Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

5 Istilah yang Wajib Dipahami Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Biar Nggak Malu-maluin 

Alifia Putri Nur Rochmah oleh Alifia Putri Nur Rochmah
20 November 2025
A A
5 Istilah yang Wajib Dipahami Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Biar Nggak Malu-maluin Mojok.co

5 Istilah yang Wajib Dipahami Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Biar Nggak Malu-maluin  (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Jujur saja, banyak orang mengira Jurusan Ekonomi Pembangunan itu cuma soal hitung-hitungan pertumbuhan ekonomi dan proyek infrastruktur. Padahal, jurusan ini lebih dari itu. Itu mengapa banyak istilah penting yang kadang membingungkan awam. Jangankan awam, mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan aja kadang bingung. 

Itu sebenarnya tidak mengherankan, mengingat pendidikan ekonomi kita masih sering mengajarkan teori tanpa konteks yang cukup. Akibatnya, banyak mahasiswa baru yang kaget saat ujian atau diskusi kelas. Istilah yang kedengarannya simpel ternyata punya makna yang jauh lebih kompleks. 

Sebagai mantan maba yang dulu juga sering salah kaprah, saya paham banget rasanya. Makanya, berikut ini lima istilah Jurusan Ekonomi Pembangunan yang sering bikin salah paham. Catat ya, biar nggak zonk pas ditanya dosen.

#1 Trickle-down effect bukan air terjun sungguhan

Meski istilah ini terdengar seperti air yang mengalir dari atas ke bawah. Tapi, trickle-down effect dalam ekonomi bukan soal hidrologi ya. Konsep ini merujuk pada teori bahwa pertumbuhan ekonomi yang dinikmati kelompok kaya akan “menetes” ke kelompok miskin secara otomatis. Misalnya, kalau pengusaha kaya makin kaya, mereka akan investasi lebih banyak, buka lapangan kerja, dan akhirnya masyarakat bawah ikut sejahtera.

Kedengarannya indah, tapi kenyataannya? Debatable banget. Banyak studi menunjukkan bahwa tetesan itu sering nggak sampai ke bawah atau kalau sampai pun, jumlahnya cuma setetes doang. Yang terjadi malah ketimpangan semakin lebar.

Jadi, kalau ada yang bilang, “Tunggu aja nanti kebagian juga,” mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan wajib kritis. Karena memahami konsep ini berarti paham bahwa pembangunan nggak bisa hanya mengandalkan pertumbuhan semata, tapi butuh distribusi yang adil.

#2 Inflasi bukan cuma soal harga naik

Ini yang paling sering bikin salah kaprah. Banyak orang, bahkan mahasiswa ekonomi mengira inflasi ya cuma harga barang yang naik. Padahal, inflasi adalah fenomena kenaikan harga secara umum dan terus-menerus dalam periode tertentu. Kata kuncinya umum dan terus-menerus.

Kalau cuma harga cabai naik gara-gara musim hujan, itu bukan inflasi. Kalau harga sembako naik semua dan bertahan lama, nah itu baru inflasi. Pemahaman yang keliru soal ini bisa bikin analisis ekonomi kamu meleset jauh. Apalagi kalau lagi bahas kebijakan moneter atau fiskal, salah paham soal inflasi bisa bikin argumen kamu langsung ambyar di depan dosen.

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Yang lebih penting lagi, inflasi punya dampak berbeda untuk tiap kelompok masyarakat. Kelompok miskin biasanya lebih terpukul karena proporsi pengeluaran mereka untuk kebutuhan pokok lebih besar. Jadi, nggak bisa asal bilang “ah cuma naik sedikit kok” tanpa melihat konteks sosialnya.

#3 Subsidi bukan hadiah gratis dari pemerintah

Banyak yang mengira subsidi itu semacam bantuan cuma-cuma atau rezeki nomplok dari pemerintah. Padahal, subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk mengurangi beban biaya masyarakat dengan menanggung sebagian harga barang atau jasa tertentu. Yang bayar? Ya kita juga, lewat pajak.

Jadi, subsidi BBM yang sering diperdebatkan itu bukan pemberian gratis. Itu uang rakyat yang dialokasikan pemerintah untuk tujuan tertentu. Misalnya, menjaga daya beli atau stabilitas ekonomi. Masalahnya, subsidi sering nggak tepat sasaran. Yang kaya malah lebih banyak menikmati subsidi BBM karena punya mobil lebih banyak, sementara yang miskin dapat jatahnya lebih sedikit.

Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan harus paham bahwa subsidi itu alat kebijakan yang perlu dievaluasi efektivitasnya. Bukan sekadar slogan politik atau janji kampanye yang kedengaran manis. Kalau nggak paham konsep ini, bisa-bisa kamu cuma jadi pemaklum kebijakan tanpa kemampuan untuk mengkritisi.

#4 Pertumbuhan ekonomi nggak otomatis sama dengan pembangunan

Ini paling sering bikin mahasiswa baru bingung. Pertumbuhan ekonomi (economic growth) dan pembangunan ekonomi (economic development) itu beda, lho. Pertumbuhan ekonomi cuma mengukur peningkatan output atau pendapatan nasional, biasanya pakai indikator seperti PDB. Angkanya naik? Berarti ada pertumbuhan.

Akan tetapi, pembangunan ekonomi lebih luas dari itu. Ini soal peningkatan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh, seperti pendidikan, kesehatan, pemerataan pendapatan, hingga keberlanjutan lingkungan. Negara bisa aja punya pertumbuhan ekonomi tinggi, tapi kalau ketimpangan sosialnya parah dan akses pendidikan terbatas, ya nggak bisa dibilang berhasil dalam pembangunan.

Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan harus bisa membedakan dua konsep ini dengan tajam. Karena kalau salah paham, analisis pembangunan kamu bakal dangkal dan cuma fokus pada angka-angka tanpa melihat aspek kemanusiaan dan keadilan sosial.

#5 Utang negara bukan selalu hal yang buruk

Mendengar kata “utang,” kebanyakan orang langsung bergidik dan membayangkan kehancuran. Padahal, dalam konteks ekonomi makro, utang negara bisa menjadi instrumen penting untuk pembangunan. Yang penting adalah untuk apa utang itu digunakan dan seberapa besar kemampuan negara mengelolanya.

Kalau utang dipakai untuk membangun infrastruktur produktif seperti jalan tol, pelabuhan, atau pembangkit listrik yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang, itu bisa jadi investasi yang menguntungkan. Tapi kalau utang cuma buat nutup defisit anggaran akibat kebijakan yang boros tanpa hasil nyata, ya itu baru masalah.

Yang perlu dipahami mahasiswa Ekonomi Pembangunan adalah konsep debt sustainability atau keberlanjutan utang. Rasio utang terhadap PDB, kemampuan bayar, dan produktivitas penggunaan utang harus jadi pertimbangan utama. Jadi, nggak bisa asal teriak “utang bahaya!” tanpa melihat konteks dan detailnya.

Itulah lima istilah yang sering bikin salah paham di Jurusan Ekonomi Pembangunan. Memahami istilah-istilah ini bukan cuma buat lulus ujian atau biar keliatan pinter, tapi juga buat ngasah kemampuan analisis terhadap kebijakan ekonomi yang berdampak langsung ke kehidupan kita sehari-hari. Dan ingat, jangan asal ngomong soal ekonomi kalau masih setengah paham. Bisa-bisa bukannya dikagumi, tapi malah jadi bahan ketawaan teman sekelas.

Penulis: Alifia Putri Nur Rochmah
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA 5 Istilah di Jurusan Ilmu Politik yang Kerap Disalahpahami. Sepele sih, tapi Bikin Emosi.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 November 2025 oleh

Tags: ekonomi pembangunanjurusan ekonomijurusan Ekonomi PembangunanMahasiswa
Alifia Putri Nur Rochmah

Alifia Putri Nur Rochmah

Penulis kelahiran Kebumen. Anak Ekonomi Pembangunan UNS yang lebih tertarik pada cerita di balik data. Berpengalaman sebagai content writer dan content creator, gemar berkelana ke tempat-tempat baru, dan menulis tentang apa saja dari yang serius sampai yang receh.

ArtikelTerkait

Ormek Kayak HMI dan PMII yang Akurnya Cuma Lewat Ucapan “Selamat Ulang Tahun” Itu Kenapa, sih?

9 Februari 2020
Bersyukurlah Jadi Maba Universitas Jember, Biaya Hidup Murah dan Wisatanya Banyak unej maba ospek madura jawa terminal mojok.co

Bersyukurlah Jadi Maba Universitas Jember, Biaya Hidup Murah dan Wisatanya Banyak

18 September 2020
44 Istilah Dunia Perkuliahan yang Wajib Diketahui Mahasiswa Baru Terminal mojok

44 Istilah Dunia Perkuliahan yang Wajib Diketahui Mahasiswa Baru

12 Maret 2022
Mahasiswa Unpad Iri dengan Perpustakaan Kampus Lain yang Buka sampai Malam Mojok.co

Mahasiswa Unpad Iri dengan Perpustakaan Kampus Lain yang Buka sampai Malam

2 November 2024
blokir gim voucher game online mending rakit pc steam dark souls III genre game menebak kepribadian dota 2 steam esports fall guys mojok

4 Alasan Esports Harus Jadi UKM di Kampus

18 Desember 2020
gap year

Pertimbangkan Gap Year Kalau Masih Bingung Pilih Jurusan

23 Juni 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.