Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kendal Itu Persis kayak MU: Punya Kekayaan, tapi Nggak Bisa Apa-apa, Alih-alih Berjaya, Malah Konsisten Jadi Medioker!

Esha Mardhika oleh Esha Mardhika
25 Oktober 2025
A A
Kendal, Daerah Medioker yang Masih Punya Hal-hal Baik di Dalamnya

Kendal, Daerah Medioker yang Masih Punya Hal-hal Baik di Dalamnya (Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Jujur saja. Ngomongin soal Kabupaten Kendal, di benak kebanyakan orang Jawa Tengah—dan mungkin sebagian besar Pulau Jawa—yang terlintas cuma satu hal: daerah di Jalur Pantura yang ada di pinggiran Kota Semarang.

Kendal adalah tempat di mana kamu mempercepat kendaraan setelah lepas dari macetnya Semarang, atau cuma tempat singgah saat kamu kebelet buang air atau sekadar mampir mencari masjid untuk salat di perjalanan. Kendal adalah titik transit, persimpangan yang terlupakan.

Padahal, wilayah Kendal itu sebenarnya sangat strategis, berada di pesisir pantai utara Jawa Tengah, diapit oleh Kota Semarang dan Kabupaten Batang. Posisinya berada di jalur Kedungsapur (Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, Purwodadi) yang diharapkan menjadi kawasan metropolitan dan pusat kegiatan ekonomi internasional.

Dengan status yang sekeren itu, kabupaten ini harusnya jadi pusat pertumbuhan yang dinamis. Tapi ironisnya, Kendal justru kerap dicap sebagai kabupaten berkembang yang tidak punya identitas yang jelas, sebuah entitas geografis yang sebenarnya ada, tapi seolah tak ada karena tidak memiliki ciri khas atau keunggulan yang mampu menonjol di kancah regional maupun nasional.

Daerah ini memiliki segalanya, mulai dari laut, pegunungan, industri besar, dan warisan budaya kuat. Tapi semua berjalan sendiri-sendiri, ala kadarnya, dan terkesan pasrah dalam bayang-bayang daerah lain. Kendal seperti tidak punya gairah untuk menerobos batasan ketidakjelasan itu. Dari semua kategori itu, tidak ada satu pun yang benar-benar jadi identitas yang menonjol. Ibarat istilah sepak bola, Kendal adalah daerah medioker.

Kawasan Ekonomi Khusus Kendal: baju mahal tapi kantong tetap tipis

Sektor industri pengolahan adalah penopang utama perekonomian Kendal. Kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal atau Kawasan Industri Kendal (KIK) menjadi sebuah terobosan ekonomi bilateral yang ambisius antara Indonesia dan Singapura yang seharusnya menjadi lokomotif utama yang mengangkat derajat daerah ini.

Sekilas, proyek investasi triliunan rupiah ini memang menjanjikan. Tapi nyatanya, data dan fakta di lapangan justru menunjukkan hal yang sebaliknya.

Salah satunya adalah kegagalan penyerapan tenaga kerja lokal. Meskipun KIK membutuhkan ribuan pekerja, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kendal belum menunjukkan penurunan yang signifikan, bahkan sempat meningkat. Hal ini menunjukan jurang lebar antara kebutuhan industri akan tenaga kerja terampil dengan ketersediaan SDM lokal. Investasi masuk, tapi manfaatnya didominasi oleh pendatang atau pekerja dari luar daerah, membuat janji manis KIK tidak dirasakan secara langsung oleh masyarakat.

Baca Juga:

Saya Warga Kendal, tapi Nggak Pernah Bangga dengan KIK yang Merusak Alam

Pengalaman Menonton Konser Gratis di Kendal: Niat Nyari Hiburan, yang Didapat Malah Pertarungan

Kapasitas fiskal daerah juga tidak kalah ironis. Meskipun volume ekonomi Kendal didorong oleh industri, kapasitas fiskal daerah ini masih dikategorikan sangat rendah. Ini berarti pemerintah daerah belum mampu mengoptimalkan pendapatan dari sektor-sektor unggulan tersebut, baik melalui retribusi, pajak, maupun kontribusi lainnya.

Akibatnya, Kendal kesulitan mendanai pembangunan infrastruktur secara mandiri, yang berdampak pada buruknya kualitas jalan dan fasilitas publik yang serba terbatas.

Tidak selesai di situ saja, KIK juga memberikan ancaman ekologis akibat alih fungsi lahan. Perluasan kawasan industri telah mengorbankan lahan pertanian, tambak, dan pesisir.

Alih fungsi lahan ini tidak cuma menghilangkan mata pencaharian tradisional, tetapi juga memicu masalah lingkungan baru, seperti peningkatan suhu di beberapa kecamatan dan potensi risiko bencana rob yang lebih parah. ini menunjukkan lemahnya tata kelola ruang dan keberpihakan ekologi dalam perencanaan pembangunan.

Yang lebih ironis adalah, setelah semua kebijakan ekonomi itu, Kendal tidak kunjung mendapat identitas sebagai daerah industri yang maju. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi hanya dinikmati oleh segelintir investor besar, sementara pembangunan dan pemerataan tetap berjalan di tempat, dan Kendal masih tetap menjadi daerah medioker.

Branding identitas yang gagal tumbuh

Jika ada satu identitas yang paling sering dijual, itu adalah “Kota Santri,” merujuk pada warisan keagamaan yang kuat dan dominasi pesantren di Kecamatan Kaliwungu.

Namun, identitas historis yang mahal ini cuma berhenti di batas seremonial keagamaan dan stempel administratif, gagal total untuk bertransformasi menjadi brand daerah yang berdaya saing secara ekonomi. Kendal sejatinya dianugerahi potensi pariwisata yang lengkap, ironisnya, potensi itu tidak pernah dieksekusi dengan baik menjadi identitas yang jelas.

Kendal memiliki wisata religi di Kaliwungu. Identitas “Kota Santri” seharusnya bisa menjadi magnet setara Ampel (Surabaya) atau Banten Lama. Tapi, alih-alih mengemasnya sebagai destinasi utama yang terpadu, Kendal membiarkannya berdiri sendiri. Tidak ada support system yang memadai dalam menunjang destinasi wisata religi sebagai sumber daya yang menyumbang multiplier effect yang signifikan bagi ekonomi lokal.

Kendal juga punya wisata alam pegunungan, seperti Curug Sewu dan Kebun Teh Medini. Padahal kendal memiliki aset premium seperti Curug Sewu, salah satu air terjun tertinggi di Jawa Tengah. Tapi di mata investor dan turis, aset ini tidak ada harganya.

Mengapa? Karena di sana, yang ada cuma aksesibilitas yang menyiksa, fasilitas pendukung yang minim dan promosi berskala regional/nasional yang nyaris nihil. Potensi di sektor ini tenggelam, kalah jauh oleh self-branding desa-desa wisata di Ungaran yang jauh lebih agresif.

Baca halaman selanjutnya

Punya pantai, tapi kalah sama Jepara dan Batang

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 26 Oktober 2025 oleh

Tags: branding kendalindustri di kendalkawasan industri kendalkendalpotensi kabupaten kendal
Esha Mardhika

Esha Mardhika

ArtikelTerkait

Jangan Punya Rumah Dekat Jalur Pantura kalau Nggak Siap Menghadapi Hawa Panas dan Truk Tronton "Nyasar" Mojok.co

Jangan Punya Rumah Dekat Jalur Pantura kalau Nggak Siap Menghadapi Hawa Panas dan Truk Tronton “Nyasar”

12 Juli 2024
Nasib Suram Pelabuhan Tanjung Kendal. Digadang-gadang Jadi Pelabuhan Internasional, Berakhir Jadi Tempat Mancing Mojok.co

Pelabuhan Tanjung Kendal Digadang-gadang Jadi Pelabuhan Internasional, Berakhir Jadi Tempat Mancing

30 Juni 2024
Kenyamanan Alun-Alun Kaliwungu Kendal Rusak karena Ulah Pengamen dan Parkir Liar Mojok.co

Kenyamanan Alun-Alun Kaliwungu Kendal Rusak (Lagi) karena Ulah Pengamen dan Parkir Liar

6 Juli 2024
5 Prestasi Bupati Kendal yang Patut Dikenang Warga batang

5 Prestasi Bupati Kendal yang Patut Dikenang Warga

13 Oktober 2024
Stasiun Kendal: Pernah Berjaya di Masa Kolonial, Redup Ditelan Pembangunan Massal

Stasiun Kendal: Pernah Berjaya di Masa Kolonial, Redup Ditelan Pembangunan Massal

18 Agustus 2023
Membayangkan Stasiun Weleri Lenyap, Kendal Bakal Semakin Terasingkan Mojok.co

Membayangkan Stasiun Weleri Lenyap, Kendal Bakal Semakin Terasingkan

12 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.