah masih tetap kondusif, atau justru terjadi pergolakan? Simak terus kelanjutannya.

Baca sinopsis semua episode Preman Pensiun musim 1 di sini.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 Januari 2022 oleh

Tags: preman pensiunPreman Pensiun Musim 1review sinetron
Bastian Ragas

Bastian Ragas

Jebolan Perikanan, Hobi Mancing.

ArtikelTerkait

Lirik Lagu Jamrud 'Kau dan Ibumu’ Nyuruh Kita Jangan Nangis, tapi Saya Malah Mewek mojok.co/terminal

Si Doel Anak Sekolahan Episode 25, Musim 3: Roy Mempermalukan Doel

1 Agustus 2020
si doel anak sekolahan episode 11 musim 2 babe selingkuh ketahuan mandra dan mak nyak mojok.co

Si Doel Anak Sekolahan Episode 11, Musim 2: Heh? Babe Selingkuh?

15 Juni 2020
sinopsis preman pensiun episode 1 musim 1 mojok.co preman pensiun episode 2 preman pensiun episode 3 episode 4 episode 5 episode 8 episode 10 episode 19 kang bahar

Preman Pensiun Episode 18, Musim 1: Rosita dan Jamal Merongrong Bisnis Kang Bahar

11 Juni 2020
si doel anak sekolahan episode 2 musim 3 pemakaman babe sabeni mandra ditinggal nikah munaroh dan cecep mojok.co

Si Doel Anak Sekolahan Episode 2, Musim 3: Kabar Buruk untuk Mandra di Hari Pemakaman Babe

3 Juli 2020
si doel anak sekolahan episode 14 musim 2 mandra didandani salon atun munaroh akan nikah sama cecep mojok.co

Si Doel Anak Sekolahan Episode 14, Musim 2: Doel Dapat Kabar tentang Sarah, Mandra Patah Hati Lagi

17 Juni 2020
sinopsis preman pensiun episode 1 musim 1 mojok.co preman pensiun episode 2 preman pensiun episode 3 episode 4 episode 5 episode 8 episode 10 episode 19 kang bahar

Preman Pensiun Episode 21, Musim 1: Iwan Hampir Dihabisi Murad dan Pipit

15 Juni 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran Mojok.co

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

12 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah
  • Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur
  • Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua
  • Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban
  • Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri
  • Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.