Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Olahraga

5 Olahraga yang Bisa Dilakukan Bareng Difabel Netra

Dendy Arifianto oleh Dendy Arifianto
26 Mei 2021
A A
5 Olahraga yang Bisa Dilakukan Bareng Difabel Netra terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Berkeringat ialah hak segala bangsa. Tanpa terkecuali bagi mereka yang mengalami gangguan penglihatan seperti saya. Sejak tahun 2011, saya mengidap ablasio retina. Sejak saat itu pula, saya kemudian dibaiat menjadi seorang difabel netra.

Kendati saya adalah difabel netra, saya tetap melakukan beberapa aktivitas kayak biasanya, seperti membaca, menulis, termasuk juga berolahraga. Akan tetapi kendalanya, nggak banyak orang paham olahraga apa yang bisa saya lakukan. Hal itu otomatis membuat saya bingung harus berolahraga sama siapa. Pasalnya, jika berolahraga sendirian, mungkin saja itu bisa bikin bosan yang berakibat kegiatan tersebut berhenti dan untuk memulainya kembali jadi ringkih alias susah banget.

Nah, sebenarnya ada banyak sekali olahraga yang bisa dilakukan seorang difabel netra. Bahkan, beberapa olahraga tersebut masuk ke dalam cabang Paralympic atau olimpiade yang didesain untuk kami, para kaum difabel netra. Apa saja olahraga tersebut?

#1 Jogging

Jogging bisa dikatakan berlari. Hanya saja nggak terburu-buru alias santai. Olahraga ini termasuk ringan dan murah. Lantaran jogging masih saudaraan sama lari, asal tahu saja, olahraga ini termasuk yang dikompetisikan dalam Paralympic. Dan para pelarinya adalah difabel netra.

Caranya? Para pelari itu memang telah dilatih sebelumnya. Dan ketika kompetisi, mereka diberikan guide runner untuk membimbing mereka tetap lurus pada lintasan lari. Antara guide runner dan pelarinya telah dikaitkan seutas tali. Kira-kira panjangnya semeter. Dengan begitu, para pelari akan berlari tanpa kesasar ke tribun penonton.

Untungnya jogging nggak seperti itu. Untuk melakukannya bareng difabel netra cukup mudah. Kalian dapat melakukannya kayak gandeng difabel netra pada umumnya. Bagi yang belum tahu caranya, santai saja, mudah banget, kok.

Letakkan tangan difabel netra siku atau bahu, kemudian berlarilah pelan. Jangan lupa perhatikan jika ada gundukan, lubang di jalan, lubang di selokan, genteng yang agak turun, atau dahan pohon dan sekar-akarnya. Selanjutnya, carilah jogging track yang aman dan traffic-nya nggak terlalu padat. Soalnya semua hal itu bisa mengganggu konsentrasi, lho. Yang paling penting, ingat-ingatlah haluan mobil. Sebab, menggandeng difabel netra itu seperti mengendarai mobil.

Pernah suatu ketika saya jogging dengan salah seorang kawan. Awalnya memang kayak jogging. Santai dan nggak terlalu terburu-buru. Tapi lama-lama, kawan saya semakin nambah kecepatan. Kalau sudah seperti itu, saya akan lepas pegangan dan pura-pura senam SKJ, biar nggak malu. Hehehe

Baca Juga:

Saya Lebih Percaya Dokter Tirta daripada Influencer Kesehatan Lainnya, To The Point, dan Walk The Talk!

Promosi Kesehatan: Jurusan Underrated yang Dianggap Cuma Sales, padahal Garda Terdepan Kesehatan Rakyat

#2 Catur

Permainan ini juga termasuk salah satu cabor di Paralympic. Para difabel akan dipertandingkan sesuai dengan jenis difabelnya. Misalnya, netra dengan netra, tuli dengan tuli, dan lain-lain.

Dalam kehidupan sehari-hari difabel netra dapat bermain dengan siapa saja. Namun, ada beberapa kekhususan dalam memainkan catur dengan difabel netra.

Pertama, papan caturnya sedikit ada modifikasi. Papan catur netra memiliki kota-kotak yang timbul tenggelam. Kalau nggak, yang hitam yang timbul. Tentu saja, yang putih yang tenggelam. Hal itu memudahkan difabel netra untuk mengidentifikasi serangan dan pertahan mana yang lemah. Sehingga dapat cepat diketahui mana yang harus digerakkan. Papan caturnya pun juga dibuat berlubang-lubang. Fungsinya untuk memasukkan buah caturnya.

Kedua, pada bagian bawah buah catur dipasang kayu yang kecil sebesar lubang pada papan caturnya. Ini agar ketika saya meraba papan caturnya, buah-buah catur itu nggak ambyar.

Ketiga, untuk membedakan buah caturnya, pada salah satu warna diberi paku pines yang ditusukkan di atas buah catur. Makanya saya bisa membedakan mana buah catur dan mana yang bukan. Semisal nggak ada tandanya, alih-alih menggerakkan buah catur sendiri, malah buah catur lawan yang digerakkan.

Sedikit catatan bagi kalian yang main catur bareng difabel netra, jangan coba curang dan merasa kami nggak tahu. Sebab, kemungkinan untuk curang seperti menggeser atau menghilangkan salah satu perwiranya itu pasti ada suaranya. Itu pernah dilakukan kawan saya ketika bermain catur. Saya mengetahuinya dari derak suara papan catur dan napasnya yang tengil ketika menahan tawa. Namun, saya diam dulu. Sengaja, seolah-olah saya tertipu. Baru kemudian, teman saya tertawa. Gara-gara tawanya saya juga ikutan ketawa. Akhirnya malah jadi lomba ketawa.

Ada kalanya saya bermain catur tanpa papan catur. Jadi, cuma pakai notasi. Seperti Kuda C3, Menteri A4, dan sebaginya. Dan itu bisa dilakukan via telepon. Tapi biasanya setelah permainan, saya jadi sangat lapar.

#3 Renang

Renang juga merupakan salah satu cabor dalam Paralympic. Memang benar renang dilakukan oleh masing-masing. Nggak berbarengan seperti jogging. Namun ketika berada di kolam renang, saya butuh seseorang minimal untuk membantu saya  ke kamar ganti. Kan tahu sendiri, kebanyakan kolam renang di sini masih belum ada guiding block-nya. Bisa-bisa saya salah ruang ganti nanti.

Ketika berenang barengan, saya merasa lebih aman. Semisal pas apes kayak kaki kram atau hal lain yang membahayakan. dapat diminimalisir.

#4 Silat

Pas dulu masih kuliah, saya dan teman senasib pernah mengikuti pencak silat. Hal ini kami lakukan lantaran pencak silat itu memang bisa dibilang accessable bagi kami. Jadi, ada semacam teknik khusus buat para difabel netra.

Setiap difabel netra didampingi setidaknya satu mentor yang melihat jika ada gerakan yang salah pada kami. Gerakan-gerakan tersebut difokuskan untuk pernapasan dan melatih kepekaan kami pada getaran. Terkadang pula kami diajarkan gerakan untuk melindungi diri, semisal dari pitingan atau kuncian orang-orang yang akan berbuat jahat.

Sebagai mentor, mereka juga menjadi objek praktik gerakan-gerakan itu. Dan meski terkadang ada yang kesakitan, hal itu tetap berlanjut hingga lulus kuliah. Kalau di Paralympic ada olahraga judo. Itu juga bisa dicoba tanding dengan difabel netra. Jadi silakan saja mau pilih pencak silat yang mana.

#5 Tertawa

Nggak dimungkiri, tertawa memang bukan salah satu bagian dari olahraga mana pun di dunia ini. Tapi perlu diketahui, ternyata tertawa dapat membakar kalori dalam tubuh.

Ketika tertawa, frekuensi jantung bertambah 10-20 persen. Dengan begitu, metabolisme tubuh akan meningkat, lalu membakar kalori dalam tubuh. Untuk setiap tawa selama 10-15 menit, setidaknya akan membakar 10-40 kalori. Lah, semisal 24 jam ketawa gimana?

Saya sih nggak pernah mencoba ketawa seharian. Namun setidaknya saya ketawa selama beberapa menit dalam sehari. Biasanya sih gara-gara guyon bareng teman. Sayang untuk sekarang ini, lantaran pandemi Covid-19, saya jadi sulit bertemu dengan teman-teman dan hanya bisa menyapa mereka melalui telepon. Atau kalau biasanya teman-teman saya sibuk, saya akan mencoba mendengarkan hal-hal lucu lainnya, misalnya kayak lampu merah Kota Depok.

BACA JUGA Pertanyaan-pertanyaan Absurd yang Sering Ditanyakan ke Difabel Netra dan tulisan Dendy Arifianto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Januari 2022 oleh

Tags: difabelKecantikan TerminalKesehatanolahragapenjaskes
Dendy Arifianto

Dendy Arifianto

Aku difabel netra, yang memiliki moto dunia itu terbatas

ArtikelTerkait

sakit hati

Kenapa Mudah Sekali Sakit Hati? Kasihan Hatinya

12 Juli 2019
trypanophobia Jangan Ngejek Orang yang Takut Jarum Suntik kalau Mereka Mau Vaksin sedangkan Kamu Nggak  mojok.co

Jangan Ngejek Orang yang Takut Jarum Suntik kalau Mereka Mau Vaksin sedangkan Kamu Nggak 

3 Februari 2021
kecanduan game

Orang-Orang yang “Mati” Karena Kecanduan Game

25 Juni 2019
jus detoks

Pengalaman Mencoba Jus Detoks: Berakhir Sebelum Matahari Terbenam di Hari Pertama

5 September 2019
pembalut malam dipakai di siang hari haid menstruasi mojok.co

Efek Negatif ketika Pembalut Malam Dipakai Siang Hari

25 Juni 2020
Azarine, Sunscreen Ringan yang Bikin Kita Nggak Kerasa Pakai Sunscreen terminal mojok.co

Azarine, Sunscreen Ringan yang Bikin Kita Nggak Kerasa Pakai Sunscreen

10 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.