Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Balada Breadwinner di Keluarga Muda: Cinta, Komitmen, dan Kompromi  

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
8 September 2022
A A
Balada Breadwinner di Keluarga Muda: Cinta, Komitmen, dan Kompromi  

Balada Breadwinner di Keluarga Muda: Cinta, Komitmen, dan Kompromi (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sekitar empat bulan yang lalu saya memutuskan menikah dengan segala konsekuensinya. Saya berkomitmen untuk tidak lagi hidup berantakan, menaruh piring bekas sembarangan, tidak menggantung pakaian bekas lebih dari seminggu, dan mencintai serta menghormati istri saya seumur hidup. Dan saya juga berkomitmen untuk menjadi breadwinner alias pencari nafkah utama keluarga.

Sejauh ini, berhasil. Semoga konsisten, doakan saya ya.

Keputusan untuk menjadi pencari nafkah utama ini bukan sepihak. Istri saya yang bekerja di salah satu marketplace terbesar harus menganggur. Maklum, kontrak sebagai pekerja outsourcing itu nggatheli. Akhirnya saya mengambil seluruh peran sebagai breadwinner ini.

Menjadi breadwinner di keluarga muda itu gampang-gampang susah. Bahkan kalau gaji Anda dua digit sekalipun, gesekan perkara uang rumah tidak langsung beres. Uang rumah tidak hanya bicara nominal. Ada komitmen, saling pengertian, dan kejujuran di dalamnya. Mental dan fisik akan ditempa lebih keras daripada saat bujang.

Seorang breadwinner punya tanggung jawab besar atas rumah tangga. Terlepas suami atau istri yang jadi breadwinner. Mereka menjaga keluarga tetap eksis dan bahagia. Dan itu adalah beban mental tersendiri. Apalagi Anda suka overthinking seperti saya. Pasti tiap malam akan termangu dan berdoa agar besok masih bisa mencukupi kebutuhan.

Ketakutan tentang masa depan akan lebih terasa setelah menjadi breadwinner. Karena masa depan sudah bukan milik diri sendiri. Ada nyawa dan masa depan orang lain yang ikut dipertaruhkan. Berbeda kalau bujang, yang bisa saja menahan lapar ketika uang sudah tiris.

Pola hidup pun berubah setelah menjadi breadwinner. Saya yang dulu bisa enteng mengeluarkan uang, kini mikir ratusan kali. Bahkan untuk sekadar beli kopi botol pun bisa saya tunda ketika ingat istri. Pokoknya sekarang kalau tidak untuk berdua, mending nanti dulu. Mau mancing saja saya mikir-mikir dulu. Bukan, bukan nggak dibolehin, saya emang nggak bisa.

Memang saya juga punya “uang laki”. Dan istri membebaskan saya untuk menggunakan uang tersebut. Tapi, mindset seorang breadwinner membuat uang pribadi ini tidak serta merta dihamburkan. Kini saya lebih menghargai uang, dan menemukan kebahagiaan yang berbeda. Kini saya lebih suka belanja kebutuhan kopi bersama istri daripada bikin story sedang nongkrong di coffee shop yang fancy.

Baca Juga:

Pendhoza, Teman Sejati dan Representasi Kelas Pekerja yang Paripurna

Nasi Uduk: Kuliner Identitas Budaya Betawi dan Penyelamat Kelas Pekerja

Motivasi kerja juga terpengaruh setelah jadi breadwinner. Dulu kerja untuk pencapaian personal. Entah demi gaji, relasi, atau peningkatan karier. Semua kembali pada diri sendiri. Sekarang setelah jadi breadwinner, semua demi keluarga. Gaji yang diperoleh untuk hidup keluarga. Jabatan tinggi agar ekonomi keluarga ikut stabil. Terdengar romantis, tapi memang begitu realitanya.

Jadi jangan nyinyir ketika banyak lagu yang meromantisasi seorang pencari nafkah. Kami juga butuh menghibur diri dan merasa bangga sebagai breadwinner!

Meskipun mindset sudah berubah, tapi perkara uang tetap sensitif. Meskipun istri tahu betul penghasilan saya, membahas itu bukan hal mudah. Mental bujang yang semua serba privasi sering terbawa setelah menikah. Pertanyaan “tadi beli apa” bisa membuat saya tersinggung. Padahal istri hanya ingin tahu saja.

Bicara kebutuhan keluarga juga sama sensitifnya. Ada sisi mudah tersulut ketika breadwinner diajak membahas masalah uang rumah. Takut penghasilannya tidak cukup, dinilai belum bertanggung jawab, dan sejenisnya. Padahal diskusi tentang kebutuhan rumah adalah kunci keharmonisan keluarga.

Lalu bagaimana menyiasati hal sensitif ini? Tidak ada! Tidak ada jalan pintas ketika bicara uang dalam keluarga. Yang ada adalah berdamai dengan diri sendiri. Sikap yang terbawa saat bujang sudah tidak relevan.

Saya mencoba mengubah mindset tentang ini. Istri bukan lagi individu lain, tapi bagian dari diri saya sendiri. Ini mempermudah saya untuk menerima pembahasan tentang uang sebagai hal yang tidak sensitif. Kan saya tidak membahas uang dengan orang lain tapi seperti dengan diri sendiri.

Tapi, cara saya ini belum tentu berhasil di setiap breadwinner. Namun, yang pasti berhasil adalah komitmen dan kompromi. Ketika dua kunci ini sudah dipegang suami dan istri, uang bukanlah hal sensitif. Siapapun yang jadi pencari nafkah utama, tidak akan gesekan yang terjadi. Karena landasan pernikahan adalah cinta, komitmen, dan kompromi.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kenapa Sih Minta Uang ke Suami Sendiri Dianggap Memalukan?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 September 2022 oleh

Tags: breadwinnerkelas pekerjakeluarga mudanafkah
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

scooby-doo mystery inc. cerita asal usul mojok.co

Menghitung Penghasilan Scooby-Doo di Mystery Inc.

2 Juni 2020
we bare bears panda grizzly ice bear mojok.co

Melacak Sumber Nafkah Tiga Bersaudara We Bare Bears: Grizzly, Panda, dan Ice Bear

16 Juli 2020
hinata shoyo

Menghitung Penghasilan Hinata Shoyo ‘Haikyuu!’ di MSBY Black Jackals (Spoiler Alert!)

6 Mei 2020
penghasilan kekayaan review sinopsis serial sitkom mr. bean mobil harta profesi pekerjaan mojok.co

Menghitung Penghasilan Mr. Bean, Manusia Lucu yang Sering Dikira Alien

25 Mei 2020
Kekayaan Luffy

Menghitung Kekayaan Monkey D. Luffy, Kapten Bajak Laut Topi Jerami

2 April 2020
Menghitung Gaji Dr. Watson, Asisten Kepercayaan Sherlock Holmes

Menghitung Gaji Dr. Watson, Asisten Kepercayaan Sherlock Holmes

26 April 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.