Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Bolehkah Kami Hidup Tenang di Sultan Ground Jogja?

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
21 Desember 2021
A A
Bolehkah Kami Hidup Tenang di Sultan Ground Jogja? terminal mojok.co

Bolehkah Kami Hidup Tenang di Sultan Ground Jogja? (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Tulisan ini hadir dengan rasa kacau balau. Salah saya sih, mencuitkan utas perkara Sultan Ground (SG) yang penuh polemik. Banyak orang yang berpendapat pendek bahwa digusur adalah konsekuensi dari menumpang tanah seseorang. Dalam kasus ini, ya tanah milik Sultan Jogja.

Urusan Sultan Ground memang tidak pernah baik-baik saja. Apalagi semenjak agenda pendataan dan sertifikasi lahan SG yang selama ini tidak tercatat. Mungkin jika Anda sering wira-wiri di seputar Jogja, mulai berdiri plakat yang menyatakan “Tanah milik Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat”. Dari lahan kosong sampai halaman sekolah berdiri plakat berwarna putih berlogo “HaBa” yang dikira lambang Kraton Jogja itu.

Bahkan tanah kas desa ikut disertifikasi sebagai milik Kraton Jogja. Seperti yang ditelisik Project Multatuli, tanah kas desa dianggap sebagai warisan bangsawan kuno yang berarti milik Kraton Jogja.

Kembali ke opini mereka. Banyak suara miring yang menyerang para penduduk di Sultan Ground. Selain perkara wajar digusur, banyak yang memandang warga SG kelewatan karena menagih uang ganti rugi. Bahkan beberapa orang memandang warga di area wisata SG malah mengganggu keasrian. Mengganggu dengkulmu mlocot!

Maka izinkan saya berbagi sedikit suara. Suara yang mungkin akan tenggelam oleh puja-puji kepada Kraton Jogja dan romantisasu, eh, romantisasi. Mungkin suara saya ikut mewakili beberapa orang yang sama-sama tinggal di SG secara turun-temurun.

Mengulang sedikit artikel sebelumnya, keluarga saya tinggal di SG semenjak eyang buyut di masa Sri Sultan HB VIII. Eyang buyut saya, Bekel Hangga Binangun, dipasrahi untuk menjaga dan merawat area Istana Air Tamansari. Area yang telah jadi puing ini makin berkembang menjadi pemukiman warga. Baik tercatat dengan Serat Kekancingan ataupun mengindung orang lain.

Di sinilah area Tamansari menjadi jujugan wisata. Tamansari menjadi masyur karena seni batik yang khas. Di sana lahir banyak seniman, salah satunya pelukis Hardjiman. Musisi Jogja dan luar Jogja juga sering berkumpul dan berdiskusi di antara puing-puing bangunan peninggalan eyang Suwargi Sri Sultan HB II.

Tamansari hidup karena aktivitas warganya. Warga yang menumpang hidup di Sultan Ground. Harmonisnya kehidupan masyarakat yang kaya seni ini menjadi roh baru Tamansari. Puing-puing vila yang hancur oleh gempa menjadi hidup karena manusia di sana.

Baca Juga:

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

5 SMK Unggulan di Klaten yang Menawarkan Jurusan dengan Prospek Karier Cerah

Di sinilah saya kadang gemas dengan ungkapan “cuma numpang”. Memang, kami mengindung di Sultan Ground. Tapi kami bukanlah hewan liar yang hidup tanpa karya. Mungkin Tamansari akan berbeda indahnya jika tidak ada warga yang menghidupi dengan karya dan cinta. Toh, yang akhirnya membuka Tamansari menjadi mudah diakses, juga dipelopori warganya.

Apakah kota budaya yang jadi mahkota Jogja berasal dari dinding bata dingin tak bernyawa saja? Atau karena warganya yang membangun budaya adiluhung? Kraton memang menjaga budaya feodal mereka, tapi romantisnya Jogja ditabur dan dirawat oleh warganya.

Lalu perkara tidak tahu diri, ya saya kembalikan ke bagaimana Serat Kekancingan dulu diterbitkan. Memang kok, setiap warga SG yang digusur mendapat kompensasi. Dulu sih direlokasi di SG lain, tapi sekarang bersistem ganti untung seperti saat geger NYIA atau YIA. Itu normal karena Kraton Jogja tetaplah lembaga pemerintahan yang dipercaya rakyat untuk menjaga kehidupan lahir batin mereka.

Kerajaan se-absolut apa pun tetap memegang tanggung jawab ini sebagai mandat. Baik secara ilahiah atau de jure. Mau bilang raja yang paling berkuasa dan bebas melakukan apa pun, banyak di antara mereka yang lengser oleh suara rakyat, kok. Absolusi para raja ini tetap demi rakyatnya. Takhta untuk rakyat, apalagi bagi raja yang berprinsip Hamemayu Hayuning Bawono.

Namun, apabila ada warga yang tetap keberatan direlokasi, apakah itu serta merta kurang ajar? Mereka menabur kenangan turun-temurun di SG. Mereka menabur cita dan cinta dari generasi ke generasi. Bolehkah warga mencintai tanah tumpah darahnya? Mungkin tidak karena bagi kaum narimo ing pandum, hajat monarki di atas segalanya.

Konon, penggusuran atas nama revitalisasi situs ini demi mengejar kota warisan budaya oleh UNESCO. Jika benar, siapakah yang membawa budaya yang menjadi roh kota Jogja? Warga atau pagar kraton seharga dua miliar?

Akan tetapi, mau seperti apa suara kami, pada akhirnya hari penggusuran akan tiba. Pada akhirnya para pengindung SG akan minggat. Minggat meninggalkan kenangan dan segenap budaya yang membuat Jogja masyhur. Minggat meninggalkan tanah tumpah darah. Rakyat minggat demi takhta.

Tapi gimana lagi, kan Sabdaraja. Kan, Jogja istimewa. Kan, kami harus menyembah dhampar keprabon. Kan, kami hanyalah budak gedibal dari sistem dwifungsi monarki-demokrasi tanpa kendali jelas.

Sumber Gambar: Unsplash

Editor: Audian Laili

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 Oktober 2022 oleh

Tags: kraton jogjapenggusuranpilihan redaksisultan groundtamansari
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

5 Drama Korea yang Cocok Ditonton Orang dengan Kepribadian INFJ

5 Drama Korea yang Cocok Ditonton Orang dengan Kepribadian INFJ

26 September 2023
Shopee Bikin Kecewa: Bayar Pakai ShopeePay Kena Biaya Tambahan, padahal Bayar Pakai SeaBank Bisa Nol Rupiah

Shopee Bikin Kecewa: Bayar Pakai ShopeePay Kena Biaya Tambahan, padahal Bayar Pakai SeaBank Bisa Nol Rupiah

9 Juli 2024
Joker coki pardede anji artis mojok

Plis deh, Coki Bukan Joker, dan Berhenti Menyamakan Artis yang Kena Masalah dengan Joker

6 September 2021
Tokopedia Jadi Brand yang Paling Direkomendasikan Warga Indonesia (Pexels.com)

Di Atas Apple dan Netflix, Tokopedia Jadi Brand yang Paling Direkomendasikan Warga Indonesia

9 September 2022
5 Rekomendasi Menu Holland Bakery yang Harus Dibeli Saat Pertama Kali Berkunjung ke Sini

5 Rekomendasi Menu Holland Bakery yang Harus Dibeli Saat Pertama Kali Berkunjung ke Sini

8 April 2025
5 Bungkus Rokok Paling Artistik dan Mewah, Bikin Sebat Makin Berkelas

5 Bungkus Rokok Paling Artistik dan Mewah, Bikin Sebat Makin Berkelas

19 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.