PNS nggak perlu lah promosi diri buat cari jodoh di medsos. Nanti juga laku sendiri.
Saya pikir, pada titik tertentu, Twitter itu persis plek ketiplek dengan Suzuran. Semuanya berkelahi, bergerombol, lalu berkelahi, setiap hari. Selalu ada perkelahian karena alasan apa pun di Twitter. Bedanya mungkin hanya satu, di Twitter tak ada persona seperti Tsukishima Hana yang menyatukan mereka.
Kali ini, sasaran kelahi penduduk Twitter menyasar ke mas-mas yang cari jodoh di Twitter. Sebenarnya, itu biasa. Tapi, mas-mas ini menuliskan pemasukannya sebulan. Jadilah ia dirujak warga Twitter yang nggak mengenal perdamaian itu. Yah, yang awalnya cari jodoh, malah jadi ajang kelahi. Snowball effect media sosial satu itu emang ngeri.
Tapi, jujur saja, saya menganggap apa yang mas tersebut lakukan itu aneh. Lha cari jodoh kok di medsos, caranya kayak gitu lagi. Menurut saya, kok ya kurang pas. Masih ada aplikasi pencari jodoh, atau kalau takut, bisa cari sendiri (lagi) biar sreg.
Gara-gara itu, saya jadi berandai-andai, kalau mas itu PNS, kayaknya nggak perlu susah-susah cari jodoh lewat medsos. Sebab, PNS, itu selangkah lebih maju perkara cari jodoh. Kalahnya cuman sama crazy rich atau sirkel oligarki.
Lho, situ nggak percaya? Sini saya kasih tahu alasannya.
#1 Idaman Mertua
Meskipun telah usang, anggapan bahwa PNS adalah idaman mertua tetap masih berlaku dan banyak menempel di kepala orang tua. Tak sedikit pula kawan sejawat saya berhasil menaklukan hati para calon mertuanya dengan secarik kertas SK PNS sebelum digadaikan ke bank. Bagi orang yang berprofesi sebagai PNS, mungkin nggak perlu bersusah payah mencari jodoh sampai ke sosial media. Malah kebalikannya mereka telah menjadi “buronan” oleh para calon mertua.
Situ nggak terima? Ya salahin generasi pendahulu, jangan saya.
#2 Masih banyak yang pengin punya pasangan berseragam
Sebenarnya dewasa ini pilihan profesi sudah begitu beragam dan dengan gaji yang tidak sedikit, bahkan banyak yang di atas gaji PNS. Namun masih banyak pula yang berkeinginan memiliki pasangan yang berseragam karena menawarkan kehidupan yang lebih stabil.
Bagi kalian yang kerjanya nggak berseragam, tenang, kalian nggak usah kecil hati. Asal penghasilan stabil dan besar, kalian masih meyakinkan kok di depan calon mertua. Nggak besar pun bisa, asal bertanggung jawab dan taat agama.
Tapi, kalau masih ngebet berseragam, mending itu deketin temen-temennya Takiya Edi. Banyak tuh temen dia pake seragam. Seragam Tokyo Manji Gang.
#3 PNS dianggap sukses
Mau kalian protes kek mana, orang-orang masih menganggap jadi PNS adalah standar kesuksesan. Mungkin karena dari banyaknya pendaftar, yang keterima dikit, jadinya dianggap sukses.
Nah, anggapan inilah yang bikin PNS nggak perluuu flexing di medsos buat cari jodoh. Orang udah jelas, statusnya bakal bikin dia dirubung peminat. Pun, kalau mereka minat flexing, bukan jodoh yang dateng, tapi Dirjen Pajak.
#4 Banyak yang segan tanya kapan nikah
Saya nggak tau kenapa, semenjak saya jadi PNS, jarang sekali ditanya hal ini. Seringnya malah ditanyain, “Bang, lagi ada duit nggak? Minjem dong.” Begitu pertanyaannya.
#5 Dijodohin senior di kantor
Bagi kamu yang masih jomblo ketika memulai karier sebagai PNS pasti akan dijodoh-jodohkan oleh senior maupun pimpinan di kantor. Sehingga para PNS muda ini tak perlu bersusah payah sampai repot-repot untuk promosi di media sosial. Nanti di kantor juga dijodoh-jodohin.
Tapi kalau udah dijodoh-jodohin tetep aja nggak nemu ya… ya nggak apa-apa. Paling nangis doang.
#6 Khawatir dihujat warganet
Respons terhadap tweet cari jodoh ma itu banyak mendapatkan komentar negatif oleh para pengguna di Twitter. Memang tak mengherankan sih kalau melihat rekam jejak digitalnya di Twitter selama ini. Risiko dihujat warganet inilah yang mungkin membuat para PNS yang masih melajang enggan melakukan hal yang sama.
Bayangin nanti di kantor ditanyain begini:
“Eh, Mas yang kemarin bikin twit promosi #PNSCariJodoh itu ya?”
“Eh, Masnya yang kena rujak Pak Antono pas ikut #jodohditanganantono itu kan?”
BAYANGIN, MAU TARUH MANA MUKAMU.
Pun, sentimen netizen terhadap PNS itu masih agak gimana gitu, gara-gara banyak PNS yang bekerja tidak maksimal dan birokrasi yang berbelit. Kalau saya boleh saran sih, mending turu, ra risiko.
Itulah alasan-alasan PNS nggak perlu cari jodoh di media sosial. Kalau kalian, para abdi negara masih nekat nyari, ya nggak apa-apa. Tapi ya itu, risiko tanggung sendiri. Kalau saya sih preiii, disikat netizen ya ngeri e.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Pacaran kok Wajib Chattingan Seharian, Hubungannya Waras Nggak, tuh?