Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Kekerasan di Pondok Pesantren Ditutupi Lagi, Sudah Saatnya Feodalisme di Pesantren Dibasmi, Sudah Saatnya Santri Kritis!

Fatimatuz Zahra oleh Fatimatuz Zahra
29 Februari 2024
A A
Kekerasan di Pondok Pesantren Ditutupi Lagi, Sudah Saatnya Feodalisme di Pesantren Dibasmi, Sudah Saatnya Santri Kritis! penganiayaan di pondok pesantrenPondok Pesantren Tahfidz Al-Hanifiyah

Kekerasan di Pondok Pesantren Ditutupi Lagi, Sudah Saatnya Feodalisme di Pesantren Dibasmi, Sudah Saatnya Santri Kritis! (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kasus penganiayaan di Pondok Pesantren Tahfidz Al-Hanifiyah Kediri sedang menjadi sorotan. Korban sampai harus meregang nyawa akibat penganiayaan tersebut, namun pihak pesantren justru sempat menutupi hal tersebut dengan mengatakan korban meninggal akibat terpeleset di kamar mandi.

Perkara serupa sebelumnya juga sudah pernah terjadi pada 2022 silam di Pesantren Gontor. Ada seorang santri meninggal akibat penganiayaan di pondok pesantren, namun oleh pihak rumah sakit pesantren dinyatakan meninggal karena sakit.

Jika kita baca kesaksian ibunda korban yang meninggal di Pondok Pesantren Tahfidz Al-Hanifiyah itu, kita mungkin akan mendapati sejumlah potongan pesan singkat korban kepada ibunya untuk segera menjemputnya, tanpa memberikan alasan yang jelas. Hal tersebut sangat wajar, terlebih apabila ponsel yang digunakan adalah ponsel milik pihak pesantren.

Akses komunikasi yang terbatas dan hampir tanpa privasi itulah yang barang kali menyebabkan korban tidak mungkin bercerita secara gamblang tentang apa yang ia alami melalui pesan singkat. Dia mungkin berpikir bahwa akan ada risiko lebih buruk di depan jika ia kedapatan mengadu tentang penganiayaan tersebut kepada orang tuanya.

Bukan yang pertama

Dalam bentuk kekerasan yang lain, seperti kasus kekerasan seksual misalnya, upaya menutupi borok pesantren juga kerap kali terjadi. Misalnya di Pondok Pesantren Shiddiqiyah Jombang pada 2022 lalu. Penangkapan putra kiai yang juga pemerkosa itu berlangsung amat alot karena keluarga, santri serta masyarakat sekitar berbondong-bondong membela kebejatan pelaku.

Tabiat buruk ini perlu dilihat lebih jauh sebagai buah dari pohon feodalisme yang tumbuh di pesantren melalui pola relasi patron klien antara pengasuh dengan santri. Dalam hal ini, pengasuh pondok pesantren kerap kali dianggap sebagai pihak otoritatif yang tidak mungkin salah. Celakanya, hal ini tidak hanya berlaku dalam segi keilmuan, namun berlaku di hampir setiap sendi kehidupan santri.

Feodalisme ialah sistem sosial yang memberikan kekuasaan kepada golongan tertentu. Biasanya didasarkan kepada garis keturunan. Hal ini juga dipraktikkan di pesantren melalui bagaimana para kiai dan keluarganya dipersepsikan memiliki hak otoritatif atas hidup santrinya.

Seorang pengasuh pondok pesantren biasanya memiliki peran ganda. Yaitu sebagai pengajar yang perlu diteladani keilmuannya, dan pengasuh sebagai pimpinan pesantren yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga keberlangsungan kegiatan pesantren. Hal ini menjadikan pengasuh pesantren memiliki kekuatan otoritatif yang besar di pesantren. Dan sebagaimana biasanya watak kekuasaan, bahwa semakin besar kekuasaan semakin rentan untuk disalahgunakan.

Baca Juga:

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Persamaan Kontroversi Feodalisme Pondok Pesantren dan Liverpool yang Dibantu Wasit ketika Menjadi Juara Liga Inggris

Di sisi lain, santri juga tidak dididik untuk kritis terhadap pendapat atau situasi relasi kuasa tersebut. Sebaliknya, narasi yang beredar kerap kali hanyalah mengelu-elukan jasa para pengasuh dan perlunya penghormatan besar kepada mereka. Tentu tidak salah menghormati seseorang yang telah membekali kita banyak ilmu. Tetapi akan menjadi masalah jika penghormatan tersebut beralih bentuk menjadi ketundukan mutlak, bahkan dalam perkara yang salah sekalipun.

Dimanfaatkan oleh oknum pondok pesantren

Ketidakmampuan para santri untuk berpikir kritis ini nyatanya dipupuk oleh pihak pondok pesantren supaya para santri dapat dimanipulasi sesuai keperluannya. Dalam contoh paling lumrah misalnya seperti mengarahkan suara para santri dan keluarganya untuk kepentingan politik praktis. Dalam versi lebih ekstrem, seperti yang terjadi di Pesantren Shiddiqiyah Jombang, suara para santri dan keluarganya digunakan untuk menutupi kebejatan.

Perilaku-perilaku abusive yang kemudian ditutupi tersebut juga merupakan buah dari praktik feodal dengan dalih menjaga nama baik pesantren, meskipun itu seharga nyawa manusia. Akibat kekuasaan absolut para pengasuh itu pula lah, santri seolah menjadi pihak yang tak punya daya untuk mempertahankan dirinya bahkan nyawanya karena dari awal sudah didoktrin bahwa pendidikan di pesantren pasti benar dan tidak mungkin salah.

Semoga kejadian ini menjadi akhir dari budaya feodal pondok pesantren dan menyadarkan kita semua bahwa santri perlu diajarkan untuk berpikir kritis dan mandiri. Hal ini penting untuk mengembalikan marwah pesantren sebagai laboratorium ilmu agama produktif yang menghasilkan pemikir-pemikir, bukan pengekor-pengekor.

Orang tua santri juga harus berbenah dan bersikap kritis dalam memilah tempat belajar anaknya. Seyogyanya, tempat belajar dipilih bukan hanya karena nama besar kiai atau alasan non substansial lainnya. Tetapi lebih penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa anaknya bisa iklim belajar yang kondusif.

Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Gunung Es Praktik Kekerasan di Pondok Pesantren Modern

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 29 Februari 2024 oleh

Tags: feodalismeKekerasan SeksualpenganiayaanPondok Pesantren
Fatimatuz Zahra

Fatimatuz Zahra

Sedang belajar tentang manusia dan cara menjadi manusia.

ArtikelTerkait

Santri pondok pesantren Zaman Sekarang, kalau Nggak Dituduh Teroris, ya Pelaku Bully, Suka-suka Kau lah

Santri Zaman Sekarang, kalau Nggak Dituduh Teroris, ya Pelaku Bully, Suka-suka Kau lah

23 Oktober 2023
Memori Tubuh Kami oleh Fadiyah Alaidrus: Menghadapi Diskriminasi dan Eksploitasi Seksual

Memori Tubuh Kami oleh Fadiyah Alaidrus: Menghadapi Diskriminasi dan Eksploitasi Seksual

privilese mojok.co

Privilese para Feodal yang Melahirkan Budaya Patronasi

16 Juni 2020
Sri Mulyani, Kecaman Gaya Hidup Mewah Itu Nggak Akan Ada Efeknya

Sri Mulyani, Kecaman Gaya Hidup Mewah Itu Nggak Akan Ada Efeknya

26 Februari 2023
5 Film Indonesia tentang Kekerasan Seksual terminal mojok.co

5 Film Indonesia tentang Kekerasan Seksual

10 Desember 2021
5 Kebiasaan Feodal di Sekolah yang Tidak Disadari dan Harus Segera Dibasmi

5 Kebiasaan Feodal di Sekolah yang Tidak Disadari dan Harus Segera Dibasmi

4 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.