Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

5 Hal yang Bikin Orang Banyumas Betah Merantau dan Nggak Mau Pulang: Loker Sulit, Tetangga Julid!

Ratih Yuningsih oleh Ratih Yuningsih
1 Agustus 2025
A A
Banyumas yang Semakin Maju Bikin Warga Cilacap Iri

Banyumas yang Semakin Maju Bikin Warga Cilacap Iri (Pemkab Banyumas via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa orang Ngapak ada di mana-mana dan (hampir) menguasai dunia. Saya yang orang Banyumas langsung sepakat dengan perkataan ini. Karena semenjak kecil, saya selalu mempertanyakan keberadaan orang dewasa yang mendadak pergi dan nggak pulang-pulang dengan alasan merantau.

Orang Banyumas memang suka minggat dari tanah kelahiran untuk mengejar cuan di berbagai daerah yang menawarkan banyak pekerjaan. Sampai-sampai ada suatu daerah yang nggak suka keberadaan warga Ngapak merantau di tempatnya. Alasannya karena masih banyak pribumi yang nganggur, kebanyakan perusahaan diisi oleh para perantau.

Saat saya berselancar di sosial media dan menemukan postingan lowongan pekerjaan, saya harap-harap cemas saat membuka kolom komentar. Ketikannya itu, lho, menyakiti hati saya. Katanya, kami warga Jawa disuruh balik ke daerah asal aja, kerja di sana. Ada juga yang menjelek-jelekan kinerja penduduk suatu daerah di tempat kerja.

Setelah membaca komentar yang lumayan membakar ubun-ubun, terbitlah sekilas pertanyaan di benakku. “Emang kenapa kalau orang Ngapak sukses di perantauan? Kita juga berusaha keras, Bos, nggak mengandalkan embel-embel putra daerah.” Emang masalahnya apa sih, semua orang diberi kebebasan untuk mengenyam karier sesuai kualifikasi yang dimiliki.

Lagian, balik ke Banyumas juga bukan opsi yang bisa kami, orang Banyumas, bisa ambil. Sebab, rumput tetangga beneran lebih hijau ketimbang daerah asal kami.

Loker di Banyumas sulit

Mau sejulid apa pun putra daerah pada warga Banyumas yang sedang merantau, mereka bakal tutup kuping. Nggak bakal minggat kalau nggak bikin masalah yang malu-maluin. Penting bisa tetep cari cuan biar bisa dipanggil juragan.

Alasan utama karena susahnya lowongan kerja di Banyumas. Di sana nggak ada pabrik bonafide yang memberikan gaji dua digit. Wong yang cuma ngasih gaji UMR aja jarang, apalagi berharap dua digit. Kalau kerja di toko-toko, paling mendapatkan gaji di bawah satu juta. Nggak worth it banget untuk orang yang bercita-cita memperbaiki ekonomi sampai meraih financial freedom.

Pulang ke Banyumas berarti harus merelakan pekerjaan di tempat rantau. Sebab, beberapa tempat kerja sulit sekali memberikan hari libur dan jatah cuti. Jadi, ada beberapa orang yang kabur dari pekerjaan dan nggak mau balik lagi demi bisa pulang kampung. Ada juga beberapa profesi yang nggak bisa kekurangan anggota tim. Pergi dari tim, berarti harus siap digantikan.

Baca Juga:

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

Ya, terus gimana mau balik kalau caranya kek gini?

Dinyinyirin tetangga

Kadang, yang bikin orang Banyumas tidak balik lagi setelah merantau, ya karena orang-orangnya sendiri. Setidaknya, itu yang saya lihat.

Kalau selama merantau belum bisa tampil keren, pasti pas pulang kampung bakal dinyinyirin tetangga. Mereka menilai penampilan yang masih kayak dulu. Belum kebeli apa-apa, dikira nggak bisa nabung. Belum lagi kalau nggak menyempatkan mampir ke rumah tetangga, bakal dicap sombong.

Para tetangga memang ngomongnya di belakang, tapi lama-kelamaan bakal sampai ke telinga sendiri. Hal ini memvalidasi pikiran buruk selama di perantauan yang selalu muncul saat menjelang malam. Tentang kegagalan yang semakin tercium baunya. Kalau gini, ya ngapain balik?

Balik kampung memerlukan banyak uang

Tujuan orang Banyumas merantau adalah untuk uang. Mereka bakal pelit mengeluarkan uang untuk membeli tiket menuju kampung halaman. Mending ditabung aja duitnya, capek-capek kerja masa uangnya ludes gitu aja.

Kebanyakan orang rantau bukan keberatan untuk membeli tiket. Karena tiketnya murah, kok, yang mahal itu oleh-oleh buat tetangga biar nggak dinyinyirin. Beliin keinginan orang tua yang mendadak banyak maunya. Juga memberikan uang saku ke keponakan padahal dia nggak pergi ke mana-mana.

Belum lagi kalau orang yang kerja berada di luar pulau atau luar negeri, pasti perlu banyak dana untuk masa-masa nganggur saat balik kampung. Selain itu juga harus menyiapkan uang untuk membeli tiket balik dan buat makan sampai gajian bulan depan di tanah rantau. Nominal ini tentunya cukup besar, terlebih saat di rumah tidak ada pemasukan sama sekali.

Lebih nyaman tinggal di perantauan ketimbang di Banyumas

Seperti sebuah takdir, kalau orang Banyumas saat dewasa bakal pergi merantau. Menyaksikan orang merantau jarang pulang sejak kecil membangun pikiran kami untuk melakukan hal yang sama. Cukup pulang saat ada hari-hari besar saja seperti lebaran, tahun baru, saudara nikah, atau ada hajatan di rumah.

Di balik semua alasan-alasan tersebut, orang Banyumas enggan pulang kampung karena sudah merasa nyaman di perantauan. Ada beberapa orang yang sudah menemukan pekerjaan tetap dengan gaji tinggi. Ada yang sudah sukses dengan usahanya. Sampai-sampai ada yang punya perkebunan sawit berhektar-hektar.

Tinggal di perantauan juga membahagiakan karena bisa ke mall tanpa harus menempuh jarak yang lumayan. Mudah mengakses fasilitas kesehatan dan bebas bepergian karena banyak angkutan. Tentunya juga tidak kesusahan mendapatkan barang yang dibutuhkan dalam sehari-hari.

Memang tidak mudah saat memutuskan untuk merantau, tapi meninggalkan kota rantauan yang telah membentuk diri jauh lebih sulit. Jadi, nggak usah heran kalau ada orang Banyumas yang jarang pulang kampung atau bahkan memilih untuk menetap di tanah rantau. Ini semua karena kami sedang memperbaiki kehidupan agar lebih layak dan keluar dari daerah yang masuk daftar kabupaten termiskin di Jawa Tengah.

Penulis: Ratih Yuningsih
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Banyumas Tak Seindah Cocote Komika yang Singgah di Purwokerto

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 1 Agustus 2025 oleh

Tags: banyumasjawa tengahkabupaten termiskin di jawa tengahperantaupurwokerto
Ratih Yuningsih

Ratih Yuningsih

Pemilik akun Instagram @ry.lainnya

ArtikelTerkait

Stasiun Semarang Poncol: Saksi Bisu Sejarah hingga Urban Legend di Sudut Kota Semarang

Stasiun Semarang Poncol: Saksi Bisu Sejarah hingga Urban Legend di Sudut Kota Semarang

17 Mei 2023
Pedoman Etika bagi Perantau Pemula di Tanah Sunda Terminal Mojok

Pedoman Bersikap Ramah sebagai Perantau Pemula di Tanah Sunda

20 Desember 2022
Jalan Sarjono Ambarawa, Jalan Terindah Se-Jawa Tengah yang Bisa Jadi Tempat Healing Gratis Mojok.co

Jalan Sarjono Ambarawa, Jalan Terindah Se-Jawa Tengah yang Bisa Jadi Tempat Healing Gratis

3 Februari 2024
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Rekomendasi 5 Ruang Publik di Solo yang Cocok buat Nongkrong dan Pacaran. Dijamin Lebih Irit Ngumpul di Sini

Rekomendasi 5 Ruang Publik di Solo yang Cocok buat Nongkrong dan Pacaran. Dijamin Lebih Irit Ngumpul di Sini

29 Agustus 2023
Kabupaten Bogor yang Membuat Salah Paham Orang Kudus (Unsplash)

Fakta Kabupaten Bogor: Jauh dari Pusat Kota dan Membuat Beberapa Orang Kudus Kenalan Saya Jadi Salah Paham

21 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.