Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Ungkapan Maaf, Tolong, dan Terima Kasih yang Mulai Ditinggalkan dari Peradaban Kita

Taufik oleh Taufik
20 Juli 2019
A A
tolong

tolong

Share on FacebookShare on Twitter

Ada sebuah ungkapan dalam masyarakat yang belakangan mulai ditinggalkan oleh sebagian orang. Adalah tiga kata, maaf, tolong, dan terima kasih. Sebagai masyarakat—yang katanya menganut budaya ketimuran—dahulu kombinasi ketiga kata ini begitu sakral. Saking pentingnya ketiga kata ini bisa memperlihatkan seberapa perhatiannya dan seberapa respek  kita terhadap orang lain.

Orang-orang menganggap kata tolong, sebagai sebuah bentuk penghargaan setinggi-tingginya kepada siapapun yang kita mintai tolong. Memang tidak mengherankan. Sebuah kata tolong dianggap sebagai sebuah bentuk penghargaan karena  mampu memberi impact yang besar. Kita menganggap orang yang memberi kita pertolongan memiliki power yang besar sehingga apresiasi kita terhadapnya juga begitu besarnya walau hanya sampai pada sebuah kata.

Dalam kehidupan sehari-hari bahkan kita seolah berkewajiban untuk mengucapkan tolong hanya untuk meminta bantuan hal yang remeh-temeh. Semisal saja meminta adik kita mengambilkan kunci-kunci motor di atas meja ketika kita lupa. Dan memang ini termasuk hal yang remeh. Tapi andilnya begitu besar untuk kita akhirnya tidak perlu masuk ke dalam rumah lagi ketika sudah berada di luar rumah, misalnya.

Atau dalam hal ini kita merasa tidak sedang dalam posisi yang kuat untuk bisa mengambil sendiri kunci tersebut. Atau kita menganggap posisi adik kita lebih kuat sehingga pengharapan kita ada padanya dengan sisipan kata tolong sebagai penghargaan kita kepadanya.

Lalu ada kata maaf, sebagai bentuk kita mengerdilkan ego kita. Kita berusaha sebesar-besarnya untuk tidak merasa lebih besar, lebih baik, atau lebih tinggi dari orang lain. Kita meninggalkan baju “kekuasaan kita” untuk bisa setara dengan siapapun yang kita ajak bicara saat ini. Kita menanggalkan ego kekayaan kita untuk bisa “semiskin” orang yang kita bicara. Atau kita, dalam konsep sama-sama besar dengan orang yang kita ajak bicara berusaha lebih “kecil” darinya.

Maaf dalam perspektif yang luas bisa sebagai bentuk penghargaan dan pengharapan yang besar karena ego kita telah tiada. Kita berharap dan memang itu tujuannya untuk si teman ini tadi bisa sama-sama menanggalkan ego juga. Sehingga tujuan awal kita untuk bisa sama rasa sama rata bisa terlaksana dengan sempurna.

Dan yang ketiga adalah ungkapan terima kasih. Sebagai bentuk ungkapan kegembiraan atau bisa juga apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada teman bicara atau yang telah memberi kita bantuan. Kadang ungkapan terima kasih kita juga tidak jauh berbeda sebagai bentuk ungkapan mengkerdilkan diri kita kepada teman atau siapa saja yang telah memberi kita bantuan secara cuma-cuma atau pamrih kita kepadanya sekalipun sebagai bentuk keseriusan kita untuk mengapresiasi kinerja orang tersebut.

Namun belakangan, kombinasi ketiga ungkapan ini mulai hilang ditengah masyarakat kita. Sebagai gantinya, kadang kita lebih sering ketika telah merasa tidak butuh lagi mengucapkan terima kasih karena kita sudah memberi duit kepada kasir. Memang sepele sekali. Padahal ungkapan penghargaan dengan ucapan terima kasih ini saya rasa masih tetap perlu. Karena kita tidak tahu efek dari penghargaan kita mungkin akan mengurangi beban kerja keras yang telah dilakukannya sepanjang hari ini.

Baca Juga:

Kampus Bukan Kerajaan, Dosen Bukan Sultan, dan Mahasiswa Bukan Rakyat yang Pantas Diinjak-injak

Sopan Santun di Sumatera Utara yang Perlu Diketahui Orang dari Pulau Jawa

Kita kadang lupa mengatakan tolong untuk meminta bantuan kepada orang yang kita anggap terpaut usia dengan kita. Kita tidak benar-benar memberi dia semacam penghargaan besar agar diapun bisa merasakan cinta dan penghargaan sebagai seorang yang mungkin merasa masih “muda” dari kita. Kita lebih sering menganggap posisi kita lebih superior hanya karena kita lebih tua. Kita merasa karena lebih “senior” maka kita boleh saja bertindak sesukanya. Bahkan menyuruhnya dengan melupakan tolong sebagai ungkapan keseriusan kita. Kita lebih sering membentak karena menganggap kita memang pantas melakukannya.

Lalu ada kata maaf sebagai ungkapan keegoisan kita yang benar-benar telah hilang. Kita telah jarang mendengar orang mengucapkan maaf sebagai ungkapan di awal kalimatnya semisal untuk menanyakan sebuah tempat. Kita lebih sering menganggap orang yang mengucapkan kata maaf di awal kalimat sebagai orang yang “kampungan”. Kita tidak lagi ingin memberikan apresiasi kepada orang yang berusaha meniadakan egonya. Bahkan mungkin terjadi pada diri kita. Kita tidak lagi berusaha meniadakan ego kita. Kita lebih menganggap kata maaf sebagai basa-basi yang tidak perlu.

Pada akhirnya, kita mulai melupakan budaya kita yang telah turun-temurun ini dan terganti dengan hal-hal lain yang lebih millenial. Bahwa mungkin ada terselip hal-hal tersirat dari ketiga kombinasi ungkapan maaf, tolong, dan terima kasih ini sudah tidak terlalu penting bagi kita. Bagi kita saat ini, asal apa yang ingin kita omongkan tersampaikan, lantas basa-basi sudah tidak kita perlukan. Padahal kita tidak tahu seberapa besar efek dari ungkapan maaf, tolong, dan terima kasih yang kita sisipkan di dalamnya.

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: budaya masyarakatKritik SosialMaafnorma kesopanansopan santunterima kasihtolong
Taufik

Taufik

Ide adalah ledakan!

ArtikelTerkait

sok tahu

Lima gerakan Jurus Bebek Cuek untuk Menghadapi Orang yang Sok Tahu

23 Oktober 2019
jamet madura alay kritik sosial mojok

Mengupas Video Jamet yang Sarat akan Kritik Budaya

29 Oktober 2020
nilai-nilai

Mempertanyakan Kembali Nilai-Nilai Kita

10 Juni 2019
pacaran

Pas Kecil Lihat Orang Dewasa Pacaran, Pas Dewasa Lihat Anak Kecil Pacaran

8 Agustus 2019
Bermesraan di Ruang Publik

Bermesraan di Ruang Publik: Wajar atau Nggak Tahu Malu?

3 Oktober 2019
Tempat Duduk Saat Tahlilan Bisa Digunakan untuk Memetakan Status Sosial Seseorang terminal mojok.co

Tempat Duduk Saat Tahlilan Bisa Digunakan untuk Memetakan Status Sosial Seseorang

28 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran Mojok.co

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

12 Desember 2025
Yamaha X-Ride: Motor Adventure yang Cocok buat Pacaran, Super Nyaman meski Tampilan Gahar!

Yamaha X-Ride: Motor Matic Terbaik yang Nggak Pernah Jadi Primadona, tapi Selalu Jadi Idola Para Boncengers

10 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Trotoar Sepanjang Jalan Cikini Raya Harusnya Jadi Standar Seluruh Trotoar di Jakarta agar Berpihak kepada Pejalan Kaki

Trotoar Sepanjang Jalan Cikini Raya Harusnya Jadi Standar Seluruh Trotoar di Jakarta agar Berpihak kepada Pejalan Kaki

9 Desember 2025
Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

13 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah
  • Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur
  • Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua
  • Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban
  • Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri
  • Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.