Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Jogja Mahal, karena yang Murah Hanya Upah Pekerjanya

Eko Ari Susetianti oleh Eko Ari Susetianti
10 Juli 2024
A A
Jogja Mahal, karena yang Murah Hanya Upah Pekerjanya (Unsplash)

Jogja Mahal, karena yang Murah Hanya Upah Pekerjanya (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Jogja itu mahal bagi warga lokal dan para pekerja. Sementara itu, bagi wisatawan dan investor luar, daerah ini “murah” dan menjanjikan. Izinkan saya memberi gambaran.

Antara tanggal 28 hingga 30 Juni 2024 kemarin, lebih dari 6 hotel bintang 4 yang penuh terpesan. Saya agak kelimpungan melayani pemesanan hotel. Berkat bantuan teman dari sebuah travel, saya bisa mendapatkan 2 kamar hotel bintang 4 di Jalan Palagan Tentara Pelajar sesuai pesanan. Rasanya lega karena 1 kerjaan beres.

Baru juga bisa bernapas, seorang teman minta tolong untuk dipesankan hotel dari tanggal 27 Juni hingga 1 Juli 2024. Dia mau liburan ke Jogja bersama keluarganya. Teman saya ini berasal dari luar Pulau Jawa. Jadi, dia tidak punya gambaran mau menginap di mana. Katanya, kalau bisa di dekat Malioboro.

Saya coba mengontak banyak hotel di dekat Malioboro. Setelah beberapa waktu, saya mendapat kabar kalau hampir semua hotel bintang 3 sudah full booked. Ada beberapa hotel yang tersedia, tapi tanggalnya nggak bisa nyambung dari 27 Juni ke 1 Juli.

Saya bahkan sampai minta tolong ke beberapa teman marketing hotel. Namun, akhirnya gagal juga.

Singkat cerita, karena kesibukan pekerjaan, saya tidak bisa fokus memesankan hotel untuk teman. Keesokan paginya, saya baru bisa mengontak teman saya. Dia bilang sudah dapat hotel. Tapi, karena banyak hotel di Jogja sudah penuh, dia harus pindah-pindah hotel supaya tetap dekat Malioboro.

Jogja di musim liburan

Itulah salah satu gambaran betapa ramainya Jogja di kala musim liburan. Semua hotel bintang 3 dan 4 pasti cepat terisi. Tahukah kamu, rate hotel bisa naik 100% untuk high season, terutama weekend. 

Pastinya bukan hanya hotel yang panen raya. Pendapatan tempat-tempat wisata dan kulineran juga pasti akan meningkat drastis. Jangankan tempat kuliner yang mudah terjangkau. Kuliner di pelosok Jogja, yang jaraknya puluhan kilometer dari pusat kota tepa ramai pengunjung. Pertanyaannya, dengan kondisi yang demikian makmurnya, siapa yang sebenarnya menikmati kemakmuran Jogja?

Baca Juga:

Dulu Malu Bilang Orang Kebumen, Sekarang Malah Bangga: Transformasi Kota yang Bikin Kaget

Pengalaman Mengunjungi Tamansari Jogja, Istana Air di Mana Sejarah Kerajaan Berpadu dengan Kehidupan Sosial Masyarakat

Fenomena kemakmuran

Fenomena kemakmuran yang tampak dari hotel-hotel berbintang, resto-resto mahal dan tempat wisata yang menjamur berbanding terbalik dengan pendapatan pekerja-pekerja di Jogja. Upah pekerjanya terlalu kecil jika dibandingkan dengan biaya hidup. Apalagi untuk bisa memperoleh hunian atau rumah di Jogja. 

Tapi, ironisnya, perumahan-perumahan tetap menjamur, meski harganya selangit. Lantas, siapa pembelinya? 

Tidak mungkin karyawan biasa dengan gaji UMR bisa membeli unit perumahan. Gimana mau bisa beli kalau UMK tahun ini cuma Rp2.492.007. Untuk kabupaten seperti Bantul, Kulon Progo, Sleman, dan Gunungkidul sudah tentu di bawah UMK Kota. Sangat miris, ya.

Sudah begitu, biaya pendidikan di Jogja juga tidak murah, terutama swasta. Sekolah negeri? Dulu sih murah karena ada subsidi pemerintah, tapi sekarang ikutan mahal juga.

Rasa sedih yang saya rasakan ketika melihat kondisi pekerja Jogja

Saya cukup beruntung sudah punya hunian di Jogja. Yah, meski harus KPR sekian tahun. Kini, rasanya sedih melihat harga-harga perumahan, kemudian melihat daftar gaji karyawan level staf apalagi operator. Mereka yang mendapat gaji 2 kali UMR adalah yang rentang masa kerja sudah 2 digit. Sudah begitu, gajinya masih 1 digit.

Kebanyakan mereka adalah karyawan swasta dengan jam kerja sudah pasti full time 8 jam x 5 hari. Mereka bukan pekerja yang datang hanya absen fingerprint, terus bisa nongkrong atau keluar lagi buat belanja-belanja. Menjelang sore hari, mereka balik kantor untuk fingerprint lagi, lalu pulang. 

Dengan baju seragamnya yang khas, seolah-olah dia naik 10 derajat harkat dan martabatnya dari rakyat jelata. Padahal gajinya diambil dari iuran pajak rakyat jelata.

Makanya, nggak usah bicara tentang beli rumah. Terlalu berat, apalagi untuk karyawan baru di jogja dengan gaji UMR. Bicara biaya hidup dan kos saja untuk lajang itu sangat “mepet” untuk bisa cukup. 

Misalnya karyawan baru dengan gaji Rp2.495.000 + Rp676.000 (uang makan dan transport) = Rp3.171.000 (take home pay). Untuk bayar kos, listrik, paket internet, bensin, makan sehari-hari, belanja bulanan sabun, detergen, dan lain-lain, bisa cukup tidak kurang sudah alhamdulillah. Kenapa ya upah Jogja begitu murah?

Pembeli rumah adalah orang luar

Harga perumahan baru yang jaraknya hanya sekitar 200 meter dari rumah saya dibuka di harga Rp700 juta. Rumahnya lantai 2 dengan luas 80 meter persegi. Perumahan belakang rumah saya, untuk tipe 36, luas tanah 64 meter persegi, dibanderol Rp400 juta. 

Kalau mau beli rumah di Jogja dengan tipe 36, harga Rp300 jutaan, kudu melipir ke pinggiran Bantul atau Kulon Progo. Itu kalau ada. Jika mau pakai dana KTA (Kredit Tanpa Agunan) salah satu bank swasta dengan tenor 15 tahun, UMR Jogja nggak cukup buat cicilannya. Kemarin saya baru dapat tawaran KTA cicilan untuk pinjaman sejumlah tersebut dengan tenor tersebut itu jatuh di angka Rp3.132.674. Nombok dong sekitar Rp600 ribu.

Pada akhirnya, pembeli perumahan-perumahan di Jogja adalah orang atau pekerja luar yang keluarganya tinggal di sini. Itulah kenyataannya.

Misalnya karyawan di tempat saya bekerja, rata-rata yang sudah punya rumah ya. penduduk asli punya tanah warisan. Kemudian mereka membangun rumah di tanah tersebut. 

Untuk keluarga muda perantau, bisa membeli rumah di kota terdekat dari Jogja, yaitu Klaten. Yah, kecuali level supervisor ke atas atau yang join income sama istrinya, ada yang akhirnya bisa KPR perumahan di Jogja meski tidak di kotanya.

Buat saya, biaya hidup dan harga rumah di Jogja itu kelewat mahal. Oleh sebab itu saya berdoa, semoga di tahun-tahun depan UMR Jogja bisa mendekati UMR kota-kota besar lainnya, terutama kota tetangga, yaitu Semarang.

Penulis: Eko Ari Susetianti

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Hebat! Jogja 3 Kali Jadi Provinsi Termiskin di Jawa! Wujud Konsistensi dari Daerah Paling Istimewa di Dunia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Juli 2024 oleh

Tags: harga rumah jogjahotel di JogjaJogjajogja mahalMalioboroumk jogjaumr jogja
Eko Ari Susetianti

Eko Ari Susetianti

Karyawan swasta.

ArtikelTerkait

Karen Chicken by Olive Chicken Dari Jogja untuk Surabaya (Mojok.co:Agung Purwandono)

Karen Chicken by Olive Chicken Disambut Hangat Warga Surabaya, Masterpiece Ayam Goreng Asal Jogja yang Jadi Primadona

29 Mei 2024
Pengalaman Mengajarkan Saya untuk Tidak Berharap Banyak Pada Ban Tubeless mojok.co/terminal

Jangan Coba-coba Nanya Alamat ke Orang Jogja Sebelum Buka Helm, Risikonya Fatal 

11 Juli 2020
Lamongan (Unsplash.com)

Lamongan Tak Butuh Diromantisasi, Apalagi Dibandingin Sama Jogja

23 Juni 2022
9 Masjid di Jogja yang Sediakan Menu Takjil Gratis Terminal Mojok.co

9 Masjid di Jogja yang Sediakan Menu Takjil Gratis

5 April 2022
Pleret Bantul, Daerah yang Paling Masuk Akal untuk Ditinggali di Jogja. Tanahnya Nggak Mahal Banget, Dekat Kota Jogja, Plus Aman dari Klitih!

Pleret Bantul, Daerah yang Paling Masuk Akal untuk Ditinggali di Jogja. Tanahnya Nggak Mahal Banget, Dekat Kota Jogja, Plus Aman dari Klitih!

24 November 2023
5 Hal yang Terjadi Jika Sleman Meninggalkan Jogja (Unsplash)

Membayangkan Betapa Menderitanya Jogja Jika Sleman Menghilang Pergi, Inilah 5 Hal yang akan Terjadi

21 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga Mojok

4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga

11 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran Mojok.co

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

12 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget Ketika Hidup di Solo Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget ketika Hidup di Solo

12 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.