Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Kenapa sih Pada Protes Akses NIK Kudu Bayar? Kayak Nggak Paham Aja Biasanya Gimana

Riyanto oleh Riyanto
15 April 2022
A A
Kenapa sih Pada Protes Akses NIK Kudu Bayar? Kayak Nggak Paham Aja Biasanya Gimana SIM

Kenapa sih Pada Protes Akses NIK Kudu Bayar? Kayak Nggak Paham Aja Biasanya Gimana (I Wayan Adisaputra via Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Mulai 2022 ini, kalo mau akses NIK bakal dikenakan biaya seribu rupiah. Alasannya sih buat memelihara dan merawat sistem yang sudah mulai rusak. Banyak yang memprotes keputusan Kementerian Dalam Negeri tersebut. Orang-orang nyinyir menganggap ini seperti pemalakan preman di pasar. Ada juga yang ngawur dengan bilang bisa saja besok bernapas aja kena tarif. Hash, dasar netizen Indonesia yang banyak nyinyir tapi kadang benar juga.

KTP (HariPrasetya via Shutterstock.com)

Kabar tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh. Seperti dikutip dari detiknews, Blio mengatakan bahwa, “Dari tahun 2013 layanan akses untuk NIK itu gratis. Mulai tahun 2022 akan berbayar bagi industri yang bersifat profit oriented.”

Nah, berita ini sempet bikin geger di media sosial mulai dari akun IG yang dulu hanya fokus nyinyirin artis tapi sekarang nyinyirin politik juga, sampai ke akun Twitter mas-mas dan mbak-mbak random yang turut merasa paling dirugikan dengan keputusan ini. Biasalah, komentar negatif dulu baru baca keseluruhan berita.

Padahal kalo memahami kasus lebih baik, pasti bakal tambah merasa menderita. Haha, nggak. Maksudnya, bakal lebih paham. Sebenernya, dari ungkapan Pak Zudan saja sudah jelas kasusnya, kok. Mereka nggak ada biaya buat peremajaan sistem, dan butuh duit dari mereka yang minta akses ke data NIK. Itu kan hal yang wajar, ya? Kalian mau pesen Go-Food aja nggak masalah bayar platform fee yang nggak tau buat apa itu, masa dibebankan biaya seribu buat akses NIK aja nangis.

Metode pembayaran (Pixabay.com)

Lagian, Pak Zudan juga mengatakan yang bakal dikenakan biaya itu lembaganya, bukan manusia-manusia jelata kayak kita yang pingin akses NIK. Dan lembaga yang dikenakan tarif juga lembaga yang profit oriented kayak bank, asuransi, atau lembaga favorit kita semua yaitu Pinjol. Sementara kalo akses NIK untuk pelayanan publik, bantuan sosial, dan penegakan hukum masih gratis. Hal-hal kayak ngurus STNK atau memperpanjang SIM nggak bakal dikenai biaya akses NIK, kok, cukup kudu punya BPJS Kesehatan aja. Wis rasah protes apa hubungannya BPJS sama kemampuan mengemudi.

Juga, misal semua lembaga dikenakan biaya akses NIK, yaudah nggak masalah. Toh yang kudu bayar aksesnya itu lembaga, bukan masyarakat rendahan kayak kita. Yang butuh data kan mereka, ya yang bayar ya mereka. Ngapain juga kita butuh mengakses NIK lewat sistem, kalo buka dompet dan lihat KTP saja sudah dapat mengakses NIK. Hah, ini pemikiran goblok, cetek, nggak akademis, dan nggak kritis sama sekali ya. Jangan ditiru pola pikir begini, wahai para netizen yang merasa paling pintar!

Kita nggak bakal kena efek apa-apa kalo semua lembaga kudu bayar akses NIK, wong kita nggak perlu menggunakan sistem itu. Kasus ini tuh sesimpel kita beli sistem dan dikenakan tarif buat melakukan akses terhadap sesuatu. Yang bakal puyeng itu para programmer, gimana caranya membuat pembayaran setiap kalo form akses data NIK muncul. Juga, metode apa yang digunakan untuk melakukan pembayaran. Pihak yang pake sistem sih tinggal nyediain budget buat bayar setiap akses aja. Kita nggak bakal direpotkan atau terkena efek dari hal ini. Paling efeknya ya cumaaa… kena pungli di sana-sini.

Nah itu dia, memang keputusan mengenakan biaya pada akses NIK bagi lembaga-lembaga tertentu bisa memunculkan potensi pungli sih. Bisa aja dengan dalih biaya perawatan blablablabla, lembaga tertentu membebankan biaya akses ke masyarakat. Tapi, apalah arti pungli itu demi peremajaan sistem kependudukan, benar?

Baca Juga:

Yang Membunuh UMKM Itu Bukan Indomaret atau Alfamart, Tapi Parkir Liar dan Pungli

Program Donasi Rp1.000 Sehari Dedi Mulyadi Adalah Bentuk Nyata Pungli Berkedok Solidaritas Sosial

Uang (Pixabay.com)

Apalah arti duit seribu atau dua ribu yang kita serahkan dengan kepolosan tak terhingga, demi terciptanya sebuah sistem kependudukan canggih yang datanya nggak bisa dibobol, bocor, dan dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu. Apalah arti pungli, jika kita dapat memiliki sistem super canggih yang siap digunakan untuk Pemilu 2024!

Kita butuh sistem kependudukan yang nggak kaleng-kaleng dan senantiasa dirawat. Benar, kita butuh itu, meski nggak tau ada manfaatnya buat kita apa enggak. Nggak tau loh, ya, bukan nggak ada manfaat. Tolong dibedakan antara dua hal yang jelas-jelas sama ini.

Penulis: Riyanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Memahami Konsep Trinitas: Kenapa Tuhan Orang Kristen Beranak dan Ada 3?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 15 April 2022 oleh

Tags: aksesbayarNIKpungli
Riyanto

Riyanto

Juru ketik di beberapa media. Orang yang susah tidur.

ArtikelTerkait

kebocoran data NIK Jokowi pejabat data pejabat mojok

Cacat Pikir Solusi Pemerintah Menanggapi Kebocoran Data: Sekalipun NIK Jokowi Bocor, Tidak Akan Dipakai untuk Pinjol

5 September 2021
Program Donasi Rp1.000 Sehari Dedi Mulyadi Adalah Bentuk Nyata Pungli Berkedok Solidaritas Sosial

Program Donasi Rp1.000 Sehari Dedi Mulyadi Adalah Bentuk Nyata Pungli Berkedok Solidaritas Sosial

9 Oktober 2025
KPK penilapan duit bansos koruptor jaksa pinangki cinta laura pejabat boros buang-buang anggaran tersangka korupsi korupsi tidak bisa dibenarkan mojok

Apa pun Alasannya, Penilapan Duit Bansos Itu Nggak Bisa Dibenarkan!

5 Agustus 2021
Hal-hal yang Butuh Banyak Uang di Sekolah selain Wisuda dan Perlu Dibenahi

Hal-hal yang Butuh Banyak Uang di Sekolah selain Wisuda dan Perlu Dibenahi

8 Juli 2023
5 Hal yang Harus Dibayar Tuntas Selain Dendam dan Rindu terminal mojok

5 Hal yang Harus Dibayar Tuntas Selain Dendam dan Rindu

14 Desember 2021
Pungli di Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Adalah Bentuk Kebobrokan Pemerintah Daerah

Pungli di Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Adalah Bentuk Kebobrokan Pemerintah Daerah

1 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.