Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Perbedaan Iyo’ dan Iye’ dalam Dialek Makassar

Utamy Ningsih oleh Utamy Ningsih
10 Juli 2021
A A
dialek makassar pantai losari makassar kamus bahasa makassar sehari-hari imbuhan partikel ji ki mi arti cara memakaimojok.co

pantai losari makassar kamus bahasa makassar sehari-hari imbuhan partikel ji ki mi arti cara memakaimojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Setelah sempat bingung akan menulis apa tentang bahasa atau dialek Makassar, akhirnya saya memilih menulis tentang kata iyo’ dan iye’ dalam percakapan sehari-hari orang Makassar. Ide ini pun muncul setelah tetangga saya bertanya dengan rasa heran, “Kenapa pake’ iyo’ ko kalau bicara sama tantemu yang dari Toraja?” Terjemahannya, “Kenapa kamu pakai iyo’ kalau bicara sama tantemu yang dari Toraja?” Namun, sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya saya sedikit kenalkan dulu tentang cara pengucapannya. Iyo’ dibaca biasa saja sebagaimana yang tertulis, sedangkan iye’ pakai penekanan khusus di akhir. Jadi, beda dengan kata iye dari Betawi, yah.

Perbedaan kasta

Dalam percakapan bahasa Makassar atau katakanlah bahasa Indonesia dengan dialek Makassar, iyo’ dan iye’ memang punya perbedaan kasta. Meski sama-sama berarti iya, pada dasarnya iyo’ dan iye’ punya batasan dalam penggunaannya. Iyo’ bersifat kasar atau tidak sopan dan lebih sering dipakai ketika ngobrol dengan teman sebaya atau orang-orang yang sudah akrab, sementara iye’ terkesan lebih sopan dan digunakan ketika ngobrol dengan orang yang lebih tua dan/atau orang yang dihargai, dihormati, dan disayangi. Itulah mengapa tetangga saya heran ketika saya menggunakan kata iyo’ saat berbicara dengan tante saya. Padahal, bagi orang Toraja sendiri memang sudah lumrah menggunakan kata iyo’. Di sisi lain, saya tetap menggunakan kata iye’ saat ngobrol dengan anak saya, meskipun tentu saja usia saya jauh lebih tua dari anak saya.

Menunjukkan status hubungan

Selain dalam hubungan tua-muda, iyo’ dan iye’ juga punya peran dalam hubungan percintaan. Dalam beberapa kasus, ada hubungan diam-diam (backstreet) yang akhirnya bisa terbongkar karena si pelaku kedapatan memakai kata iye’, padahal mereka seumuran bahkan teman akrab yang selama ini asyik-asyik saja ngobrol pakai iyo’.

Selanjutnya, dalam hubungan itu sendiri, entah yang sudah menikah, masih pacaran, atau pun baru sekadar odo’-odo’ (gebetan), penggunaan iyo’ dan iye’ ini terbagi lagi menjadi tiga penganut. Ada yang tidak masalah meski pakai iyo’ saat ngobrol, ada yang harus pakai iye’ meski mereka seumuran, ada juga yang bisa saja menggunakan iyo’ dan iye’ sekaligus. Bukan berarti memakai kata iyo’ dan iye’ secara bersamaan, tetapi dalam waktu/keadaan tertentu bisa memakai kata iyo’ dan waktu/keadaan lainnya memakai kata iye’.

Salah satu contohnya adalah teman saya. Mereka (masih pacaran), pakai iye’ ketika lagi baik-baik saja, tetapi pakai iyo’ saat bertengkar. Jadi, jika salah satunya sudah mengganti iye’ menjadi iyo’, biasanya itu kode yang berarti emosinya sudah tinggi, menuju tak terbatas dan melampauinya atau bisa jadi juga sudah bingung mau jelasin gimana saking kesalnya.

Contohnya seperti ini:

A: “main game mki saja, janganmi pedulikanka. Kan lebih penting game ta daripada saya.”

(kamu main game saja, jangan pedulikan saya. Kan game kamu lebih penting daripada saya).

Baca Juga:

Kamus Bahasa Makassar: Jangan Salah Paham dengan Kata Meki di sini

Kritik dalam Negara Demokrasi: Benarkah Presiden Adalah Lambang Negara?

B: “iyo’ deh.”

A: *kirim emot tersenyum

Nah, seperti itu kurang lebih contohnya. Silakan senyum-senyum sendiri bagi yang pernah mengalaminya.

Dari percakapan di atas, yang ngomong “iyo’ deh”, kemungkinan sudah sangat emosi, yang membaca juga besar kemungkinan merasa sakit hati. Jadi, dalam beberapa hubungan, iyo’ dan iye’ ini memang punya peran yang sangat besar. Perihal iyo’ saja bisa bikin sakit hati loh. Jika diambil contoh lain yang berhubungan dengan perbedaan kasta suatu kata/partikel/klitik dalam dialek Makassar, perbedaan iyo’ dan iye’ ini setara dengan perbedaan ta’ dan mu/nu, kau dan kita’, ki’ dan ko.

Buku ta’ dengan Buku mu/buku nu punya arti yang sama= buku (milik) kamu. Namun, kesan yang dihasilkan/dirasakan oleh si penerima kata, akan berbeda.

Sama halnya dengan kah kau iya dengan kah kita’ iya. Dua kalimat ini punya arti yang sama, kesannya berbeda.

Kembali lagi perihal perbedaan kasta antara iyo’ dan iye’. Sependek pengetahuan saya, orang (bersuku) Bugis juga memakai paham yang sama. Namun, agar bisa menambah perspektif atau cerita lain, sepertinya lebih seru jika teman-teman bersuku Bugis yang menuliskannya langsung. Lumayan kan bisa mengangkat tentang daerah sendiri, sambil mengumpulkan poin untuk dicairkan, wqwqwq.

Demikianlah perkenalan singkat dengan iyo’ dan iye’ dalam dialek Makassar. Semoga ada lagi yah tulisan tentang  bahasa, budaya, atau dialek Makassar lagi.

BACA JUGA Lagu “Makassar Bisa Tonji” yang Sindir Kebiasaan Logat dan Okkots dan tulisan Utamy Ningsih lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 Oktober 2021 oleh

Tags: dialek makassariye'iyo'pendidikan terminalperbedaan kastaStatus hubungan
Utamy Ningsih

Utamy Ningsih

Suka Membaca, Belajar Menulis.

ArtikelTerkait

5 Sisi Negatif Mengikuti Banyak Organisasi Kampus terminal mojok

5 Sisi Negatif Mengikuti Banyak Organisasi Kampus

30 Juni 2021
Jangan Dihujat Dulu, Ada Tujuan Positif dari Guru yang Ngambek Nggak Mau Ngajar Gara-gara Muridnya Melakukan Kesalahan terminal mojok

Jangan Dihujat Dulu, Ada Tujuan Positif dari Guru yang Ngambek Nggak Mau Ngajar Gara-gara Muridnya Melakukan Kesalahan

29 Juli 2021
Pengumuman SBMPTN 2021 di Depan Mata, Berikut Etika yang Perlu Kamu Jaga Jika Dinyatakan Lolos SBMPTN terminal mojok

Pengumuman SBMPTN di Depan Mata, Berikut Etika yang Perlu Kamu Jaga Jika Dinyatakan Lolos SBMPTN

14 Juni 2021
Inspirasi Drakor L.U.C.A._ Seandainya Ada Pembangkit Listrik Tenaga Belut Listrik (PLTBL) di Indonesia terminal mojok

Inspirasi Drakor ‘L.U.C.A.’: Seandainya Ada Pembangkit Listrik Tenaga Belut Listrik (PLTBL) di Indonesia

26 Mei 2021

Tulisan Makin Ngaco, Aplikasi Wattpad Butuh Editor Kebahasaan

2 Juni 2021
Menerawang Prasangka Dosen Ketika Melihat Mahasiswanya Off Camera Saat Kuliah terminal mojok

Menerawang Prasangka Dosen ketika Melihat Mahasiswanya Off Camera Saat Kuliah

17 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.