Obrolan random yang selalu menarik di Terminal Bungurasih Surabaya
Terminal Bungurasih Surabaya dan bus-bus di sana sering mempertemukan saya dengan berbagai cerita random. Misal waktu itu, saya lagi perjalanan ke Mojokerto. Saya duduk agak belakang.
Tidak lama, ada 2 tentara yang saya kira sedang perjalanan pulang. Salah satunya duduk di sebelah saya. Dia sama seperti saya, berasal dari Mojokerto. Intinya, beliau mau nongkrong santai dulu sepulang kerja. Eh, tapi ternyata ada kabar kalau istrinya melahirkan malam itu.
Cerita lain, seorang bapak berusia 50 tahun penasaran ingin mencoba bus listrik Trans Semanggi. Saat itu, beliau baru pulang kerja jadi memang sudah kelelahan. Eh, di dalam bus, beliau malah tertidur, dibawa bus keliling kota, dan akhirnya kembali ke Terminal Bungurasih Surabaya.
Ada juga seorang bapak, yang merantau dari Sukoharjo untuk jualan bakso di Surabaya. Sudah 14 tahun beliau merantau di Surabaya. Salah satu kekesalan beliau adalah dompet yang tertinggal di bus ketika naik dari Terminal Bungurasih Surabaya. Namun, dia bahagia sekali ketika cerita anaknya lulus kuliah dengan predikat cum laude. Saya ikut senang.
Tempat yang menyenangkan untuk merenung
Healing nggak harus ke tempat wisata di puncak bukit atau menyendiri di hutan. Terminal Bungurasih Surabaya yang ramai juga bisa. Tapi, tentu saja, dengan cara-cara tertentu.
Bagi saya, mendengar cerita unik dan tidak biasa dari orang itu bisa jadi healing. Bagus untuk menaikkan mood yang sedang ambyar. Selain itu, orang yang bercerita juga merasa di-manusia-kan karena cerita mereka didengar. Bagi kita, cerita mereka mungkin sepele. Namun, bagi mereka, cerita itu punya makna dan kesan mendalam.
Saya menyebut kehidupan di terminal itu saya kayak “gerbang kehidupan”. Artinya, terminal kadang jadi tempat pertemuan, pengharapan, hingga perpisahan.
Bagi sebagian orang lainnya, terminal juga bisa jadi rumah yang tidak pernah mereka pilih. Dan pasti ada ketidaknyamanannya di situ, tapi tetap saja, mereka menyebut Terminal Bungurasih Surabaya sebagai “rumah”.
Penulis: Ahmad Dzaki Akmal Yuda
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Pengalaman Saya Dipalak dan Ditipu Calo di Terminal Bungurasih Surabaya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















