Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Olahraga

500 Hari Tanpa Sepak Bola Indonesia, kok Wasitnya Masih Gitu-gitu Aja?

Endrapta Ibrahim Pramudhiaz oleh Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
30 Agustus 2021
A A
wasit sepak bola indonesia liga 1 mojok

wasit sepak bola indonesia liga 1 mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Penggemar sepak bola Indonesia akhirnya bisa kembali melepas dahaga. Setelah Piala Menpora di bulan April lalu, belum ada lagi kompetisi yang bisa mempertemukan tim-tim Liga Indonesia. Sebenarnya wacana untuk kembali menggulirkan liga sudah banyak, namun terhalang oleh situasi Covid-19 di Indonesia yang tak kunjung mereda. Ada beberapa tanggal yang digadang-gadang akan menjadi hari kembalinya liga ter-anjay se-Asia ini, tapi ujung-ujungnya dibatalin lagi.

Semua orang hampir putus asa, sampai akhirnya… Liga 1 is back!

Dari Jumat, 27 Agustus, sampai Minggu, 29 Agustus, tiga laga digelar di masing-masing hari. Kenapa hanya tiga laga tersebut? Katanya, sih, agar pemerintah bisa melihat kesiapan para penyelenggara dalam menerapkan protokol kesehatan di setiap pertandingan. 

Aneh juga, sih, masih harus ada semacam uji asesmen kayak begitu. Padahal, kan, udah ada Piala Menpora yang menjadi ajang pembuktian kalau kompetisi sepak bola Indonesia bisa berjalan dengan baik di tengah situasi pandemi seperti ini.

Entah apa maksud sebenarnya, yang jelas, tiga laga itu sudah cukup membuat pecinta sepak bola tanah air melepas rindu walau hanya sejenak.

Meski hanya sejenak, bukan sepak bola Indonesia namanya jika tidak mengundang tanda tanya di kepala. Khusus di tiga liga pertama, kontroversinya masiiiih saja sama, yaitu pemimpin pertandingan alias wasit. 

Sit, sit. Saya kira tidak berjalannya liga selama 500 hari lebih bisa membuat kinerja kalian semakin moncer. Nyatanya, masih sama saja. Ada beberapa keputusan yang membuat penonton garuk-garuk kepala di rumah. Lebih parahnya lagi, keputusan ini berakibat fatal bagi tim yang dirugikan. 

Pertandingan pertama Bali United vs Persik Kediri menjadi bukti pertama kalau kinerja wasit kita yang masih gitu-gitu aja. Nggak ada perkembangan yang signifikan (tentunya selain alat komunikasi di telinga yang baru itu). Di laga itu, Persik dihadiahi penalti setelah pemain Bali United, Melvin Platje, melakukan pelanggaran terhadap striker Persik, Youssef Ezzejjari di dalam kotak penalti. 

Baca Juga:

Timnas Indonesia U-23 Bersama Shin Tae-yong Membuat Saya Merasakan Cinta Sekali Lagi

Suporter Arema FC Menyusup di Kediri Adalah Buah Busuk yang Harus Kita Nikmati

Namun, kiper Bali United, Wawan Hendrawan, mampu menepis tendangan penalti sang pemain. Ini dia letak keanehannya. Saat Youssef masih berlari untuk menendang bola, pemain Bali United sudah pada masuk ke dalam kotak penalti. Apakah ini sesuatu yang salah? Tentu saja! 

Peraturan FIFA pada Law 14 (bagian yang mengatur tendangan penalti) menyebutkan ketika tendangan penalti dilakukan, semua pemain harus berada di luar kotak dan hanya bisa bergerak ke arah bola setelah ditendang. Apabila penalti ditepis oleh penjaga gawang atau membentur mistar, pemain baru boleh berlari merebut bola tersebut.

Kesalahan berikutnya berada pada gawang Wawan Hendrawan. Masih dari bagian peraturan yang sama, di situ disebutkan kalau penjaga gawang harus tetap berada di garis gawang dan tidak boleh bergerak sampai bola ditendang. Pada laga kemarin, Wawan jelas-jelas keluar dari garis gawang sebelum Youssef menendang bolanya.

Mau yang lebih bikin nggak nyangka lagi? Pemain Persik dan para pelatih tidak ada yang memprotes keputusan tersebut. Apa mungkin mereka tidak mengerti? Ah, barangkali hanya tidak terlihat.

Lanjut ke laga kedua di hari Sabtu yang mempertemukan Persipura Jayapura vs Persita Tangerang. Harus saya akui, pertandingan berjalan menarik. Baru menit 23, sudah ada tiga gol yang terjadi. Malah bisa sampai empat kalau gol Persita tidak dianulir karena offside (yang mana pada tayangan ulang terlihat kalau itu onside).

Gol Persipura juga sempat ada yang dianulir, loh. Drop kick yang hendak ditendang oleh kiper Persita ternyata tidak mengenai kaki sang penjaga gawang. Striker Persipura, Yevhen Bokhasvili, melihat bola yang tidak tersentuh dan segera menyambar bola tersebut untuk ia lesakkan ke dalam gawang. Tapi, apa kata wasit? Pelanggaran! Ia dianggap mengganggu sang kiper sehingga dihadiahi priwitan dari mulut wasit.

Lagi-lagi dari tayangan ulang tidak menunjukkan adanya indikasi Yevhen ingin mengganggu sang kiper. 

Jika kondisi mengenaskan seperti ini masih dipertahankan, bukan tidak mungkin yang akan menggagalkan berjalannya liga itu tidak lagi hanya virus corona, namun wasit dan para hakim garisnya. Akibat dari keputusan yang merugikan, bisa saja terjadi perselisihan antara pemain dengan wasit.

Lalu, tau sendiri, kan, kalau pemain Indonesia udah ketemu yang namanya ribut-ribut. Lapangan pertandingan langsung otomatis berubah jadi arena pertarungan. Dari mulai wasit dikejar-kejar, lah, sampai mendaratkan bogem mentah ke siapa pun yang tidak setim dengan dia. 

Saya paham kalau wasit itu hanya manusia. Mereka tidak luput dari kesalahan. Human error seperti tidak kelihatan itu wajar. Tapi, ya, masa tidak kelihatannya lebih dari sekali? Apakah daya penglihatan mereka sudah berkurang? Berarti sudah waktunya ada regenerasi wasit, dong. Waktunya menggunakan hakim pertandingan yang lebih muda dan yang lebih bisa meminimalisir human error yang tidak diinginkan.

Peran wasit ini sangat vital, jangan sampai yang tujuan awalnya memimpin pertandingan, malah jadi yang menyabotase pertandingan. Kalau sepak bola Indonesia perlu ditunda, ya, ditunda saja. Masa mau dipimpin sama wasit-wasit seperti ini? Saya, sih, ogah. 

Catatan penting untuk para penyelenggara, jangan hanya protokol kesehatan yang ditegakkan. Tapi, uji kelayakan para wasit juga harus ikut ditegakkan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 30 Agustus 2021 oleh

Tags: bali unitedLiga 1persik kedirisepak bola indonesiawasit
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz

Endrapta Ibrahim Pramudhiaz

Full time mahasiswa, part time pemburu pengalaman.

ArtikelTerkait

Pratama Arhan, Euforia, dan Tantangan bagi Klub Indonesia

Pratama Arhan, Euforia, dan Tantangan bagi Klub Indonesia

18 Februari 2022
Bagi Orang Madura, Bahasa Madura Tak Kalah Njelimetnya dengan Bahasa Inggris madura united bahasa daerah

Biar Nggak Bingung Mana Madura United FC Mana Madura FC, Saya Berikan 3 Perbedaannya

31 Agustus 2020
liga 2 judi bola shin tae-yong konstitusi indonesia Sepakbola: The Indonesian Way of Life amerika serikat Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Sepak Bola Indonesia Sudah Bermasalah dari Hulunya: Curhatan Pemain Tarkam

7 Desember 2020
VAR

Ketika VAR di Sepak Bola Indonesia Hanyalah Mimpi

5 September 2019
Timnas Indonesia U-23 dan Shin Tae-yong Memberi Kita Cinta (Alizada Studios via Shutterstock.com)

Timnas Indonesia U-23 Bersama Shin Tae-yong Membuat Saya Merasakan Cinta Sekali Lagi

26 April 2024
Anthony Taylor: Wasit Premier League, Kualitas Liga Indonesia chelsea wasit liga inggris VAR

VAR Nggak Akan Ada Gunanya Selama Kualitas Wasit Liga Inggris Gini-gini Aja

4 September 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.