“Eh lihat deh si A ya ampun makeupnya tebel banget”.
“Bukannya gue mau ngomongin yah, tapi zaman SMA dulu si A tuh buluk banget, sumpah deh”.
“Kalau kalian lihat tanpa makeup, ampyuuuun deh itu jerawat di mana-mana”.
Ya gitu deh kalau jadi cewek. Apa aja dighibahin. Buluk dighibahin, cantik karena makeup juga dighibahin. Serba salah, Beb.
Tapi ya gimana, makeup emang jadi hal yang sangat melekat pada diri cewek. Apalagi sekarang banyak beauty vlogger (yang emang dasarnya cantiqqq) yang bikin cewek maskin pengin beli semua produk makeup yang direkomendasikan, juga ngikutin tips dan trik dari mereka biar bisa ikutan cantik paripurna juga.
Sayangnya banyak orang (termasuk sesama cewek) suka baget komentar soal makeup yang dipakai cewek. Dari mulai dibilang nggak cocok sampe kemenoran. Padahal kan makeup itu terserah style dan preferensi masing-masing. Diri kita sendiri yang menentukan apakah itu pantas atau nggak untuk kita, kan emang dandan untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain. Kecualiiiii, orang-orang yang komentar itu yang “ngemodalin” beli skincare dan peralatan makeup lainnya.
“Tapi kan saya komen biar dia lebih baik dandannya!!1!!”
Hmm masa sih? Gimana kalo sebenernya kamu cuma maksain standar dan preferensi kamu aja ke orang lain? Apa yang menurut kamu bagus tuh nggak langsung otomatis bagus buat semua orang tahu. Jadi ya mending nggak usah ngekritik sampai sebegitunya 🙂
Saya ngerti kalau orang-orang yang suka komentar soal makeup yang dipakai orang lain itu mungkin emang betulan peduli. Tapi ya menyampaikannya jangan ngejatuhin dong.
Bilang nggak cocok atau terlalu berlebihan padahal ya bisa jadi orang yang dibilang kayak gitu tuh emang sengaja pakai dempul makeup yang lebih tebal untuk nutupin jerawat atau komedonya; atau sengaja pakai bulu mata palsu buat nutupin bulu matanya yang emang gundul. Sesuatu yang mana nggak relate sama orang yang ngomentarin—yang biasanya wajahnya mulus dan nggak diapa-apain udah cantik.
Buat cewek-cewek yang ngerasa jadi lebih cantik dengan makeup, kalian jangan minder ya! Kenyataannya, semua orang juga berlindung di balik “dempul” mereka masing-masing. Nggak selalu makeup, ada juga jenis pencitraan lain yang ditunjukan ketika berhadapan dengan pertanyaan, “apa kekurangan Anda?”.
Secara natural, semua orang tuh aslinya pengin terlihat sempurna, nggak pengin nunjukin insecuritynya ke orang lain. Jangankan cuma berusaha cari foundation yang bisa nutup pori-pori kecil, yang beretorika sana-sini biar kayak “orang bener” aja banyak.
Makanya kalian-kalian yang suka komen soal makeup cewek mending nggak usah komen lagi deh.
Dalam hal ini saya pikir kita harus belajar dari Spongebob. Bagaimana dia selalu berusaha menerima kekurangan sahabatnya Patrick. Ia tak pernah nyinyir atau ghibahi Patrick karena ketidaktahuannya. Justru ia selalu merangkul Patrick dan menjungjung kebaikan dan menumbuhkan hal-hal positif dalam persahabatannya.
Inget nggak kejadian saat otak Patrick tertukar kemudian ia menjadi pintar, apa yang dilakukan Spongebob? Ia mencari otak Patrick sampai ketemu. Kemudian Patrick berkata “Apa kau yakin ingin menukar semua kepintaranmu untuk menjadi temanku lagi?” Kemudian Spongebob menjawab “Pengetahuan tidak akan pernah menggantikan persahabatan”
Namanya orang pasti punya kelebihan dan kekurangan. Dan menyoal orang yang pengin nutupin kekurangannya, itu hak dia, kita nggak berhak ngejudge keputusan dia apalagi mengolok-ngolok apa yang dia lakukan.
Jika kamu punya alasan untuk menutupi sesuatu artinya oranglain juga punya alasan. Jika kamu nggak suka dikomentarin artinya kamu juga stop ngomentarin orang lain.
Setiap orang berhak memilih menggunakan kacamata atau softlens, semua cewek boleh menentukan mau bermakeup tipis atau tebal sesuka hatinya. Berdandan ala korean look atau american look. Semuanya sah sah saja.
Semua orang punya kekurangan dan punya cara sendiri untuk menutupi kekurangannya. Kalau Tuhan saja mau menutupi kekurangan hambanya, lalu Anda siapa yang berani mentertawakan bahkan nyinyir terhadap kekurangan oranglain.
BACA JUGA Rekomendasi Makeup dan Skincare Buat Aksi atau tulisan Salma Afwanisa lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.