Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Protes Soal Biaya Parkir Liar, Masyarakat Harus Mengadu Siapa?

Meita Eryanti oleh Meita Eryanti
5 November 2019
A A
Protes Soal Biaya Parkir Liar, Masyarakat Harus Mengadu Siapa?
Share on FacebookShare on Twitter

Siapa yang kalau ke minimarket naik motor berdua, yang satu suruh tetap di motor supaya tidak diminta uang parkir?

Aku dan suamiku sering seperti itu. Kalau kami mengambil uang di ATM yang terdapat di minimarket, atau sedang dalam perjalanan dan harus berhenti di minimarket untuk beli minum, kami tidak akan masuk ke halaman minimarket yang difungsikan sebagai tempat parkir. Suamiku akan menurunkanku di pinggir jalan, aku turun untuk masuk ke minimarket, dan suamiku tetap di motor. Jadi kami terbebas dari biaya parkir.

Repot banget, ya? Memang. Namun, itu salah satu cara untuk menghindar dari masalah.

Beberapa bulan lalu, aku pernah dibentak sama tukang parkir di sebuah minimarket dekat stasiun kereta. Saat itu, aku mau ambil uang di ATM dan membeli roti dorayaki. Saat itu, aku memang tidak menyimpan uang sama sekali. Seribu rupiah pun nggak ada. Makanya aku ambil uang. Make sense, kan?

Selesai mengambil uang, aku kemudian mencari roti dorayakinya. Sayangnya, roti dorayaki itu habis dan belum datang lagi. Aku akhirnya keluar dari minimarket itu tanpa membeli apa pun. Sialnya aku, begitu aku keluar minimarket dan menyalakan motor, seorang juru parkir datang menghampiriku. Padahal tadi pas datang aku tidak melihat ada juru parkir di situ. Aku menyodorkan selembar uang 100 ribu yang baru saja aku ambil.

“Uang kecil aja,” katanya.

“Nggak ada. Ini juga baru ngambil di dalem,” jawabku.

Tak disangka-sangka, juru parkir tadi memaki-makiku. Intinya dia berkata kalau lain kali kalau tidak punya uang kecil jangan ke minimarket itu. Aku menahan nafas selama beberapa detik, menarik nafas panjang, dan menghembuskannya. Setelah merasa lebih tenang, aku baru menghidupkan motorku dan pergi dari situ.

Baca Juga:

Kursi Besi FamilyMart: Obat Pengurang Stres Pekerja Jakarta selain Kursi Indomaret

Alfamidi Solo Baru Pantas Dinobatkan sebagai Alfamidi Terbaik di Kabupaten Sukoharjo, Inilah Alasannya!

“Nggak akan aku ke sini-sini lagi. Emang minimarket cuma di sini,” kataku dalam hati.

Saat aku menceritakan pada suamiku, dia bilang tukang parkir di minimarket itu memang suka bermasalah dengan orang-orang. Suamiku pernah melihat dia adu mulut dengan seorang pria karena hal yang sama dengan yang aku alami.

Itu masalah pertama. Masalah selanjutnya tentang parkiran di minimarket adalah kalau aku sedang bergerilya mencari suatu barang. Aku pernah mencari penghilang noda pakaian yang disarankan oleh mamaku. Demi mencari penghilang noda itu, aku masuk keluar ke 5 minimarket yang berbeda. Setiap minimarket aku kena biaya parkir dua ribu rupiah. Ketahuan kan, berapa uang yang aku keluarkan untuk biaya parkir? Padahal harga barangnya saja 15 ribu.

Sejak lama, aku ingin sekali mengeluh tentang masalah parkiran ini. Sayangnya, aku tidak tahu kepada siapa harus mengadu.

Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 23 Oktober 2019, Pojok Bekasi merilis berita tentang aliansi ormas yang menuntut pengelolaan parkir minimarket di seluruh kota Bekasi. Aliansi tersebut berdemonstrasi di depan SPBU Jalan Raya Narogong pada tanggal 22 Oktober 2019. Kepala Bapenda Kota Bekasi, Aan Suhanda, hadir pada demonstrasi itu menemui petinggi ormas yang berunjuk rasa. Beliau berkata bahwa minimarket masuk dalam kategori pajak, tidak lagi retribusi dan kontribusi sehingga pengelolaannya tergantung pada pemilik minimarket.

Selain kepala Bapenda, perwakilan dari salah satu minimarket hadir di demonstrasi itu. Beliau tadinya berkata akan berusaha bersedia bekerja sama dengan ormas. Namun interupsi dan teriakan dari massa ormas meralat ucapannya menjadi bersedia bekerja sama.

Agaknya aku paham apa yang menjadi kekalutan dari pemilik minimarket: keluhan dari pelanggan. Aku yakin, bukan aku sendiri yang mengeluh masalah parkiran ini. Di sebuah supermarket dekat rumahku, baru-baru ini memasang spanduk bertuliskan “Parkir Gratis” di halaman parkirannya. Ketika aku menanyakan tentang spanduk itu pada kasir supermarket, dia menjawab, “Ya kalau dari pihak kami (supermarket) tidak memungut biaya parkir, Mbak. Dan kami juga nggak mendapat apa-apa.”

Di artikel yang lain tapi masih dalam situs yang sama, diberitakan bahwa pemerintah kota Bekasi akan memungut uang parkir dari minimarket. Kata Sekertaris Dinas Perhubungan Kota Bekasi, selama ini ditarik atau tidak oleh pemerintah, pengunjung minimarket tetap membayar parkir. Daripada begitu, sebaiknya uangnya dimasukkan ke pendapatan daerah.

Kok aku merasa ada yang aneh ya dengan kalimat ini? Sudahlah.

Dalam pertemuan tanggal 22 Oktober 2019 di Jalan Raya Narogong tadi, ada ormas yang mau mengelola parkiran, ada pemerintah yang bakal mendapatkan pendapatan dari biaya parkir, dan ada pengusaha yang punya minimarket. Sayang sekali tidak ada perwakilan dari konsumen pengunjung minimarket di sana. Orang-orang yang mau mereka ambil uangnya. Nggak ada yang mau tahu apakah pengunjung rela ditarik biaya parkir atau tidak. Nggak ada yang mau tahu juga apakah angka dua ribu memberatkan atau tidak.

Dua ribu memang uang yang tidak banyak. Tapi kalau beberapa kali parkir kan jadi banyak juga. Maunya sih, nggak usah bawa kendaraan supaya nggak kena biaya parkir. Tapi kendaraan umum juga nggak lewat jalanan depan komplek rumahku.

Nasib paling menyedihkan memang menjadi masyarakat biasa.

BACA JUGA Saya Berpikir Maka Saya Bisa Parkir dengan Baik atau tulisan Meita Eryanti lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 Oktober 2021 oleh

Tags: minimarketparkir liarretribusi
Meita Eryanti

Meita Eryanti

ArtikelTerkait

Warung Kelontong Sulit Disaingi Minimarket, asal Bisa Membenahi Boroknya Mojok.co

Warung Kelontong Sulit Disaingi Minimarket, asal “Boroknya” Dibenahi

26 Mei 2024
5 Kopi Kemasan yang Aman buat Penderita Asam Lambung Terminal Mojok

5 Kopi Kemasan Minimarket yang Aman buat Penderita Asam Lambung

12 Januari 2023
5 Hal Enaknya Kerja di Gudang Alfamart Ketimbang di Toko Terminal Mojok

5 Hal Enaknya Kerja di Gudang Alfamart Ketimbang di Toko

14 Oktober 2022
Orang Kini Lebih Pilih Minimarket Buat Nongkrong dan Ngopi, Kafe Harus Waspada

Orang Kini Lebih Pilih Minimarket Buat Nongkrong dan Ngopi, Kafe Harus Waspada

20 April 2025
4 Minuman Botol Tiga Ribuan yang Bisa Dijumpai di Minimarket Terdekat Terminal Mojok

4 Minuman Botol Tiga Ribuan yang Bisa Dijumpai di Minimarket Terdekat

1 Juni 2022
Kasta Sad Food  Makanan Minimarket, Pikir Dulu Sebelum Membelinya Mojok.co

Kasta Sad Food Makanan Minimarket, Pikir Dulu Sebelum Membelinya

2 Mei 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.