Mi ayam Wonogiri punya pakem rasa
Nah, ini saya mau meluruskan. Saya menjelajahi banyak banget warung mi ayam Wonogiri di kota aslinya, dan saya bisa bilang, tiap penjual punya ciri khas tersendiri. Kayak, Gajah Mungkur gurihnya nendang, Titoti punya sentuhan yang ringan tapi enak, Pak Tessy kuahnya berbeda, Pak Sabar porsinya besar, dan lain-lain.
Artinya, kalau dibilang ada pakem rasa, kek, sulit banget untuk setuju karena warung mi ayam di sini aja rasanya beragam. Kek gimana mau bilang ada pakem kalau tiap penjual aja beda?
Kalau warungnya pake embel-embel “mi ayam Wonogiri”, pasti enak
Uhm, ini saya nggak berani bantah atau setuju. Lagi-lagi, selera. Ada kawan yang suka banget sama mi ayam yang itu padahal bagi saya blas ra enek enake. Ada kawan yang bingung kenapa saya suka. Intinya, kayak gini tuh selera.
Kadang ya kayak gini dipake gimik marketing doang. Saya pernah tanya, apakah penjuale asli Wonogiri. Ternyata dia cucunya, dulunya ini warung kakeknya, yang memang asli Wonogiri.
Yo ra salah sih, tapi… ya gitu lah.
Itulah 5 salah kaprah yang dipercaya banyak orang terkait kuliner yang ditakdirkan Tuhan jadi anugerah Kota Gaplek ini. Jadi, ketimbang kalian kecewa, pahami bahwa makan itu esensinya kenyang, bukan penghakiman.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Rekomendasi Mie Ayam Paling Enak di Wonogiri Versi Warga Lokal Maniak Mie Ayam




















