Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Betapa Menjengkelkan Orang yang Bangunin Sahur Pakai Sound System dengan Volume Kencang. #TakjilanTerminal21

Aly Reza oleh Aly Reza
23 April 2021
A A
Betapa Menjengkelkan Orang yang Bangunin Sahur Pakai Sound System dengan Volume Kencang. #TakjilanTerminal21
Share on FacebookShare on Twitter

Awal bulan Ramadan tahun ini, di desa saya ada tren baru membangunkan sahur yang rasa-rasanya kok nyebahi dan menyebalkan sekali. Kalau biasanya anak-anak desa bangunin sahur pakai tongtongtek (kentongan dan seperangkat alat pukul sejenisnya), sekarang ini mereka kalau bangunin sahur pakai sound system. Jadi, mereka bawa sound system, kemudian menyetel lagu-lagu dangdut sambil keliling rumah-rumah gitu. Kreatif sih memang, jadi nggak perlu capek-capek lagi mukul kentongan. Tinggal sambungin bluetooth, puter playlist, beres. Tapi, ada tapinya, nih…

Pada batas tertentu, bangunin sahur model begini memang cukup efektif bikin orang-orang kebangun. Apalagi tipikal orang kayak saya yang kalau dengar apa sedikit langsung geragapan. Tapi, kalau pas muter musiknya dengan volume tinggi kan jatuhnya malah mengganggu banget, to? Bikin hilang respek malahan. Paling buruk akhirnya kena semprot warga gara-gara terlalu bising, kayak yang dialami anak-anak desa saya dini hari tadi.

Pada tiga malam awal Ramadan, saya kira cuma saya yang merasa mangkel betul dengan ulah mereka. Hla, kok jebul semalam ada beberapa warga yang keluar rumah buat negur. Katanya terlalu kekencengan, ganggu, bahkan ada yang sampai bilang tuh anak-anak pada nggak punya aturan. Panik nggak? Panik nggak? Ya panik lah, masa nggak. Hahaha, mamam tuh omelan warga! Salah sendiri nggak kira-kira.

Bangunin sahur itu mbok ya yang lumrah-lumrah saja gitu, loh. Mereka ini start keliling desa mulai pukul 01.00 WIB, langsung tancap volume tinggi. Nanti mereka bakal mangkal di kompleks masjid desa yang notabene padat dengan rumah-rumah penduduk. Termasuk rumah saya yang berada di kompleks masjid, makanya saya jengkel banget. Apalagi jam bangun di keluarga saya itu kan sebenarnya pukul 03.00 WIB, jadi harus kebangun lebih awal gara-gara musiknya yang bising banget itu. Pas mangkal di situ, nggak tanggung-tanggung, biasanya dari pukul 02.00 sampai 03.00 WIB lebih muter satu album full Happy Asmara, Denny Caknan, Aftershine, sampai Pamungkas dan Hindia lho diputer sekalian.

Begini, bangunin sahur itu sebenarnya termasuk aktivitas yang baik, bermanfaat juga karena bisa menjadi alarm buat orang-orang biar bisa melaksanakan sunnah puasa, yaitu sahur. Tapi ya asal dilakukan dengan cara-cara yang baik pula. Nggak mengganggu atau mengusik kenyamanan warga sekitar.

Termasuk bangunin sahur pakai sound system, wooo sebenarnya kreatif banget loh itu. Lagu-lagunya Happy Asmara, Denny Caknan, dan Aftershine juga enak-enak kok, banyak yang suka juga. Tapi tahu nggak Anda, kalau lagu-lagu mereka diputar kencang-kencang tiap malam, bikin bayi tetangga nangis karena geragapan, orang-orang yang baru tidur jadi terganggu tidurnya padahal besok pagi-pagi sudah harus kerja, terlebih lagi kalau sampai ganggu orang sakit gigi. Itu suara cempreng-cempreng merdunya Denny Caknan, atau suara bindengnya Happy Asmara dan Hasan Aftershine jadinya malah setara lirik dan nada lagu “Nissa Sabyan”-nya Aldi Taher, tahu nggak? Meresahkan dan merusak tatanan kehidupan.

Maka perlu Anda sekalian ketahui, nih, aktivitas bangunin sahurnya tadi sejatinya memang baik, namun jadi nggak bijak. Memang baik, tapi nggak ada nilai kebaikannya kalau akhirnya bikin orang lain mangkel, jengkel, atau bahkan ada yang sampai marah-marah juga kayak tetangga saya semalam. Atau dalam falsafah Jawa-nya, jadi perkara sing bener ning ora pener.

Mengutip Pak Fahruddin Faiz dalam tulisannya di Mojok, “Kebijaksanaan Puasa: ‘Ngono Yo Ngono, Ning Ojo Ngono’”, dua hal ini—antara bener (baik) dan pener (bijak)—nggak bisa dipisahain satu sama lain. Keduanya harus dipraktikkan secara selaras dan seliris. Yang namanya melakukan tindakan yang awalnya diniatkan untuk kebaikan (bener), bagaimanapun harus disertai dengan pertimbangan kalau tindakan tersebut juga bernilai kebijaksanaan (pener). Karena kata Pak Faiz, banyak kebenaran dan kebaikan kehilangan nilainya ketika jalan mewujudkannya melupakan sisi kebijaksanaan.

Baca Juga:

Warak Ngendog, Mainan “Aneh” di Pasar Malam Semarang yang Ternyata Punya Filosofi Mendalam

Mahasiswa Jogja yang Ingin Bertobat di Bulan Ramadan Wajib Berkunjung ke Masjid Jogokariyan

Ya persis kayak kasus bangunin sahur tadi. Bangunin sahur pakai tongtongtek kan sudah menjadi tradisi turun-temurun, jadi pada dasarnya nggak ada masalah dengan aktivitas tersebut. Kemudian muncul tren baru bangunin sahur pakai sound system, pada dasarnya juga keren-keren saja, sih. Karena selain tujuan dan niatnya baik, yaitu bangunin orang buat sahur, kan asik juga tuh kita sahur sambil dengerin musik-musik Jawa Pop kekinian. Tapi kalau sudah sampai di tahap bar-bar, volumenya dikencengin, wah kalau kata Ketua Yayasan Pemuda Tersesat, Habib Husein Jafar al-Hadar di konten Pemuda Tersesat edisi “Bolehkah Bangunin Sahur Pake Lagu Aldi Taher?”, itu sudah nggak bisa dibenerin.

Menurut Habib Jafar, bangunin sahur pakai sound system atau speaker di masjid sedianya nggak masalah. Itu kan juga sebagai bentuk memanfaatkan perkembangan teknologi. Asal, pertama, mbok kalau nyetel musik itu yang lagu-lagu religi gitu. Kalau nggak bisa lagu religi, ya nggak apa-apa, yang penting nggak kenceng-kenceng alias nggak mengganggu. Dan lebih nggak dibenerin lagi nih, kalau bangunin sahur pakai lagu religi tapi volumenya kuenceng banget. Rusak sudah nilai religiusitasnya kalau akhirnya ngerusak telinga orang. Intinya, volumenya harus yang standar-standar saja lah. Yang penting kan orang-orang sekitar bisa dengar terus bangun buat sahur.

Kedua, mbok harus tetep hargai orang lain. Bangunin sahur, kalau kata Habib Jafar, tetep harus memperhatikan sopan santun, loh. Maksudnya gini, kalau kita tahu di rumah yang kita lewati misalnya ada bayinya, atau ada orang yang lagi sakit, ya alangkah baiknya volume sound-nya dikecilin lagi. Syukur-syukur malah dimatiin. Apalagi kalau lewat rumahnya orang non-Islam. Mereka kan nggak ikut sahur tuh, otomatis masih tidur pules, jadi alangkah baiknya kalau nggak bikin kegaduhan sekitar rumahnya. Berlaku juga buat yang masih pakai tongtongtek, ya.

Bangunin sahur pakai speaker di masjid juga alangkah baiknya wajar-wajar saja. Nggak usah lebay kayak komentator bola Indo, biar nggak kena serangan #GerakanMuteNasional. Iye, kan?

*Takjilan Terminal adalah segmen khusus yang mengulas serba-serbi Ramadan dan dibagikan dalam edisi khusus bulan Ramadan 2021.

BACA JUGA Poso dan Pengalaman Menjadi Terduga Teroris dan tulisan Aly Reza lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 April 2021 oleh

Tags: bulan ramadanSahursound systemTakjilan Terminal
Aly Reza

Aly Reza

Muchamad Aly Reza, kelahiran Rembang, Jawa Tengah. Penulis lepas. Bisa disapa di IG: aly_reza16 atau Email: [email protected]

ArtikelTerkait

Dear Emak, Masak Sahur Enak Itu Jangan Seminggu Pertama Puasa Doang!

2 Mei 2020
Berusaha Memahami Hobi Sound System yang Terlanjur Dibenci Banyak Orang Mojok.co

Berusaha Memahami Hobi Sound System yang Terlanjur Dibenci Banyak Orang

17 November 2023
Sirup Tjampolay_ Sirup Legendaris Indonesia Pilihan Bunda Kala Buka Puasa #TakjilanTerminal36

Sirup Tjampolay Adalah Sirup Legendaris Indonesia Pilihan Bunda Kala Buka Puasa. #TakjilanTerminal36

30 April 2021
5 Rekomendasi Tempat Sahur yang Bisa Jadi Pilihan di Bandung Terminal Mojok

5 Rekomendasi Tempat Sahur yang Bisa Jadi Pilihan di Bandung

7 April 2022
kolak adalah makanan andalan buka puasa terminal mojok

Mengapa Berbuka dengan Kolak Sering Jadi Menu Andalan? #TakjilanTerminal44

8 Mei 2021
info mokel puasa ramadan mojok

Geliat Info Mokel sebagai Ajang Silaturahmi Mereka yang Tidak Puasa. #TakjilanTerminal31

28 April 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.