Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Gagal Nikah Gara-Gara Larangan Menikah Anak Pertama dengan Anak Ketiga (JiLu)

Reni Soengkunie oleh Reni Soengkunie
4 September 2019
A A
jilu

jilu

Share on FacebookShare on Twitter

Siapa sih orang yang tidak ingin menikah dengan orang yang dicintainya? Tentu saja setiap pasangan ingin agar hubungan percintaannya dengan kekasihnya bisa berakhir di pelaminan. Namun tak semua kisah percintaan itu berakhir dengan indah. Sebagian cerita ada yang tiba-tiba saja putus di tengah jalan. Sebuah perasaan yang belum usai sebenarnya, tapi jika takdir sudah berkehendak, mau gimana lagi ya?

Ada banyak penyebab yang mengakibatkan suatu hubungan yang sudah dibina cukup lama akhirnya kandas sebulum resmi menjadi sepasang suami istri. Kadang hal-hal tersebut ditengarai oleh restu orangtua, perbedaan suku, adat, ataupun bibit bebet bobot.

Suatu hari sahabat baik saya datang pada saya dengan wajah seperti ayam tiren (mati kemaren)- pucat dan layu sekali. Kedua bola matanya membengkak sebesar jengkol. Saya menduga dia sudah menangis semalaman. Saat saya tanya apa hal yang membuatnya seperti itu, dia kembali menangis sambil meraung, “tresnoku cidro kepentok itungan Jowo!” (cintaku kandas karena hitungan Jawa).

Saya cukup prihatin dan menyayangkan hubungan sahabat saya dengan kekasihnya itu berujung pada perpisahan. Sebagai seorang sahabat, tentu saya tahu jelas perjalanan cinta mereka. Seperti layaknya menonton sebuah sinetron, saya mengikuti setiap episode kisah percintaan sahabat saya ini. Mulai dari sahabat saya ini curi-curi pandang dengan teman ngajinya, mulai berkenalan, chat-chat-an dan teleponan setiap malam, hingga keduanya akhirnya bisa jadian berkat bantuan semesta.

Saya melihat keduannya itu cocok dalam segala aspek. Kalau melihat keduanya itu bersama, saya bagai melihat pasangan pendekar, Arya Kamandanu dan Mei Shin dalam Film Laga Tutur Tinular. Keduanya itu sama-sama tangkas dalam silat. Seperti sepasang pendekar dalam cerita-cerita zaman dulu. Sudah saling cinta, obrolannya nyambung, dari suku yang sama juga, dan punya hobi serupa, kurang apa lagi coba? Saya sih yes, nggak tahu kalau Mas Anang!

Saya masih ingat jelas bagaimana sahabat baik saya ini suka bercerita tentang masa depan yang indah yang akan ia lalui dengan kekasihnya itu. Keduanya pun sudah berkomitmen ingin segera menikah dan hidup bahagia sesuai impian-impian yang mereka rajut bersama. Saya kira kisah mereka bakalan berakhir dengan indah seperti layaknya cerita di sebuah novel romance, namun siapa sangka takdir berkata lain.

Teman saya ini merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dan kekasihnya itu merupakan anak pertama di keluarganya. Saya baru tahu kalau di Jawa itu ada larangan menikah jilu atau kepanjangan dari siji (satu) telu (tiga). Jadi pada intinya itu anak pertama dilarang menikah dengan anak nomor tiga. Menurut kepercayaan orang Jawa, pernikahan jilu itu tidak baik dan akan menyebabkan berbagai macam masalah dan musibah.

Baik orangtua sahabat saya dan orangtua pacarnya ini sepakat untuk menentang hubungan mereka. Katanya jika hal itu dipaksakan, pernikahannya bisa mengalami percekcokkan, keduanya bisa sakit-sakitan, susah dalam mencari rezeki, dan yang paling parah bisa menyebabkan kematian atau musibah bagi para kerabatnya.

Baca Juga:

Tradisi Rewang di Desa: Gotong Royong yang Kini Jadi Ajang Pamer

Pacaran di Kebun Raya Bogor Bikin Putus? Halah, Omong Kosong!

Alasan pertama bagi saya sih cukup masuk akal. Penyebab percekcokkan saya rasa karena memang perbedaan karakter antara anak pertama dan anak ketiga. Bagaimana pun anak pertama kebanyakan memiliki watak mandiri, tegas, dan berjiwa kepemimpinan. Sedangkan anak ketiga itu kebalikannya, manja, manja, dan aleman. Nggak semua sih sebenarnya, tergantung orangnya juga.

Tapi menurut saya, mana ada sih pernikahan yang tidak ada percekcokkannya? Nggak seru! Yang namanya dua orang dengan watak dan karakter yang berbeda tentu saja akan ada perbedaan pendapat dan pemikiran. Perbedaan pandangan tersebutlah yang kadang akan mengakibatkan sebuah perdebatan. Hal seperti ini saya rasa lumrah dialami pasangan suami istri.

Tentang pernikahan jilu yang mengakibatkan sakit-sakitan, susah cari rezeki, dan musibah untuk para kerabat menurut saya gimana ya, kurang masuk akal saja sih. Karena saya termasuk orang yang percaya bahwa sakit, rezeki, dan musibah itu semua atas kehendak Tuhan. Kalau memang pas apesnya sakit, rezekinya seret, atau ada keluarga yang terkena musibah, itu semata-mata

memang sudah seharusnya begitu jalan ceritanya.

Amat sangat disayangkan, bila dua anak manusia yang saling jatuh cinta dan saling sayang menyayangi harus dipisahkan karena sebuah hitungan Jawa. Lucu sih sebenarnya, tapi juga menyedihkan sekali. Susah memang, jika memiliki orangtua yang masih berpegang pada tradisi dan tak mau membuka diri dengan argumen-argumen masa kini yang lebih logis. Kalau sudah A yah harus A. Padahal mereka tak tahu dalam penilaian itu ada juga nilai A+ dan A- kan yah?

Kakak pertama saya juga menikah dengan anak nomor tiga. Mereka juga pasangan jilu dan sejauh ini kehidupan rumah tangga mereka baik-baik saja. Kalaupun suatu hari nanti ada musibah, kami percaya itu semata-mata hanya karena sudah kehendak Tuhan. Saya rasa ada banyak juga pasangan jilu di luar sana yang hidup bahagia dan memiliki kehidupan rumah tangga yang adem ayem.

Semoga di masa depan tak ada lagi kisah percintaan jilu yang harus berakhir menyedihkan seperti sahabat saya ini. Hitungan Jawa mungkin sering tepat, tapi yang namanya cinta itu tak perlu hitungan. Cinta itu bukan seni eksak seperti matematika, fisika, atau kimia. Tak ada kejelasan dan hitungan yang tepat untuk mengukur sebuah cinta seseorang. Jadi, pahamilah.

Terakhir saya ingin meminta maaf pada sahabat saya karena saya mengilustrasikan sahabat saya dan mantan kekasihnya itu seperti Arya Kamandanu dan Mei Shin. Saya lupa pada akhir cerita Tutur Tinular itu, akhirnya Arya Kamandanu menikahnya bukan sama Mei Shin tapi dengan Sakawuni. Jadi yah wajar kalau mantan pacar sahabat saya ini akhirnya nikahnya sama perempuan lain. Sabar ya, my lov. wkwk (*)

BACA JUGA Beda Prinsip Juga Masalah Berat Selain Beda Agama atau tulisan Reni Soengkunie lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 4 September 2019 oleh

Tags: anak ketigaanak pertamabudaya jawaJiLumistisMitosweton
Reni Soengkunie

Reni Soengkunie

Manusia yang suka mainan sama kucing, suka nonton video kucing, dan hobi ngobrol sama kucing. IG/Twitter: @renisoengkunie.

ArtikelTerkait

solo hiker

Solo Hiker: Lagi Naik Gunung Malah Disangka ‘Laku Ngilmu’ Jadi Dukun

5 Juli 2019
Kecamatan Ngluyu Nganjuk, Surga di Nganjuk Utara yang Diliputi Banyak Mitos

Kecamatan Ngluyu Nganjuk, Surga di Nganjuk Utara yang Diliputi Banyak Mitos

26 Januari 2024
Sisi Gelap Budaya Rewang di Hajatan Desa yang Nggak Banyak Orang Tahu Mojok.co

Tradisi Rewang di Desa: Gotong Royong yang Kini Jadi Ajang Pamer

23 Agustus 2025
5 Mitos Rumah Modern Minimalis: Terlihat Sederhana, padahal Bikin Pusing Kepala

5 Mitos Rumah Modern Minimalis: Terlihat Sederhana, padahal Bikin Pusing Kepala

29 Oktober 2022
makhluk halus

Pledoi untuk Makhluk Halus yang Selalu Terpojokkan

16 Agustus 2019
8 Mitos Ngawur Seputar Olahraga, Cek Faktanya Terminal Mojok

8 Mitos Ngawur Seputar Olahraga, Cek Faktanya!

4 September 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.