Barangkali, wawancara kerja adalah proses yang hampir selalu menjadi momok bagi para pelamar atau pencari kerja. Senang, sih, ada undangan interview kerja. Namun, nggak jarang kesenangan yang dirasakan biasanya diiringi oleh kecemasan yang berujung pada overthinking.
“Nanti baiknya gimana pas ketemu HRD?”
“Pas diminta perkenalan, yang diceritakan apa aja, ya?”
“Kira-kira yang harus dipersiapkan apa aja, ya?”
Dan seterusnya, dan seterusnya. Malah, beberapa teman saya mengaku, ada yang kepikiran sampai susah tidur. Sebagai recruiter, saya selalu memberi saran kepada teman yang sering overthinking saat akan mengikuti proses wawancara kerja.
“Tenangin dirimu, anggap aja wawancara kerja itu kayak kita ketemu sama teman lama, terus kita ditanya-tanya kegiatannya selama ini ngapain aja, pencapaian apa yang selama ini sudah diraih, dan lain sebagainya. Anggap HRD atau recruiter itu layaknya seorang teman. Hal itu juga perlu diimbangi dengan kontrol diri. Jika hal tersebut dilakukan, niscaya kita akan merasa pede saat interview berlangsung.” Itu yang selalu saya sampaikan dan tanamkan pada diri sendiri juga beberapa teman yang meminta saran tentang persiapan sebelum wawancara kerja.
Kali lain, teman saya agak kebingungan karena proses wawancara akan dilakukan secara online. Bisa melalui telepon atau video call. Ia tidak mengira sebelumnya, sebab sepengalamannya dia, wawancara kerja itu ya tatap muka, bertemu langsung dengan HRD.
Begini. Berbekal memiliki pengalaman sebagai recruiter, saya akan coba memberikan tips tentang hal sederhana dan bagaimana cara menghadapi interview secara online agar para kandidat, pelamar kerja, bisa terlihat dan dianggap profesional. Tips ini bisa kalian pertimbangkan demi kelancaran dan agar terlihat siap untuk mengikuti proses interview online.
Pertama, perhatikan undangan wawancara kerja dari pihak HRD secara detail.
Sebetulnya, ini adalah hal sederhana tapi masih sering kali disepelekan. Bisa jadi karena terlalu antusias atau memang kurang teliti. Dari sini, ketelitian para kandidat diuji. Sebab, pada undangan wawancara hampir selalu dijelaskan, prosesnya secara langsung atau melalui telepon. Perhatikan juga pukul berapa wawancara akan dimulai. Sebab, sepengalaman saya selama menjadi recruiter, selalu saja ada kandidat yang menanyakan kembali soal waktu wawancara pada pukul berapa.
“Maaf, Mas. Interviewnya jam berapa, ya?”
Percayalah, pada posisi itu, sebagai manusia biasa, saya pengin misuh. Bagaimana tidak, waktu interview sudah saya cantumkan dengan sejelas-jelasnya.
Dan wajib diingat, jika sudah diinfokan proses akan dimulai jam berapa, kita harus bersiap sebelum waktunya. Usahakan tepat waktu. Karena manajemen waktu yang baik akan menjadi penilaian positif.
Kedua, boleh bertanya interview online akan melalui platform atau aplikasi apa.
Interview online bisa dilakukan dengan dua cara, video call atau cukup voice call. Jika belum dijelaskan, boleh langsung tanyakan agar bisa mempersiapkan segala sesuatunya sebelum interview online dimulai.
Jika prosesnya melalui video call, tentu paling tidak kita harus berpakaian rapi, formal, atau paling tidak sopan. Jika ragu, boleh ditanyakan kepada pihak HRD soal outfit yang baiknya dikenakan. Sebab, ada yang tidak mempermasalahkan soal pakaian saat video call. Tanyakan juga, aplikasi apa yang akan digunakan. Agar kita bisa download aplikasi tersebut sebelum interview.
Jika prosesnya melalui voice call, boleh ditanyakan, apakah menggunakan telepon reguler, fitur voice call WhatsApp, atau aplikasi lain. Perhatikan juga posisi interview. Usahakan dalam posisi duduk agar suara bisa terdengar dengan jelas. Jangan mentang-mentang voice call, lalu menerima telepon saat interview sambil tiduran atau rebahan. Suara sampeyan akan terdengar seperti orang yang bermalas-malasan nantinya. Dan itu berisiko.
Dan perlu diingat juga bahwa ketika prosesnya harus menggunakan kuota internet, pastikan kuota internet cukup untuk proses interview online.
Ketiga, usahakan untuk smiling voice.
Hal ini harus diusahakan, karena proses interview tidak bertatap muka secara langsung. Tujuannya, agar mendapat first impersonate yang baik dari pihak HRD. Apalagi suara menjadi hal yang utama saat interview online, khususnya voice call.
Jika melalui video call bisa bersikap seperti biasa, senyum, ramah, dan lain sebagainya. Dan usahakan pilih tempat yang tepat dan jauh dari keramaian. Di kamar, misalnya.
Keempat, gunakan sapaan formal atau tanyakan bisa menyapa dengan panggilan apa.
Barangkali, kata “Kak” menjadi sapaan yang paling universal ketika bertegur sapa, maupun berbicara. Namun, sepertinya sapaan itu tidak bisa diterapkan dalam segala obrolan dan kepada semua lawan bicara. Khususnya ketika interview dengan HRD. Rasanya ada yang janggal aja gitu.
Memang, sebagian HRD tidak mempedulikan soal panggilan sapaan dan tergantung bidang pekerjaan nantinya seperti apa dan bagaimana. Di luar hal tersebut, apa pun bidangnya, saran saya, awali dengan sapaan formal untuk memberi first impersonate yang mumpuni.
Itu hanya sedikit tips dari saya, tentang bagaimana persiapan menghadapi interview online. Selebihnya sama saja, siapkan dokumen yang dibutuhkan, cari tahu tentang profil perusahaan, dan antusias ketika interview berlangsung. Semoga berhasil mendapatkan pekerjaan sesuai dengan minat atau kebutuhan. Semangat, Mylov~
BACA JUGA Nggak Cuma HRD yang Bisa Kepo sama Calon Karyawan, Kita Juga Wajib Kepoin Balik dan tulisan Seto Wicaksono lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.