Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Sudah Kaya Tapi Tetap Minta Bantuan Miskin: Ya Gitu Kalo Orang Punya Mental Miskin

Aliurridha oleh Aliurridha
25 Desember 2019
A A
Sudah Kaya Tapi Tetap Minta Bantuan Miskin: Ya Gitu Kalo Orang Punya Mental Miskin

Sudah Kaya Tapi Tetap Minta Bantuan Miskin: Ya Gitu Kalo Orang Punya Mental Miskin

Share on FacebookShare on Twitter

Salah satu desa di Klaten, Jawa Tengah kini tengah disoroti media karena rumah mewah bertingkat yang ditempeli stiker keluarga miskin. Pemilik rumah bahkan dengan tegas mengatakan tidak akan mundur dari penerima bantuan pangan non tunai (BNPT) karena menurutnya ia belum lama dapat bantuan sementara keluarga lain sudah lama. Saya seketika tersadar bahwa tidak ada korelasi antara kepemilikan properti dengan status kemiskinannya.

Yap, kemiskinan ternyata sama sekali tidak berhubungan dengan properti yang dimiliki seseorang. Contohnya seorang yang memiliki kendaraan NMax tapi memilih membeli gas bersubsidi, gas 3 kg. Dan sebaliknya, seseorang bisa saja hidup kekurangan bahkan tidak layak namun memilih untuk tidak meminta-minta. Ironi memang tapi hal ini lumrah saja kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.

Saya tinggal di sebuah kompleks yang dihuni oleh banyak kelas menengah. Karena tempat tinggal saya memiliki kios sederhana, banyak dari mereka yang mampir berbelanja. Biasa saja saya melihat orang naik mobil atau motor yang tidak layak dikatakan sebagai properti orang miskin membeli gas 3 kg di rumah. Mau nolak kan tidak mungkin, bisa-bisa orang berhenti belanja dan kios saya gulung tikar.

Pernah saya sesekali iseng bertanya ke pembeli gas 3 kg perihal kenapa dia memilih gas 3 kg, padahal kan dia sangat mampu. Saya tidak takut bertanya ke pelanggan satu ini, bukan karena kios kami ada ilmunya sehingga bagaimanapun pelanggan tetap datang, tapi karena pelanggan ini saya kenal dekat, bagaimanapun dia tidak akan belanja di tempat lain kecuali mau perutnya terisi paku.

“Zaman sekarang susah, pedagang kayak saya ini rezekinya seret sejak Jokowi jadi presiden. Uang beredar sekarang tidak seperti dulu, kalau saya beli gas non-subsidi makin susah hidup saya” begitu jawabannya.

Dalam hati saya kalau pedagang sekelas dia yang punya rumah lebih dari satu, mobil lebih dari satu, motor tentu saja lebih dari satu, mengatakan rezekinya seret, bagaimana dengan yang ada di bawah dia? Bagaimana dengan mereka yang masih hidup dari sisa-sisa sampah plastik yang dibuang oleh kelas menengah seperti dia?

Saya mengenal seorang nenek-nenek tua hampir bungkuk yang setiap harinya mengunjungi kompleks kami untuk mencari percikan rezeki dengan mengais-ngais sampah dan berharap ada sampah plastik atau barang bekas yang bisa dijual kembali. Wajahnya penuh guratan usia senja. Meski begitu nenek ini sangat luar biasa, ia selalu tersenyum ramah kepada setiap yang ia temukan.

Saya tidak mengetahui ia tinggal di mana, apakah rumahnya ada stiker miskin atau tidak, dapatkah dia BNPT atau tidak, yang saya tahu ia selalu tersenyum ramah seolah-olah hidupnya mudah. Nampak kali terlihat kekayaan hatinya. Jika melihat beliau saya merasa tidak perlu memiliki properti mewah untuk menjadi kaya.

Baca Juga:

6 Alasan Orang Kaya Bayar Pakai Kartu Kredit padahal Bergelimang Duit

Beasiswa untuk Orang Kaya: Ironi Sistem Pendidikan Kita

Beda sekali nenek ini dengan ibu muda pemilik rumah berlantai dua yang masih kekeuh mengatakan tidak akan mundur dari bantuan langsung tunai. Padahal jelas sekali rumahnya menunjukkan bahwa ia mampu. Rumahnya mewah berlantai dua berhias keramik di dinding maupun lantainya. Menurut pantauan Detikcom rumah ini merupakan rumah paling mewah di sekitar situ.

Manusia memang seperti itu, kadang lupa bersyukur dan melihat ke bawah. Padahal tidak jauh dari rumah ibu itu terdapat sebuah rumah yang belum terplester dan beralas tanah  dengan luas 4×7 meter yang dihuni oleh ibu dan anaknya. Meski begitu rumah ini tidak memiliki stempel miskin. Entah karena belum mengajukan atau memang tidak mengajukan menurut salah satu tetangganya yang bersangkutan belum terdata sebagai warga miskin.

Kedua keluarga ini semakin memperjelas bahwa kemiskinan sama sekali tidak ada hubungannya dengan kepemilikan properti, kemiskinan adalah keadaan fikir. Orang yang berfikir miskin, semampu apapun, semewah apapun properti yang ia miliki, akan selalu meminta karena ia sudah miskin sejak dalam pikiran. Berbeda dengan orang yang sudah kaya sejak dalam pikiran yang semiskin apapun tampilan luarnya, namun selalu malu untuk meminta-minta.

Tidak terlalu berbeda dengan orang yang naik mobil tapi membeli gas 3 kg atau orang yang naik mobil yang tidak bisa dikatakan butut namun masih saja membeli bahan bakar kendaraan bersubsidi di pom bensin. Menyitir pernyataan Pramoedya Ananta Toer, mereka itu sudah miskin sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan.

BACA JUGA Bagi Rakyat Miskin, Pemerintah Memang Tak Pernah Lebih Baik Ketimbang Acara Bedah Rumah atau tulisan Aliurridha lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Desember 2019 oleh

Tags: mental miskinorang kayaOrang Miskin
Aliurridha

Aliurridha

Pekerja teks komersial yang sedang berusaha menjadi buruh kebudayaan

ArtikelTerkait

Saya Tidak Rela Ketularan Omicron gara-gara Orang Kaya yang Banyak Tingkah

10 Januari 2022
Di Desa Jejeg Bumijawa Tegal, Penjual Nasi Nggak Akan Pernah Bisa Kaya orang miskin nasi gubernur NTT

Orang Miskin Katanya Banyak Makan Nasi? Salah, Orang Miskin Justru Susah Makan Nasi

3 September 2023
orang miskin naik pesawat

Apa Orang Miskin Tidak Berhak Naik Pesawat?

19 Mei 2019
orang kaya tax amnesty salah kaprah definisi pajak penghasilan terminal mojok

Kenaikan Tarif Pajak Penghasilan bagi Orang Kaya, Solusi Jitu Menyelamatkan Keuangan Negara

20 Oktober 2021
Standar Orang Kaya di Mata Anak Kelahiran '80-an dan '90-an terminal mojok.co

Standar Orang Kaya di Mata Anak Kelahiran ’80-an dan ’90-an

23 November 2020
Katanya Mau Mengentaskan Kemiskinan, Kok Malah Ngurusin Soal Nikah, orang miskin

Orang Miskin yang Sebenar-benarnya Miskin Adalah Kaum Marjinal Tanpa KTP

9 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.