Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Ujian SIM Perlu Direvisi, Harusnya Lebih Fokus pada Etika dan Pengambilan Keputusan di Jalan

M. Afiqul Adib oleh M. Afiqul Adib
27 Februari 2025
A A
Ujian SIM Perlu Direvisi, Harusnya Lebih Fokus pada Etika dan Pengambilan Keputusan di Jalan

Ujian SIM Perlu Direvisi, Harusnya Lebih Fokus pada Etika dan Pengambilan Keputusan di Jalan

Share on FacebookShare on Twitter

Serius, tiap kali di jalan, saya sering banget mbatin: kok bisa sih orang-orang ini punya SIM? Ada yang jalannya pelan tapi di tengah, ada yang tiba-tiba belok tanpa kasih sein, ada juga yang merokok sambil berkendara, seolah jalanan ini milik pribadi. Dan itu baru segelintir dari banyaknya kelakuan pengendara yang bikin geleng-geleng kepala.

Yang lebih ngeselin lagi, banyak pengendara yang kayaknya nggak paham konsep “keselamatan bersama”. Mereka asal nyelonong di perempatan, nggak peduli ada kendaraan lain yang udah benar di jalurnya. Ada juga yang lampu merah dianggap sekadar dekorasi, berhenti kalau mau, nerobos kalau lagi buru-buru. Belum lagi ada saja gerombolan yang suka ugal-ugalan di jalan raya, bikin orang lain deg-degan tiap lihat mereka melintas.

Kadang saya berpikir, sebenarnya mereka ini nggak tahu aturan atau memang sengaja abai? Kalau mereka nggak tahu, kok bisa dapat SIM? Kalau mereka tahu tapi tetap seenaknya, berarti ada yang salah dalam sistem pembelajaran berkendara kita. Jangan-jangan, ujian SIM selama ini lebih mirip formalitas daripada benar-benar menguji kelayakan seseorang untuk ada di jalan.

Kalau di sekolah ada murid nakal, biasanya guru atau orang tua yang disalahin. Nah, kalau ada pengendara ngawur tapi punya SIM, siapa yang bertanggung jawab? Kok bisa lulus? Apa ujian SIM kita selama ini terlalu gampang atau ada yang salah dengan sistemnya?

Ujian SIM selama ini cuma fokus ke teknik, padahal itu nggak cukup

Salah satu alasan kenapa banyak pengendara ngawur adalah karena ujian SIM kita selama ini cuma ngecek kemampuan teknis. Bisa bawa motor? Lolos. Bisa belok zig-zag? Lolos. Bisa injak rem pas di titik yang ditentukan? Lolos. Tapi apakah ada tes yang benar-benar menguji bagaimana seseorang mengambil keputusan di jalan? Kayaknya nggak ada.

Satu hal yang perlu disepakati: nyetir itu bukan cuma soal bisa pegang setir dan atur gas-rem saja. Di jalan raya, ada banyak situasi yang bikin kita harus mikir cepat, ambil keputusan yang tepat, dan—ini yang paling penting—paham etika berkendara. Nggak semua aturan lalu lintas tertulis di buku, tapi harus dipahami sebagai etika dasar.

Misalnya, kalau ada mobil yang lagi mau masuk ke jalur utama, ya kasih jalan kalau memungkinkan, bukan malah ngebut buat nutupin. Atau kalau macet, jangan nyerobot trotoar yang jelas-jelas buat pejalan kaki.

Harusnya ada tes etika berkendara

Saya sih nggak minta ujian SIM dibuat super susah kayak ujian CPNS, tapi setidaknya ada tes tambahan yang menilai cara berpikir pengendara di jalan. Bisa dalam bentuk soal pilihan ganda atau simulasi situasi di jalan raya. Misalnya:

Baca Juga:

Pertigaan Lampu Merah Kletek Sidoarjo, Pertigaan Angker bagi Pengendara yang Tak Taat Peraturan Lalu Lintas

Wajar Ada Orang yang Mau Keluar Duit Ratusan Juta demi Masuk Polisi, karena Polisi Amat Dihormati di Lingkungan, Tak Peduli Pangkatnya Apa

Pertanyaan: Kalau di depan ada orang mau nyebrang di zebra cross, apa yang harus dilakukan?
a) Tetap tancap gas karena buru-buru
b) Pelanin kendaraan dan kasih jalan
c) Klakson kenceng biar dia mundur

Pertanyaan: Kalau tiba-tiba ada motor lain nyalip dari kiri tanpa kasih sein, apa langkah terbaik?
a) Kejar balik dan salip dia juga
b) Tetap tenang, jaga jarak, dan hindari konflik
c) Klakson panjang sambil maki-maki

Kalau jawabannya kebanyakan “a” atau “c”, ya maaf, kamu belum layak dapat SIM.

Kesimpulan: ujian SIM harus direvisi!

Ujian SIM yang cuma mengandalkan tes teknik berkendara itu udah ketinggalan zaman. Di dunia nyata, yang bikin jalanan nggak aman itu bukan orang yang nggak bisa zig-zag, tapi yang nggak tahu bagaimana harus bersikap di jalan.

Jadi, kalau pengen jalanan lebih tertib dan nggak bikin emosi tiap hari, udah saatnya kita nambahin ujian SIM dengan tes etika dan pengambilan keputusan. Karena nyetir itu bukan cuma soal bisa jalan, tapi juga soal tahu kapan harus ngalah, kapan harus sabar, dan kapan harus mikir sebelum bertindak.

Akhir kata, ketimbang ngurusin band Sukatani (dan liriknya soal bikin SIM harus bayar polisi), mending Polri fokus saja untuk revisi ujian SIM yang masih amburadul ini. Salam presisi.

Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Susahnya Ujian Sim C: Ini Tipsnya Biar Lulus Menurut Polisi, Ahli, dan Orang yang Gagal Berkali-kali

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 Februari 2025 oleh

Tags: etika di jalankemampuan berkendarapolisiujian SIM
M. Afiqul Adib

M. Afiqul Adib

Penulis yang tinggal di Lamongan.

ArtikelTerkait

Surat Terbuka dari Tukang Bakso Keliling untuk para Intel di Indonesia

Surat Terbuka dari Tukang Bakso Keliling untuk Intel di Indonesia

12 Oktober 2021
Mental Playing Victim Korban Calo Masuk Menjadi Abdi Negara: Pelaku Kejahatan kok Ngaku Korban, Sehat?

Mental Playing Victim Korban Calo Masuk Menjadi Abdi Negara: Pelaku Kejahatan kok Ngaku Korban, Sehat?

26 Mei 2023
Mempertanyakan Polisi di Film India yang Hobi Telat Saat Tangkap Penjahat

Mempertanyakan Polisi di Film India yang Hobi Telat Saat Tangkap Penjahat

19 Maret 2020
Aparat Penegak Hukum Harusnya Cinta Damai, Bukan Memukul Rakyat yang Sedang Aksi!

Aparat Penegak Hukum Harusnya Cinta Damai, Bukan Memukul Rakyat yang Sedang Aksi!

27 Agustus 2024
Diusir dari Kantor Polisi karena Pakai Sandal Jepit. Emang Ada Aturannya? terminal mojok.co

Diusir dari Kantor Polisi karena Pakai Sandal Jepit. Emang Ada Aturannya?

5 Oktober 2020
Betapa Menyebalkannya Orang yang Merokok di dalam Mobil  merokok sambil berkendara

Memberantas Pengendara yang Merokok sambil Berkendara Itu Mudah, Tinggal Polisi Mau atau Tidak

3 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.