Duka cita mendalam bagi Febri Ardiansyah dan Vanessa Angel. Tentu juga tidak terlupa ucapan duka cita mendalam kepada mantan dosen saya Prof. Gede. Ketiga tokoh ini wafat karena kecelakaan di hari yang sama. Semoga seluruh amal baik mereka diterima di sisi-Nya.
Tidak hanya saya yang berduka. Mayoritas masyarakat ikut menyampaikan duka cita dengan berbagai cara. Tidak putus ungkapan bela sungkawa warganet sampai saat ini. Meskipun banyak pula yang berkomentar miring terutama untuk Vanessa Angel.
Bahkan beberapa waktu silam, banyak kanal berita dan acara televisi yang sibuk membahas kontroversi Vanessa Angel kala hidup. Sebenarnya dari sudut pandang traffic, membahas kontroversi tokoh yang baru saja meninggal sering dilakukan. Tentu banyak media yang tidak ingin melewatkan momentum tragedi Vanessa-Bibi ini. Semua demi traffic, dan traffic terderas pasti berasal dari kontroversi.
Tapi, yang paling nggatheli adalah kontroversi pemanggilan arwah Vanessa-Bibi oleh seorang Youtuber yang mengaku paranormal, Ki Soleh Pet. Dalam video di akun YouTube KI SOLEH PET, ditunjukkan bagaimana proses pemanggilan arwah yang penuh akses teatrikal. Dua orang berpakaian hitam ini mengaku mendengar suara minta tolong yang disebut sebagai suara arwah Vanessa-Bibi.
Video kontroversial ini memang sudah dihapus. Dan kedua pria tadi menerbitkan video klarifikasi mengungkapkan rasa bersalah. Namun, warganet masih meradang dan terus membagikan cuplikan video keparat tadi dengan nada mengecam.
Saya sih perlu bilang bahwa tim Ki Soleh Pet masih beruntung. Sebab, kalau sampai yang jadi konten adalah almarhum Prof Gede, saya jamin mereka akan jadi bulan-bulanan civitas academica Peternakan UGM.
Kembali ke urusan konten tadi, sebenarnya hujatan warganet ini tidak perlu, karena video Ki Soleh Pet tadi adalah apa yang dibutuhkan bangsa Indonesia. Video serupa adalah komoditi yang selalu diminta pasar hiburan kita: eksploitasi isu serta penuh urusan gaib.
Beberapa waktu lalu, saya pernah menyindir bagaimana kasus Baim Wong memaki pedagang yang dituduh pengemis dieksploitasi influencer dan media. Polemik Nenek Trimah juga dieksploitasi bahkan menjadi bahan promosi produk skincare MS Glow. Jika pada akhirnya kematian Vanessa-Bibi menjadi konten seperti Ki Soleh Pet, ya memang demikian hiburan Indonesia hari ini.
Setiap isu terkini selalu diolah jadi materi konten, entah etis atau tidak. Dan umumnya memang tidak etis dan memicu polemik. Sebab, tuhan dari hiburan Indonesia adalah traffic. Tidak ada etika dalam mendulang traffic. Selama content creator, baik influencer atau paranormal, hidup dari traffic daripada dari produk berkualitas.
Ki Soleh Pet hanyalah riak dari gelombang dunia konten hiburan alternatif. Dulu hiburan alternatif berbasis digital dipuja sebagai jawaban dari hiburan media lawas macam televisi dan radio yang dipandang sell-out. Tapi, ketika pasar hiburan jadi rebutan orang kebelet tenar dan kaya, akhirnya kualitas hiburan berbasis digital menjadi serendah konten Ki Soleh Pet!
Bicara kualitas bobrok, konten bertema paranormal merajai kebobrokan ini. Ketika masyarakat Indonesia masih memuja mistisme, konten paranormal dan metafisika akan selalu mendatangkan rupiah. Lihat saja, banyak akun YouTube yang sibuk membahas dunia metafisika. Bahkan Youtuber yang dulu fokus di hiburan pada umumnya kini ikut membuat konten metafisika.
Membanjirnya konten metafisika bukanlah salah industri hiburan semata. Apalagi bicara hiburan alternatif yang dikerjakan secara swadaya. Realitasnya adalah, pasar metafisika masih besar di Indonesia. Masyarakat kita masih terjebak ilusi metafisika dan hiburan penuh tipu muslihat. Susah sih untuk mengikis perkara candu spiritual, karena perkara ini masih dipakai sebagai kontrol sosial terbaik Indonesia.
Kontroversi dan metafisika selalu punya tempat di Indonesia. Dan untuk melawan banjir konten pekok macam Ki Soleh Pet, masyarakat masih terlalu ragu dan sungkan. Untuk sekadar report account berjamaah saja, masih saja ada seribu alasan untuk menolak. Itu buktinya bahwa konten seperti karya Ki Soleh Pet masih dibutuhkan masyarakat Indonesia. Dan kita tidak akan beranjak ke mana-mana selama kontroversi dan metafisika masih jadi bahan masturbasi ide masyarakat.
Sumber gambar: Pixabay