Saya baru saja membuka TikTok dan melihat video mbak-mbak perkotaan yang nggak suka dijemput dengan Avanza, maunya naik Pajero. Lho, mbaknya nggak tahu ya kalau mobil paling enak untuk yang-yangan itu bukan Mitsubishi Pajero, melainkan Mitsubishi Colt L300 atau yang lebih akrab disebut pick up.
Iya, beneran, Rek. Berdasarkan pengalaman saya, Mitsubishi L300 adalah sebaik-baiknya mobil untuk memadu kasih.
Jadi begini ceritanya. Dulu, saya pernah punya pacar orang Lamongan. Doi nggak punya tenda pecel lele, tapi punya keinginan untuk menjadi pengusaha. Akhirnya dia memutuskan berhenti jadi karyawan kantoran dan banting setir jadi bos kecil-kecilan. Sebagai pasangan yang baik hati, murah senyum, santai, dan nggak matre, saya pun mendukung keputusannya tersebut.
Daftar Isi
Awalnya beli Mitsubishi L300 buat merintis usaha
Awalnya, si mas ini ingin membeli mobil sejuta umat Avanza untuk kendaraan operasionalnya, tapi saya larang. Ha, wong dia mau buka usaha proyekan (maintenance tower BTS), kalau pakai Avanza kan malah kurang fungsional. Di pikiran saya, pick up lebih efisien karena bisa digunakan untuk mengangkut panel, besi, kabel, dan pernak-pernah tower lainnya. Pas lah untuk anak muda yang baru merintis usaha.
Singkat cerita, si mas setuju membeli mobil pick up. Ada banyak pilihan mobil pick up di pasaran, tapi kami memilih pick up bekas Mitsubishi Colt L300 tahun 2013. Alasannya sederhana saja, Mitsubishi L300 adalah pick up yang paling sering saya lihat di pasar dan jalan raya.
Dilihat dari tampangnya, Mitsubishi L300 ini memang nggak ada keren-kerennya blas. Bentuknya kotak dan pesek. Makin terlihat norak lagi karena di bagian depan ada logo Mitsubishi besar dan tulisan power steering. Hadeh, nggak estetik blas.
Akan tetapi, selama kita belum sekaya Sisca Kohl, sebaiknya lupakan dulu tampilan menawan saat memilih kendaraan. Yang penting kan fungsinya, bukan begitu? Siapa sangka, pick up L300 yang identik dengan penjual sayur dan tahu bulat itu, selain cocok digunakan untuk kerja, cocok pula buat pacaran.
Bisa pegangan tangan sambil senderan di bahu
Ngaku saja, kalau kalian pacaran di dalam mobil, kalian pasti sempat-sempatin pegangan tangan, kan? Kemungkinan besar ingin pula nyender di bahu sopirnya si mas, tapi nggak bisa karena terhalang rem tangan. Kalau mau dipaksa bersandar bisa saja, tapi leher kemeng karena ada jarak yang lumayan lebar antara kursi sopir dan kursi penumpang depan.
Nah, kalau naik Mitsubishi L300, masalah tersebut sirna, Rek. Jarak itu nggak ada. Soalnya kursi sopir dan penumpang di pick up L300 modelnya menyatu, busa kursinya mepet pet pet. Jangankan hanya untuk menggandeng tangan si mas, bersandar di bahunya pun bisa kalian lakukan dengan leluasa karena nggak ada jaraknya. Pokoknya benar-benar kondusif untuk berbuat dosa. Untungnya iman saya dan si mas masih kuat, kalau nggak bisa celaka. Wqwqwq.
Kita mungkin punya sedikit masalah dengan kaca L300 yang terlalu terang, pasti malu dong pegangan tangan dan terlihat dari luar. Namun, persoalan tersebut bisa diatasi dengan memasang V-Kool yang lebih gelap pada kacanya. Beres sudah!
Satu-satunya masalah yang mungkin akan terasa sedikit mengganggu kenyamanan berkendara adalah saat bak belakang nggak ada muatannya alias kosongan. Suspensi Mitsubishi L300 nggak ada mantul-mantulnya sama sekali, rasanya jadi gemelodak dan keras.
Akan tetapi, bagi sepasang kekasih yang masih pacaran kayak saya dan si mas dulunya, hal tersebut justru menjadi nilai plus. Kita jadi tahu kesabaran pasangan, anggap saja ujian sebelum menikah. Kalau naik L300 sebentar saja sudah mengeluh sakit, capek, dan nggak kuat, putusin aja, Rek. Naik pick up bentar aja udah nggak kuat, apalagi mengarungi bahtera rumah tangga yang tanggung jawabnya berat.
Nggak kena razia berkat Mitsubishi L300
Saya dan mas pacar dulu pernah bepergian ke Pantai Klayar di Pacitan. Dalam perjalanan menuju ke sana, saat kami berada di Madiun, ada razia polisi. Surat-surat mobil pick up L300 kami dan KIR-nya pun hidup. Tapi, SIM A si mas pacar mati. Nah, waktu ada razia kebetulan saya sedang tidur. Ndilalah kok polisinya katanya kasihan melihat saya (perempuan) diajak kerja jauh-jauh dari Surabaya ke Pacitan.
Perasan iba tersebut membuat pak polisi mengurungkan niatnya untuk menilang kami dan hanya memberi peringatan. Nggak hanya itu, kami pun diberi nasi kotak. Hal tersebut bisa terjadi karena kami naik Mitsubishi L300. Coba kalau kami naik Mitsubishi Pajero, wes pasti langsung ditilang. Malah bisa jadi kami dipalak dengan nominal yang lebih besar karena dianggap orang kaya.
Bebas prasangka buruk
Kami juga pernah mau makan seafood di Kenjeran. Dulu, masuk Kenjeran malam hari harus melewati pos. Kalau naik motor biasanya lebih bebas, tapi kalau naik mobil, penjagaannya cukup ketat karena banyak kejadian mobil goyang. Tahu maksud saya kan, Rek?
Nah, saat mobil-mobil lain dilarang masuk ke daerah Kenjeran, saya dan mas pacar yang berada di dalam Mitsubishi L300 malah dipersilakan masuk tanpa ditanya apa-apa. Penjaganya mikir kami berdua mau suplai sayuran ke warung di sekitar Kenjeran. Padahal bak belakang mobil pick up yang kami tumpangi saat itu isinya besi yang tertutup terpal, lho. Wqwqwq.
Hal itu membuktikan bahwa Mitsubishi L300 itu mobil anti suuzon dan bebas prasangka buruk, Rek. Meskipun kalian belum menikah, orang lain nggak menaruh curiga kalian sedang pacaran atau mau mesum. Lagian mosok mau mesum pakai L300 dengan suspensi sekeras batu itu? Yang ada bukan mobil goyang malah mobil gempa.
Begitulah pengalaman saya saat pacaran dengan mas-mas Lamongan yang kendaraan sehari-harinya mobil pick up. Saya berani jamin, Mitsubishi L300 nyaman untuk pacaran, meskipun nggak menjamin hubungan kalian sampai ke pelaminan. Soalnya hubungan saya dan mas pacar pun kandas di tengah jalan karena doi kecantol LC karaokean. Surem!
Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Fortuner-Pajero Memang Bikin Arogan, tapi Jangan Dimusnahkan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.