Lupakan dulu drakor The World of the Married yang menguras emosi dan jadi bahan perdebatan emak-emak. Ada satu drama Korea yang nggak kalah gemesin dari The World of the Married yaitu drama berjudul The King: Eternal Monarch. Drama yang dibintangi oleh Lee Min Ho dan pengantin Ajussi Goblin yaitu Kim Go Eun itu menceritakan tentang kehidupan di dua dunia yaitu Kerajaan Corea dengan Republik Korea. Lee Gon yang diperankan oleh Lee Min Ho adalah raja dari Kerajaan Corea, sedangkan Jeong Tae Eul yang diperankan oleh Kim Go Eun adalah polisi di Republik Korea yang konon pernah menyelamatkan Lee Gon di tahun 1994.
Jangan tanya sama saya kenapa Jeong Tae Eul yang lahir tahun 1990 bisa menyelamatkan Lee Gon di tahun 1994, karena saya juga masih penasaran dengan hal itu. Namun ada satu hal yang mengganjal ketika saya menonton drama tersebut yaitu apa yang akan terjadi jika di Indonesia ada orang yang tiba-tiba datang dengan kuda putih dan mengaku sebagai raja di Indonesia? Saat itu juga saya mengingat kerajaan-kerajaan halu yang beberapa waktu yang lalu bermunculan di Indonesia, salah satunya Sunda Empire. Jangan-jangan penulis drama The King: Eternal Monarch terinspirasi dari Sunda Empire yang ada di Indonesia?
Meski sebenarnya itu mungkin saja terjadi, tapi saya cepat-cepat menyingkirkan pikiran itu. Apalagi mengingat pemainnya adalah salah satu oppa pujaan hati saya, nggak mungkin dia disamakan dengan pendiri kerajaan halu di Indonesia yang berakhir di penjara. Makanya, di sini saya terinspirasi untuk menulis perbedaan-perbedaan antara Kerajaan Corea di drama The King: Eternal Monarch dengan Sunda Empire agar jika ada yang berpikiran seperti saya, bisa cepat-cepat menghilangkannya.
Satu: Rangga Sasana Pengin Terkenal, Lee Gon Nggak
Pada episode kedua saat Lee Gon tiba di Rebuplik Korea, dia tidak mendatangi majalah, tabloid, atau melakukan konferensi pers perihal statusnya sebagai raja di Kerajaan Corea. Namun, yang dia lakukan adalah memeluk Jeong Tae Eul di depan patung raja Korea sembari mengatakan, “Aku menemukanmu.” Tentu saja ini berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Rangga Sasana yang beberapa kali muncul di televisi dan menceritakan posisinya sebagai sekretaris jendral di Kerajaan Sunda Empire.
Sebenarnya hal itu bisa saja dilakukan oleh Lee Gon, apalagi dengan wajah tampan dan menawan yang dimilikinya. Ya, meski halu, ia masih bisa dimaafkan karena kegantengannya. Namun, Lee Gon nggak punya tujuan untuk pansos atau panjat sosial. Tujuannya saat itu melewati perbatasan dunia paralel adalah untuk menemukan sosok Jeong Tae Eul yang pernah menyelamatkannya. Makanya saat pertama tiba dan bertemu dengan Jeong Tae Eul, ia langsung memeluk gadis itu. Tanpa mikirin kapan dan di mana akan melakukan konferensi pers.
Dua: Kerajaan Corea vs Kerajaan Halu
Dalam drama Korea The King: Eternal Monarch diceritakan Lee Gon berasal dari Kerajaan Corea yang tentu saja bagi Jeong Tae Eul hanya halusinasi karena Korea merupakan negara berbentuk republik. Namun Kerajaan Corea memang benar-benar ada, hal itu dibuktikan dengan tidak terdatanya sidik jari Lee Gon dan kancing baju yang dikenakan Lee Gon terbuat dari berlian asli. Dengan dua bukti ini, jika saya menjadi Jeong Tae Eul, saya pasti akan mempertimbangkan kehaluan Lee Gon, apalagi ditambah kegantengannya. Cowok ganteng kurang masuk akal untuk halu.
Berbeda dengan Sunda Empire yang diceritakan oleh Rangga Sasana. Meski mengakui sebagai sekretaris jendral dari kerajaan yang berbentuk kekaisaran matahari yang ada sejak Alexander The Great (Alexander Agung), Rangga Sasana tetap terdata sebagai warga negara Indonesia yang tinggal di Brebes. Mungkin jika saat itu Rangga Sasana tidak dikenali sebagai salah satu warga Indonesia dan memiliki berlian di baju yang ia pakai, Sunda Empire bisa dipertimbangkan keberadaannya.
Tiga: Lee Min Ho Oppa-oppa, Rangga Sasana Opa-opa
Seandainya jika yang mengakui sebagai sekretaris jendral Sunda Empire adalah Lee Min Ho atau minimal seganteng dia, mungkin polisi yang memeriksanya akan sedikit khilaf dan percaya dengan apa yang dikatakannya. Setidaknya, saat dia muncul di TV dengan pengakuan halunya, penonton akan bilang, “Nggak apa-apa halu, yang penting ganteng.” Namun, karena saat itu yang muncul bukan oppa-oppa melainkan opa-opa alias kakek-kakek, orang-orang yang berkemungkinan percaya malah jadi ikut menuduh halu.
BACA JUGA Drama Korea Terfavorit 2019 atau tulisan Desi Murniati lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.