Jasa apa yang aneh dengan job desc aneh dan permintaan klien yang random? Yaktul, jasa perangkai kata.
“Ternyata ada ya pekerjaan seperti itu,” ucap teman saya. Sering sekali saya mendapatkan komentar serupa. Dan kadang saya sendiri juga membatin, “Aku ini beneran kerja tah?”
Akan tetapi mengutip Prof. Rhenald Kasali, “Perubahan zaman ini menyebabkan beberapa profesi akan hilang, tapi beberapa profesi baru akan bermunculan.” Dan salah satu profesi baru tersebut adalah jasa perangkai kata.
Daftar Isi
Jasa perangkai kata mulai dibutuhkan untuk beragam aktivitas orang di media sosial
Perlu diakui kalau kebutuhan konten sudah masuk dalam kebutuhan primer banyak orang. Oleh karena itu jasa membuat caption atau perangkai kata mulai marak dan dibutuhkan banyak orang untuk beragam aktivitas mereka di media sosial.
Fyi, jasa rangkai kata ini berbeda dengan copywriter, lho, ya! Bedanya terletak pada tujuan. Jika copywriter spesifik arahnya pada penulisan iklan dan selling, perangkai kata ini bukan hanya penulisan iklan tapi apa saja yang berhubungan dengan kata-kata.
Iya betul, perangkai kata melayani pembuatan kata-kata dalam konteks apa saja. APA SAJA. Mulai dari caption media sosial, surat cinta untuk orang terkasih, kalimat permintaan maaf dari suami untuk istrinya, surat resign untuk karyawan yang sudah bekerja selama 10 tahun, sampai teks pidato formal.
Semua kami kerjakan dengan sehormat-hormatnya. Meminjam motto Tuan Krabs di serial SpongeBob SqarePants, “Kami tidak pernah meragukan pelanggan meski permintaannya aneh-aneh.”
Mendapat klien dengan permintaan aneh
Berdasarkan pengalaman menawarkan jasa perangkai kata, tak jarang saya menemukan pelanggan dengan permintaan yang cukup random. Misalnya, saya pernah mengerjakan caption Instagram yang alih-alih untuk foto liburan, malah untuk keperluan ibadah umroh dan haji.
Bukan cuma itu, brief yang diberikan oleh klien adalah seputar pengalaman spiritual ketika melaksanakan ibadah suci tersebut. Maksud saya, tiap perjalanan spiritual kan sifatnya pribadi ya, masing-masing orang tentu berbeda. Lha, gimana bisa saya disuruh “mengarang” tentang perjalanan tersebut? Alhasil saya bertanya kepada beberapa teman yang sudah pernah ke tanah suci, kemudian dielaborasikan tipis-tipis.
Pernah juga ada yang memakai jasa perangkai kata untuk keperluan twibbon. Jadi waktu itu ada anak SMA yang sedang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler minta dibuatkan rangkaian kata untuk twibbon. Teman saya sampai berkelakar, “Anak zaman sekarang keperluan gini aja nyari joki. Nggak masuk akal blas!”
Saya ketawa mendengarnya. Dan yang lebih nggak masuk akal lagi, dari klien tersebut, saya mendapat uang tip tambahan yang nominalnya setara dengan biaya jasa. Jan, tip yang nggak masuk akal blasss!
Kemarin ketika musim kampanye, saya beberapa kali diminta membuat caption Instagram seorang caleg. Yah, semacam timses tapi statusnya freelance. Saya membantu menarasikan aktivitas mereka, mulai dari mengadakan jalan sehat, mengisi seminar, memberi bantuan seorang disabilitas, sampai membuatkan visi-misi dari calon DPRD.
Iya, visi-misi. Edyan nggak tuh? Maksud saya, visi-misi ini kan sesuatu yang akan dibawa dan diperjuangkan oleh mereka. Sewajarnya berasal dari hati dan pikiran pribadi, kan? Yakali, malah berasal dari jasa perangkai kata? Yang bener aja!
Sejujurnya saya kaget betapa ugal-ugalan permintaan orang-orang ini. Tapi kembali pada motto Tuan Krabs, saya tetap mengerjakan projek tersebut sesuai kesepakatan.
Siapa saja bisa terjun ke bisnis rangkai kata
Fyi, profesi ini bisa dikerjakan semua orang, kok, nggak harus jadi sarjana Ilmu Komunikasi dulu. Saya misalnya, hanya lulusan Tarbiyah yang baru belajar seputar kepenulisan.
Jadi, bagi para tenaga pengajar yang mungkin membutuhkan penghasilan tambahan, atau ibu rumah tangga yang harus di rumah karena mengurus anak, jasa perangkai kata ini bisa menjadi pilihan yang pas. Sebab, kalian bisa bekerja dari mana saja dan kapan saja, asalkan terhubung dengan internet.
Btw, barangkali ada yang butuh jasa rangkai kata, jangan sungkan hubungi saya, ya! Tipis-tipis promosi nggak apa-apa, kan? Kali aja ada yang nyantol, hehehe.
Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Tak Perlu Menghujat Orang yang Utang untuk Kebutuhan Anak.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.