Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Petaka dari Pertanyaan “Kapan Nyusul Nikah?” Pas di Kondangan

Juli Prasetya oleh Juli Prasetya
15 Maret 2020
A A
kapan nyusul nikah kondangan

Petaka dari Pertanyaan "Kapan Nyusul Nikah?" Pas di Kondangan

Share on FacebookShare on Twitter

Kata orang yang sudah menikah Agus Mulyadi misalnya perkara pernikahan itu perkara yang gampang-gampang susah. Perkara yang kalau dipikir membuat kepala pening, tapi kalau ngga dipikirin pasti kelupaan.

Gimana nggak buat kepala pusing, sesudah mencari calon yang susahnya minta ampun itu, terus nanti dilanjut dengan ribetnya lamaran, terus deal-dealan sama keluarga tentang hari pernikahan, terus menyiapkan dokumen syarat pernikahan, lalu menyebar undangan, pesan prasmanan, mendirikan tarub, nyewa orgen tunggal atau hiburan lainnya. Itu belum termasuk keperluan yang lain.

Oleh karenanya jika ada teman menikah, dan saya diundang, sempat ngga sempat harus disempat-sempatkan. Apalagi kalau yang ngundang itu teman akrab, ya harus diprioritaskan datang ke pernikahannya.

Saya ikut bahagia kalau kondangan melihat orang menikah. Meskipun bukan saya yang menikah, saya ikut bahagia saja meskipun bukan saya yang membaca ijab qobulnya, saya ikut bahagia saja meskipun bukan saya yang mendirikan tarub. Entah kenapa saya ikut berbahagia saja. Apalagi kalau ada teman yang mau nikah, kita sebagai teman yang baik ya sudah seharusnya ikut bahagia kan?

Di desa saya biasanya sehari atau dua hari sebelum ijab seorang kawan minta ditemanin, nginep di rumahnya dan begadang di sana. Ya untuk menemani malam terakhir sebagai bujang. Sebelum dirinya berumah tangga lah.

Soalnya kita juga sudah mafhum, kalau orang sudah menikah kan sudah punya tanggung jawab, sudah punya kekasih hati yang akan menjadi teman hidup sampai mati. Jadi nanti ya jika kumpul-kumpul sama teman sudah jarang, susah, bahkan sudah tidak bisa seperti dulu lagi. Ya karena sudah punya keluarga dan tanggung jawab sendiri-sendiri.

Nah keesokan harinya sudah siap semua, calon pengantin siap, wali nikah siap, saksi siap, mahar siap, penghulu siap, sudah pada siap. Sudah cocok, tinggal ijab qobul. Sebelum ijab qobul biasanya ada pengajian dulu dari Kiai/Penghulu. Setelah itu baru ijab qobul.

Sesudah sah, acara yang dinanti-nanti pun tiba, yaitu ramah tamah, atau bahasa kerennya makan-makan. Menurut saya pribadi, yang paling penting dalam acara kondangan adalah makan-makan ini, yang lain hanya sebagai pelengkap saja, buat genep-genep.

Baca Juga:

Sisi Gelap Pernikahan di Desa, Sudah Gadaikan Sawah Demi Biaya Hajatan, Masih Aja Jadi Omongan Tetangga

Sumbangan Pesta Hajatan di Gunungkidul, Tradisi Baik yang Berubah Jadi Ajang Adu Gengsi

Berbicara tentang perkara pernikahan ini, Saya punya prinsip “barang siapa yang mendatangi suatu pernikahan, niscaya pernikahan akan mendatangimu” didenger adem banget kan?

Hanya satu yang jadi grundelan di dalam hati saya, jika pas lagi santai-santainya di acara kondangan, terus tiba-tiba ada yang bertanya “kamu kapan nyusul mas?” Nah ini yang jadi biang kerok, bikin gondok, marah, dan jadi badmood. Kalau ngomong sama saya si mungkin ya tidak apa-apa, karena saya kan orangnya santai, top global, easy boy.

Lah kalau yang ditanyain orang lagi ada masalah asmara? Lagi ada masalah di rumah? Lagi tertekan dibully sama keluarga karena belum nikah-nikah padahal umurnya sudah tua? Kan bisa jadi beda ceritanya.

Bisa saja dari kejadian sepele seperti itu, tanya kapan nikah bisa menjadi masalah yang besar. Sudah banyak berita-berita yang mengkhawatirkan dan mengerikan karena masalah pertanyaan kapan nikah. Malahan ada yang saling bunuh karena masalah yang orang banyak menganggap hal ini hal sepele. Yakni pertanyaan “kamu kapan nyusul nikah?”

Yang tanya nyindir atau menyinggung kapan nikahnya. Itu harusnya lebih berhati-hati lagi dalam berbicara. Mulutnya itu perlu ditata kembali. Karena pertanyaan “kapan kamu nyusul nikah?” Oleh orang lain bisa saja berbeda penerimanya. Karena setiap orang berbeda, oleh karenanya jangan disamakan.

Kembali lagi, jika saya yang ditanyai mungkin saya akan menjawab “nunggu satu loli Milkita setara dengan segelas susu” atau “insyaallah besok kalau tidak kesiangan” biasanya kan diem dan ga banyak omong kalau dijawab seperti itu. Terus saya kan orangnya anu santai si ya, jadi ga gampang emosian.

Tapi kalau posisi orang lain kan tidak mesti sama dengan saya. Makanya kalau mau nyindir tentang pernikahan, harus melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu. Lihat dulu dengan siapa Anda berbicara.

Hilih, jangan ngobrol dulu mylov. Ini saya lagi bilangin serius loh beneran. Nggak main-main loh, orang yang lagi adem ayem, madhep mantep sedang menikmati prasmanan saat kondangan, lalu tiba-tiba ditanya “kamu kapan nyusul nikah?” Orang yang sedang makan ini langsung menyelesaikan makannya lalu pulang, terus balik lagi udah bawah golok, apa ngga ngeri?

Jadi kalian yang mau menikah atau yang sudah menikah ya syukur Alhamdulillah, sudah ada jalannya, jodohnya sudah ketemu karena sudah waktunya. Semua sudah diatur, sudah ada waktunya masing-masing.

Tapi kalau kamu ketemu sama teman atau orang yang belum menikah, ya pertanyaannya yang agak halus dan hati-hati sekali. Soalnya sebagian orang menganggap pertanyaan itu ya sangat-sangat sensitif. Lebih bagus misalnya kita mendoakan saja “moga-moga kamu cepetan nyusul ya kang” atau “semoga kamu cepat dipertemukan dengan jodohmu ya yu” nah kalau seperti ini kan agak adem didengerin gitu, sejuk di hati. Dalam kata-kata tersebut ada unsur doanya. Jadi sangat berbeda dengan orang yang tanyanya nantang gelud “kamu kapan nyusul woy ?” ini minta dijeblesin endasnya.

Perihal pernikahan menurut saya itu adalah masalah waktu. Jadi ya sudah ada waktunya masing-masing. Tidak semua orang sama waktunya, tidak sama kesiapannya, entah itu secara mental maupun finansial. Jadi ya jelas harus bersabar tapi juga harus terus berikhtiar. Kata Cak Nun kan jodoh di tangan Tuhan, tapi kalau umur sudah 30 tahun ke atas Tuhan lepas tangan.

Intinya nikah ya tinggal nikah situ, tapi ya jangan kebanyakan bacot nyindir orang atau teman yang belum menikah. Didoakan saja, kalau sudah waktunya pasti ketemu sama jodohnya. Tapi ya ngga tahu kapan, di akhirat mungkin.

BACA JUGA Pernikahan Teman Adalah Kado Perpisahan Bagi Hubungan Persahabatan atau tulisan Juli Prasetya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Maret 2020 oleh

Tags: Kapan NikahKondanganPernikahan
Juli Prasetya

Juli Prasetya

Pemuda desa tampan dan sederhana. Pernah ditolak cewek karena terlalu baik, dan juga pernah ditinggal nikah. Sekarang sedang berproses di Bengkel Idiotlogis asuhan Cepung.

ArtikelTerkait

Palang Pintu: Tradisi Melamar ala Jawara Silat Betawi

Palang Pintu: Tradisi Melamar ala Jawara Silat Betawi

25 Maret 2022
Bridesmaid di Pernikahan Nggak Wajib-wajib Amat, Kenapa Masih Drama Soal Seragam sih Terminal Mojok pager ayu

Bridesmaid di Pernikahan Nggak Wajib-wajib Amat, Kenapa Masih Drama Soal Seragam sih?

4 Januari 2023
4 Tradisi Kondangan di Desa yang Bikin Heran Orang Kota Terminal Mojok ngawi

4 Tradisi Kondangan di Desa yang Bikin Heran Orang Kota

4 Desember 2022
Childfree & Happy oleh Victoria Tunggono: Seni Memahami Alasan Orang Memutuskan Childfree

Childfree & Happy oleh Victoria Tunggono: Seni Memahami Alasan Seseorang Memutuskan Childfree

Mengenal Upacara Nganten Keris, Pernikahan Tanpa Mempelai Pria di Bali terminal mojok

Mengenal Upacara Nganten Keris, Pernikahan Tanpa Mempelai Pria di Bali

4 September 2021
Belum Siap Menikah karena Susah Bangun Pagi

Belum Siap Menikah karena Susah Bangun Pagi

28 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.