ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

5 Usulan untuk Pemerintah Perihal Membimbing Anarko

Muhammad Vicky AS oleh Muhammad Vicky AS
23 Desember 2020
A A
Nasib Anarko: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga pula terminal mojok.co

Nasib Anarko: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga pula terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Pemerintah itu seperti fans Manchester United memandang Manchester City ketika SBY masih menjadi presiden, ya, tetangga berisik! Tapi, bukan tetangga yang baik namanya kalau tidak mengurusi ribut-ribut tetangga. Ini tetangga kenapa sih? Mobilnya baru? Kerja di mana? Uangnya dari mana? Menggoda sekali pertanyaan itu untuk keluar dari lubuk hati terdalam. Godaan mengurusi inilah yang mungkin memang sudah tertanam dalam dan kita, sehingga bukannya sibuk urusan mengantar anak sekolah kita justru sibuk dengan kerjaan tetangga lain. Tak tanggung-tanggung kali ini pemerintah berusaha berpeluh keringat untuk membimbing dan mengurusi pemuda tanggung penganut anarko kembali ke jalan yang benar, mungkin menjelang Ramadhan (anggep aja gitu) jadi waktunya pas.

Saya coba untuk memberikan saran dan konsultasi kepada pemerintah jika mereka memang serius membimbing anak-anak anarko ke jalan yang benar, anggap saja saran saya ini gratis sebelum saya menjadi konsultan ternama di ibu kota.

Pertama, saya menyarankan pemerintah agar mengajari anak-anak anarko untuk bangun pagi. Ingat kata orang tua dahulu, bangun siang rezeki keburu dipatok ayam, maka daripada itu melatih anak-anak anarko agar terbiasa bangun pagi adalah langkah yang tepat untuk pemerintah selain itu bisa juga dalam bentuk memberikan pelatihan bagaimana mengatur alarm di telepon genggam dan belajar agar tidur tidak terlalu larut. Ingat begadang itu kalau tidak ada perlunya buat apa? Buat apa diskusi hingga larut kalau tidak ada artinya bagi HRD kelak.

Kedua, saya memberikan saran agar pemerintah bisa mengajak anak-anak anarko menjaga kesehatan lambung melalui pemberian informasi bahaya minum kopi terlalu banyak untuk lambung. Jujur saja kopi ini kan tidak sehat jika diminum terlalu banyak, nah anak-anak Anarko ini pasti konsumen setia kopi saset hingga kopi olahan sendiri. Coba kamu bayangin, apa enaknya ngobrol petuah Bakunin dan Marx tanpa kopi? Itu seperti orang Indonesia makan nasi goreng tidak pakai kerupuk, nggak enak! Jadi kopi jelas merupakan minuman wajib anak-anak Anarko untuk begadang hingga larut sambil berdiskusi buku-buku pemikiran kidal di burjo/warkop.

Nah daripada menutup warungnya yang berdampak pada pemasukan pemerintah pusat dan daerah, lebih baik memberikan pendidikan kepada anak-anak anarko untuk menyayangi lambung mereka dengan tidak konsumsi kopi berlebihan.

Ketiga, saya menyarankan pemerintah memberikan les desain grafis. Ini hal penting. Pernah nggak sih kamu lihat desain poster mereka buat aksi? Bikin sakit mata! Merah hitam tambah tangan terkepal atau ditambah kata-kata lawan. Haduh, ketinggalan zaman. Daripada anak-anak anarko ini membuat polusi visual di media sosial, lebih baik pemerintah memberikan mereka les desain grafis tentang bagaimana membuat poster yang baik. Siapa tahu selain mereka bisa membuka usaha desain yang menambah lapangan kerja dan investasi, pemerintah juga bisa mendapatkan ide poster baru, misalnya poster Visit Indonesia dengan aksen lebih militan dan tegas. Bayangkan jika logonya ditambah tangan kiri terkepal, kan menarik tuh karena bisa juga memberikan ide bagi youtuber untuk membuat konten membahas sosok tangan siapakah yang berada di balik poster Visit Indonesia atau bisa juga judulnya menjebak gitu seperti “Mencengangkan! 5 fakta di balik tangan poster Visit Indonesia, nomor 3 bikin kaget!”

Keempat, sebenarnya pemerintah bisa juga mengajak anak-anak anarko untuk belajar ternak lele. Eh benar loh jangan diketawain, bayangin ternak lele bisa menghasilkan jutaan rupiah loh sekali panen. Coba bayangin, dahulu mana ada mahasiswa kepikiran beli buku ternak lele namun sekarang ternak lele bersanding dengan buku-buku trik dan tips wawancara perusahaan! Daripada mengkaji buku tebal tulisan Karl Marx hingga larut atau ikut demonstrasi, mending belajar ternak ikan lele. Selain bermanfaat kan juga bisa meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.

Bayangkan, anak-anak anarko yang paham sistem koperasi swadaya ini pasti sukses mengelola koperasi dengan mengajak warga di sekitar bekerja sama melalui bagi hasil panen. Daripada mereka dibotakin lebih baik mereka diajari ternak lele. Itu baru satu daerah, bayangkan jika satu anarko di Indonesia melalui ketua mereka diajak perlahan, siapa tau mereka sukses kemudian bisa melakukan ekspor. Pasti bisa meringankan tugas Menteri Keuangan mencari cara menguatkan rupiah. Saya bosan, Bu Menteri, lihat teman saya update rupiah di instastory mereka, jadi ternak lele untuk anak Anarko menarik kan?

Kelima, mengerahkan anak-anak anarko sebagai mentor pembimbing pendidikan dasar untuk pegawai negeri. Mungkin Anda bertanya kok bisa anak-anak yang dicap pembuat onar ini malah jadi mentor pembimbing pegawai negeri? Tapi, kenyataanya anak-anak anarko ini sangat mafhum akan nilai-nilai kerja ikhlas. Contohnya gini. Politisi kayak anggota DPR hingga Presiden BEM, mereka senang jika nama mereka mencuat karena kerja atau dianggap kerja. Tapi, anak-anak anarko ini sungguh ikhlas karena mereka tidak mau kerja keras mereka membuat nama dari anggota mereka diekspos media. Soal ikhlas anak anarko jagonya.

Bayangkan ketika anggota DPR dan presiden BEM ingin agar wajah mereka nampak, justru anak-anak anarko menyembunyikan wajah mereka dengan kain atau masker sehingga tidak ketauan siapa sosok tersebut. Sungguh mereka inilah orang-orang yang memahami jargon-jargo Presiden Jokowi untuk kerja, kerja, kerja. Sosok mereka yang ikhlas, tanpa pamrih dan tidak ingin cari panggung inilah bekal yang pas untuk memberikan pendidikan kepada pegawai negeri baru agar bisa terus kerja dengan hati ikhlas tanpa peduli peluh bagi nusa dan bangsa. Kan selama ini pegawai negeri sering sekali dinyinyirin jika jadi pilihan pekerjaan generasi muda. Nah mengerahkan anak-anak anarko untuk menjadi mentor bagi pegawai negeri baru inilah saat yang tepat untuk mendukung reformasi birokrasi dengan baik, efektif, dan efisien.

Saya yakin jika kelima saran tersebut dilakukan tentu insya Allah para anak-anak anarko ini bisa kembali ke jalan yang benar,. Daripada baca buku soal corat-coret tembok, bangun siang, ngopi hingga larut ,atau diskusi buku yang tidak ditanya saat wawancara kerja lebih baik mereka diberikan hal-hal bermanfaat sehingga bisa membantu Indonesia meraih bonus demografi dan Indonesia Emas 2045.

BACA JUGA Mengapa Lulusan Fakultas Filsafat UGM Bisa Sukses Nyaris di Segala Bidang?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 22 Desember 2020 oleh

Tags: anarkopemerintah
Muhammad Vicky AS

Muhammad Vicky AS

ArtikelTerkait

Nasib Anarko: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga pula terminal mojok.co

Nasib Anarko: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga pula

19 Oktober 2020
Keraton Agung Sejagat Adalah Bentuk Manifestasi Ketidakperayaan terhadap Otoritas di Indonesia

Keraton Agung Sejagat Adalah Bentuk Manifestasi Ketidakperayaan terhadap Otoritas di Indonesia

18 Januari 2020
petani cabai harga cabai meroket terminal mojok

Petani Cabai: Pas Murah Dilupakan, Pas Mahal Disumpahin

25 April 2021
Sudah Saatnya Pemerintah Berhenti Main Duta-dutaan duta

Sudah Saatnya Pemerintah Berhenti Main Duta-dutaan

2 Oktober 2023
laporcovid-19 vaksinasi covid-19 vaksin nusantara indonesia lepas pandemi ppkm vaksin covid-19 corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

Daripada Bikin Janji Indonesia Lepas Pandemi, Mending Pemerintah Instropeksi Dulu

19 Februari 2021
Pemerintah yang Gagal Kendalikan Pandemi, kok, Malah Rakyatnya yang Disalahin? terminal mojok.co

Pemerintah yang Gagal Kendalikan Pandemi, kok, Malah Rakyatnya yang Disalahin?

8 Juli 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
kenapa UMP Jogja rendah titik kemacetan di jogja lockdown rekomendasi cilok di Jogja Sebenarnya Tidak Romantis Jika Kamu Cuma Punya Gaji UMR dawuh dalem sabda pandita ratu tugu jogja monarki mojok

Jogja, Destinasi Wisata 'Terbaik' di Masa Pandemi

Coki Pardede Nggak Salah, tapi Nggak Lucu Aja terminal mojok.co

Coki Pardede Nggak Salah, tapi Nggak Lucu Aja

5 Rekomendasi Kaos Polos buat Cowok biar Nggak Pakai Warna Hitam dan Putih Doang! terminal mojok.co

5 Rekomendasi Kaos Polos buat Cowok biar Nggak Pakai Warna Hitam dan Putih Doang!

Terpopuler Sepekan

Ironi Kabupaten Blora: Menerima Mie Gacoan dengan Tangan Terbuka, tapi Mati-matian Menolak UNY, Lebih Penting Hiburan ketimbang Pendidikan!

Ironi Kabupaten Blora: Menerima Mie Gacoan dengan Tangan Terbuka, tapi Mati-matian Menolak UNY, Lebih Penting Hiburan ketimbang Pendidikan!

18 Mei 2025
Banyak Tugu di Bangkalan Madura Jadi Tak Bermakna karena Pemerintahnya Tak Bisa Kerja Mojok.co

Bangkalan Madura, Gambaran Nyata Kawasan Metropolitan Paling Gagal, Bukannya Berkembang Malah Makin Timpang

18 Mei 2025
4 Keunikan Kabupaten Tulungagung yang Nggak Dimiliki Kabupaten Lain kudus kota kretek

6 Sisi Gelap Kabupaten Tulungagung, Kabupaten yang Diklaim sebagai Tempat yang Cocok untuk Slow Living

15 Mei 2025
Kebumen Bukan Sebatas Tempat Singgah di Antara Jogja & Purwokerto (Pexels)

Kebumen Layak Jadi Ibu Kota Provinsi, asalkan Memperbaiki Beberapa Hal yang Bikin Kebumen Tercoreng Citranya

17 Mei 2025
Stasiun Gondangdia Damai, Beda dengan Stasiun KRL Jabodetabek Lain yang seperti Neraka Mojok.co

Stasiun Gondangdia Damai, Beda dengan Stasiun KRL Jabodetabek Lain yang seperti Neraka

20 Mei 2025
Menghitung Penghasilan Tukang Parkir Purwokerto, Ternyata Memungkinkan untuk Beli Honda Brio Mojok.co

Menghitung Penghasilan Tukang Parkir Purwokerto, Ternyata Bisa untuk Beli Honda Brio

18 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=Zbmdu5T4vVo

DARI MOJOK

  • Kecamatan Gedebage Salah Urus: Kawasan Mentereng di Bandung yang Awut-awutan karena Ulah Pemerintahnya, Bikin Warga Menderita
  • Pengalaman Nekat dan Penuh Siasat Naik Kereta Api, Bayar Rp3 Ribu Bisa ke Berbagai Kota Tanpa Diusir
  • 3 Gen Z Salurkan Ribuan Orang ke Pekerjaan Impian Lewat Startup Pendidikan, Masuk Forbes 30 Under 30
  • Nekat Merantau dari Jakarta ke Solo untuk Bangun Usaha Sendiri, Kini Hidup Jauh Lebih Tenang dengan Gaji Berkecukupan
  • Pertama Kali Nginep di Hotel: Berlagak Kaya Berujung Malu karena Kegoblokan, Bingung Cara Buka Pintu Kamar
  • Derita Jadi Mahasiswa UIN Jogja: Dianggap Tahu Segalanya oleh Warga Desa, Disuruh Ruqyah sampai Melacak Uang Hilang, padahal di Kampus Belajar Matematika

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.