7 Fakta Unik Terkait Papua yang Saya Temukan di Sana

7 Fakta Unik Terkait Papua yang Saya Temukan di Sana Terminal Mojok

Sekitar dua tahun lalu, saya sempat pergi ke Papua untuk mengunjungi saudara saya yang kebetulan menjadi guru di sana. Ada banyak momen wow saat saya berada di Papua. Padahal saya tinggal di sana sekitar dua mingguan.

Buat saya, kalimat “Tuhan menciptakan Papua saat sedang tersenyum” itu benar adanya. Dan saya juga jadi mengerti betapa indahnya keragaman Indonesia saat mengunjungi pulau yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini tersebut.

Sayangnya, media sering sekali mengabaikan apa pun terkait Papua kecuali masalah separatismenya. Pokoknya kalau ada nama Papua di TV, hampir selalu ada kaitannya dengan masalah OPM dan tembak-tembakan. Padahal banyak sekali hal unik yang saya temukan di sana, seperti tujuh hal berikut ini:

#1 Buah merah

Saat pertama kali melihat buah merah, saya mengira itu bukan buah, melainkan sayur. Wujud buah merah mirip jagung besar dengan tekstur tewel muda, namun berwarna merah menyala. Unik sekali.

Orang Papua percaya bahwa buah merah berkhasiat tinggi. Mereka memakan buah ini bukan hanya karena cita rasanya yang dianggap menarik, namun juga untuk kesehatan. Sewaktu saya cek di Google, ternyata memang sudah banyak penelitian yang mengungkap kadar antioksidan pada buah ini.

Buah merah (Anthony Hong via Wikimedia Commons)

#2 Masyarakatnya masih menjunjung tinggi adat istiadat

Menurut saya, orang Papua termasuk masyarakat yang masih sangat menjunjung tinggi adat istiadat. Apalagi masyarakat di tempat saudara saya tinggal. Norma-norma lokal di sana masih terjaga tanpa pengaruh dari luar. Ketua adat di sana pun masih sangat dihormati.

Intinya, orang Papua itu punya adab yang tinggi. Mereka bukan orang yang hidup seenaknya ataupun semaunya seperti preman pasar. Makanya saudara saya bilang bahwa memahami adat warga lokal itu sangat penting karena hal itu adalah hal yang sensitif untuk warga desa.

Hal-hal yang dianggap tabu dan dilarang harus benar-benar dijauhi. Jangan sampai kita sebagai pendatang dianggap melecehkan masyarakat setempat. Bukan cuma menyakiti orang lokal, bisa-bisa nanti semua pendatang dicap tak punya adab oleh orang Papua.

#3 Nominal uang denda yang bikin pingsan

Sebenarnya saya belum pernah melihat langsung kasus denda ini selama berada di Papua. Namun berdasarkan penuturan saudara saya, seseorang yang berbuat salah bisa kena denda hingga miliaran rupiah. Ha, ngeri nggak tuh?

Sebagai warga Jogja yang terbiasa dengan UMR minimalis, saya sampai mau pingsan mendengar nominal denda yang disebutkan saudara saya. Tapi menurut saudara saya juga, denda tersebut bisa dibayar dengan babi. Masalahnya, satu ekor babi di Papua harganya juga sangat mahal, ygy. Selain itu, penerima denda juga bisa meminta bantuan keluarganya.

#4 Kecantikan alamnya luar biasa

Hal terkait Papua lainnya yang jarang diketahui orang adalah wilayah pegunungan di sana tuh cantiknya kebangetan! Saat berkendara di jalan-jalan pegunungan Papua, saya merasa seperti berada di film Lord of the Ring. Yah, meski harus diakui masalah keamanan di sana masih cukup buruk.

Suatu saat nanti, ketika Papua tak lagi panas dengan konflik separatisme, saya yakin banget wilayah ini bisa maju karena pariwisatanya. Apalagi kalau masalah logistik yang rumit dan mahal sudah bisa diatasi. Beuh, dijamin wisatawan dari provinsi dan negara lain akan berbondong-bondong ke Papua.

#5 Flora dan fauna berbeda dengan Indonesia bagian barat

Indonesia terbagi menjadi 3 wilayah oleh garis Wallace dan garis Weber. Setiap wilayah punya fauna dan flora khasnya masing-masing. Kurang lebih seperti inilah penjelasan yang pernah saya dapatkan di sekolah.

Namun saya baru benar-benar memahami pembagian garis ini ketika datang ke Papua. Papua itu unik banget. Flora dan faunya banyak yang berbeda dengan pulau di Indonesia bagian barat.

Burung cenderawasih (Richarderari via Wikimedia Commons)

Sayangnya, nggak semudah itu melihat hewan-hewan khas Papua. Tapi, kalau kalian mau agak bersusah payah sedikit sembari mengeluarkan biaya yang cukup lumayan, kalian bisa saja kok melihat langsung kecantikan burung cenderawasih, kasuari, beo, dan lain sebagainya.

#6 Masyarakatnya paling heterogen

Masyarakat Papua adalah masyarakat yang sangat heterogen. Suku-suku di sana sangat bervariasi dengan adat dan bahasa yang berbeda-beda. Bahkan Papua menyumbang jumlah bahasa terbanyak di negeri ini.

Peran bahasa Indonesia pun menjadi sangat penting di Pulau Cenderawasih tersebut. Bahasa Indonesia berperan untuk memudahkan komunikasi antara satu suku dengan suku lainnya. Saking lekatnya pemakaian bahasa nasional ini, orang Papua jadi menciptakan dialek sendiri dengan kebiasaan khas seperti menyingkat kata saya menjadi “sa” dan tidak menjadi “tra.”

#7 Semakin modern

Jangan membayangkan Papua sebagai pulau yang isinya hutan semua, ygy. Di sana, sudah cukup banyak kota yang bisa dibilang modern dan setara dengan kota-kota lainnya di Indonesia. Banyak juga daerah yang menurut saya cepat atau lambat akan bertransformasi menjadi kota kecil.

Franchise makanan cepat saji seperti KFC pun sudah ada di sana, khususnya di Jayapura. Begitu juga dengan berbagai fasilitas anak gaul lainnya seperti bioskop, kafe kekinian, hingga berbagai tempat kongkow muda-mudi Papua yang keren.

Indonesia memang sangat beruntung memiliki Papua. Sayangnya, media kita lebih sering memberitakan hal-hal negatif tentang Papua ketimbang fakta-fakta menarik dari pulau ini. Padahal Papua bukan hanya kaya akan alamnya, namun juga sangat kaya budaya dan tradisi.

Penulis: Ningsih
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 6 Stereotipe Papua yang Benar-benar Keliru.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version