Meski super sibuk, sebuah tempat pasti masih punya titik damai! Percaya nggak percaya, 2 hal yang kelihatannya berlawanan, ramai sekaligus damai, bisa kamu temukan bersamaan di Terminal Purabaya, atau yang lebih akrab dikenal sebagai Terminal Bungurasih Surabaya.
Terminal Bungurasih Surabaya adalah terminal tipe A. Terminal ini menjadi yang paling sibuk di Indonesia. Konon, bahkan di Asia Tenggara.Â
Nama Bungurasih sendiri diambil dari letaknya di Desa Bungurasih, perbatasan Sidoarjo dan Surabaya. Bukan cuma jadi kebanggaan warga Jawa Timur, Terminal Bungurasih Surabaya selalu bikin perdebatan seru. Jadi, sebenarnya, Bungurasih ini milik Surabaya atau Sidoarjo?
Awal perkenalan saya dengan Terminal Bungurasih Surabaya
Setahun lalu, saya memulai hidup jadi mahasiswa baru di Surabaya. Sama seperti kebanyakan kawan yang rumahnya di sekitaran Surabaya, mereka memilih pulang ke rumah kalau lagi senggang.Â
Jadi ya, saya juga begitu. Setiap akhir pekan, pasti bolak-balik dari Mojokerto ke Surabaya. Awal-awal memang sempat naik kereta. Tapi lama-lama, saya mikir, kok tiap minggu pengeluaran agak ugal-ugalan. Paling terasa untuk membeli tiket Dhoho Penataran, belum lagi ditambah tarif ojol dari Wonokromo ke kos yang bikin dompet mahasiswa nangis.
Akhirnya, saya mulai survei. Ternyata, dari kos ke Terminal Bungurasih Surabaya cuma perlu naik bus dalam kota yang cuma bayar Rp2 ribu!Â
Saya cobalah naik bus itu, baru nanti kalau sampai Bungur pindah ke bus antarkota arah Mojokerto. Ketika tahu itu, saya coba hitung-hitung selisihnya. Ternyata saya bisa hemat sampai Rp24 ribu sekali jalan.
Sejak saat itu, saya selalu naik bus dari Terminal Bungurasih Surabaya. Kebiasaan ini malah melahirkan sesuatu di dalam diri saya. Jadi, saya merasa lebih bisa menikmati keramaian, alih-alih menggerutu atau kesal.Â
Saya menikmati duduk sebentar di Terminal Bungurasih Surabaya. Melihat orang lalu-lalang. Lalu muncul berbagai imajinasi. Sebanyak ini manusia, dengan latar belakang berbeda.
Baca halaman selanjutnya: Terminal yang ramai, tapi menenangkan.




















