Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Menerka Alasan Hakim Memberikan Keringanan Hukuman untuk Juliari

Fatimatuz Zahra oleh Fatimatuz Zahra
24 Agustus 2021
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Rasanya perkara korupsi bansos Juliari ini nggak habis-habis menyulut emosi dan kemarahan warga. Sudahlah uang yang dikorupsi adalah hak masyarakat yang terdampak covid, eh koruptornya tanpa rasa bersalah membuat pledoi untuk dibebaskan dengan alasan kasihan sama keluarganya.

Duh, Bapak tuh apa nggak kasian sama keluarga yang haknya Bapak ambil seenaknya pas ngelakuin korupsi? Saking gregetnya, warga Twitter sampai pernah membuat trending sebuah frasa yang menggambarkan emosi dan umpatan yang kompak tanpa komando dan aba-aba. Apalagi kalau bukan “Juliari K*nt*l”.

Kali ini, untuk kesekian kalinya perkara korupsi Juliari membuat gaduh masyarakat. Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta mengatakan bahwa cercaan dan hinaan yang diterima oleh Juliari dapat menjadi pertimbangan untuk memberikan keringanan hukuman padanya.

Kata Pak Yusuf selaku hakim, Juliari ini sudah cukup menderita karena telah divonis bersalah oleh masyarakat padahal secara hukum belum tentu bersalah. Begitulah kira-kira kata pak hakim yang berhati mulia ini. Namun, kira-kira kenapa ya pak hakim ini baik banget sampai mempertimbangkan cercaan untuk meringankan hukuman? Kalau menurut perkiraan saya, ada beberapa kemungkinan yang mendasarinya.

#1 Pak Yusuf sedang kampanye #Stopbullying

Kita tahu bahwa bullying atau perundungan adalah budaya yang tidak baik dan harus dikampanyekan pencegahannya. Korban-korban bullying ini banyak sekali yang menderita trauma fisik dan mental hingga memerlukan waktu yang lama untuk pemulihan. Mungkin saja Pak Yusuf tergerak hatinya sebagai seorang hakim ketika melihat client eh tersangkanya kena bully sehingga beliau angkat bicara.

Namun, kalau dipikir-pikir, biasanya korban bully ini lemah dan tertindas gitu, lho. Ya, baik secara kekuasaan maupun ekonomi, jadinya perlu dibela dan diberikan dukungan yang kuat. Tapi, kalau tersangka yang dibela sama Pak Yusuf ini lemahnya di sisi mana, ya? Wong punya kuasa sampai bisa maling duit rakyat 32 miliar lebih, kok. Mending Pak Yusuf bantuin KPAI aja buat cegah bullying dari dan kepada anak-anak yang rentan. Kayaknya KPAI lebih butuh kemuliaan hati pak hakim ini, deh.

#2 Teringat petuah untuk menolong sesama manusia

Saya rasa minimal sekali dalam seumur hidup, kita pasti pernah dapat nasehat untuk saling menolong. Kalau kata ibu saya, selagi ada kemampuan dan kesempatan kita harus menolong sesama manusia. Dengan harapan, bila suatu saat kita kesulitan ada yang mau meringankan beban kita. Terkesan nggak ikhlas sih nolongnya, tapi nggak apa-apa, namanya juga hidup ya cari untung juga dong, ya.

Bisa jadi hal ini juga yang mendasari Pak Yusuf untuk mempertimbangkan keringanan hukuman buat Juliari. Barangkali beliau ini teringat petuah neneknya atau siapa gitu sehingga beliau bermaksud untuk mempraktikkannya. Ya, dengan harapan di lain waktu bisa ditolong juga sama Juliari, ya, kan? Namun, saran saya nih ya, pak hakim, jangan terlalu berharap dulu, deh. Wong Juliari itu nolongin rakyat yang jelas-jelas menderita aja nggak mau, apalagi nolongin bapak.

Baca Juga:

Pledoi Juliari Batubara dan Sakit Hati yang Terprediksi

Kang Yo Han vs Kim Ga On, Hakim Mana yang Lebih Dibutuhkan Indonesia?

#3 Melihat peluang bisnis

Jangan suuzan dulu, maksudnya gini, lho. Kan dalam dunia bisnis, kita itu harus pandai-pandai melihat peluang. Nah, biasanya orang kalau habis berbuat jahat terus hijrah begitu banyak banget yang mau dengerin cerita perjalanan hijrahnya.

Bisa jadi pak hakim melihat potensi jika Juliari diberikan keringanan hukuman, dia akan lebih cepat sadar dan hijrah begitu. Dengan demikian, ada kesempatan untuk ngajak collab Juliari untuk bikin buku dan seminar motivasi Kisah Hijrahku.

Walaupun sepele, jangan salah lho, ini bisa jadi peluang bisnis yang menguntungkan. Bayangin kalau bukunya laku keras, lalu undangan seminarnya terus penuh setiap bulan. Bukankah, ini jadi prospek pekerjaan sampingan yang menarik?

#4 Kasihan sama Juliari yang suka merengek

Pak Yusuf ini kan udah bapak-bapak gitu ya, jadi mungkin di rumah punya anak atau keponakan gitu. Melihat kelembutan hatinya yang berniat baik untuk ngasih keringanan hukuman, sih, saya percaya kalau Pak Yusuf orangnya nggak tegaan. Tipe-tipe bapak/paman yang kalau anaknya nangis dikit langsung ditanya pengin apa, biar seneng lagi.

Mungkin, naluri kebapakan ini keluar saat melihat Juliari yang ngerengek terus. Dari awal pledoinya soal keluarga, didikan orang tua yang nggak ngajarin dia korupsi, dan lain-lain, bisa jadi menyentuh sanubari pak hakim yang satu ini.

Tapi ya, Pak, saya cuma mau ngingetin nih, anak-anak aja tuh nggak boleh selalu dituruti kemauannya, loh. Soalnya, ini bisa bikin dia nggak punya daya juang dan jadi manja. Itu anak-anak lho, Pak. Apalagi kalau maling duit bansos begini. Apa iya masih layak dikasihani cuma karena hobi merengek?

BACA JUGA Korupsi Bansos dan Dana Haji, Mana yang Lebih Bajingan? dan tulisan Fatimatuz Zahra lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

 

Terakhir diperbarui pada 7 September 2021 oleh

Tags: hakimJuliarikorupsi bansos
Fatimatuz Zahra

Fatimatuz Zahra

Sedang belajar tentang manusia dan cara menjadi manusia.

ArtikelTerkait

pledoi vonis juliari batubara menteri korupsi mojok

Pledoi Juliari Batubara dan Sakit Hati yang Terprediksi

13 Agustus 2021
Kang Yo Han Vs Kim Ga On, Hakim Mana yang Lebih Dibutuhkan Indonesia_ terminal mojok

Kang Yo Han vs Kim Ga On, Hakim Mana yang Lebih Dibutuhkan Indonesia?

9 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.