Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

5 Hal yang Bikin Saya Kaget Waktu KKN di Madiun

Alifia Putri Nur Rochmah oleh Alifia Putri Nur Rochmah
25 November 2025
A A
5 Hal yang Bikin Saya Kaget Waktu KKN di Madiun

5 Hal yang Bikin Saya Kaget Waktu KKN di Madiun (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebelum KKN di Kabupaten Madiun, saya pikir sudah cukup kenal sama budaya Jawa. Maklum, saya juga orang Jawa. Tapi ternyata setiap daerah punya keunikan tersendiri yang kadang bikin kita bengong sambil mikir, “Lho, kok bisa gitu?”

Nah, cerita ini dimulai ketika saya ditempatkan KKN di salah satu desa di Kabupaten Madiun. Awalnya santai aja, pikir cuma bakal ketemu tradisi yang sudah saya temui. Eh, ternyata ada beberapa kebiasaan lokal yang bikin saya kaget dan menambah wawasan baru.

#1 “Bersih Desa” ternyata bukan kerja bakti biasa di Madiun

Ini sih pengalaman pertama yang langsung bikin saya ngeh kalau pemahaman saya masih dangkal banget. Pas dapet jadwal program “Bersih Desa,” saya langsung semangat nyiapin sapu, dan karung sampah. Bayangannya sih bakalan kerja bakti gotong royong bersihin got, nyapu jalan, atau ngangkut sampah bareng warga.

Eh ternyata… saya salah besar.

Bersih Desa di Madiun bukan acara bersihin desa secara fisik, tapi semacam syukuran atau sedekah bumi. Acara ini merupakan upacara untuk memberikan sesaji dan ungkapan syukur kepada Tuhan, sekaligus bentuk doa bersama supaya desa bersih dari hal-hal negatif dan mendapat berkah.

Jadi yang terjadi, warga pada ngumpul di suatu tempat, bawa hasil panen, tumpeng, jajan pasar, terus ada doa bersama dipimpin modin. Setelah itu, makanan dibagi-bagi ke semua yang hadir. Saya yang udah nyiapin bawa sapu langsung cengo. “Loh, kok malah pada makan?”.

Dari situ saya paham kalau “bersih” di sini bukan soal kebersihan fisik, tapi lebih ke spiritual dan sosial. Bersih dari bala, bersih dari masalah, bersih dari hal-hal buruk. Plus, ini jadi momen kebersamaan warga yang kuat banget. Semua ngumpul, makan bareng, ngobrol, dan saling mendoakan.

#2 Air minum botolan yang bisa jdi obat

Pengalaman kedua yang nggak kalah bikin kaget adalah saat ikut pengajian di rumah salah satu warga. Sebelum acara dimulai, panitia membagikan air minum botol ke semua peserta. Saya pikir itu air minum biasa buat nemenin dengerin ceramah biar nggak dehidrasi. Tapi ternyata ada ritual khususnya, Bro.

Baca Juga:

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

Culture Shock yang Saya Rasakan sebagai Orang Madiun Ketika Menikah dengan Orang Jogja: Saya Nggak Suka Brongkos, Doi Nggak Suka Rujak Petis, Sad

Semua botol airnya dibuka dulu tutupnya. Terus sambil pembacaan surat Yasin berlangsung, botol-botol air ini “di-yasin-in” berjamaah. Maksudnya, air yang ada di botol turut didoakan lewat bacaan Yasin yang dilantunkan bareng-bareng.

“Mbak, airnya diminum ya nanti. Bisa buat obat,” bisik Ibu-ibu di sebelah saya sambil senyum ramah pada saat itu.

Saya cuma manggut-manggut. Ternyata masyarakat Madiun percaya kalau air yang sudah dibacakan surat Yasin punya khasiat untuk kesembuhan atau berkah. Jadi kalau lagi sakit atau butuh kesembuhan, tinggal minum air yasinan ini sambil berdoa.

Yang bikin saya tertarik, tradisi ini pakai botol kemasan plastik yang praktis. Jadi perpaduan antara spiritual dan modern gitu. Simpel tapi penuh makna.

#3 Sound horeg: bass yang bikin jantung ikut berdentum

Kalau dua pengalaman sebelumnya masih dalam kategori “menarik”, pengalaman ketiga saya saat KKN di Madiun ini bikin culture shock level maksimal.

Suatu sore, saya lagi santai di posko KKN sambil mengerjakan laporan. Tiba-tiba terdengar dentuman bass dari kejauhan yang bikin meja kerja saya bergetar. Awalnya saya pikir ada gempa kecil atau ada truk besar lewat. Tapi suaranya makin lama makin kenceng dan nggak berhenti-berhenti.

”Mbak, ada acara sound horeg tuh,” kata tetangga dekat posko sambil ketawa liat muka saya yang bingung.

Setelah saya nekat jalan ke sumber suara, ternyata ada konvoi truk gede yang penuh banget sama speaker raksasa. Bukan cuma satu atau dua speaker, tapi puluhan boks speaker yang ditumpuk tinggi sampai kayak gedung berjalan. Di belakang truk, ada sekelompok orang yang joget-joget ngikutin lagu remix dangdut koplo dari DJ.

Volume suaranya? Jangan ditanya. Bukan cuma keras, tapi beneran bikin dada ikut berdentum-dentum ngikutin bass. Kaca jendela rumah warga yang dilewati ikut bergetar. Bahkan saya yang jaraknya lumayan jauh masih bisa ngerasain getarannya sampai ke tulang.

Sound horeg ini semacam tradisi baru yang lagi viral di Jawa Timur, khususnya Madiun dan sekitarnya. Biasanya dipakai buat acara hajatan, karnaval desa, atau pawai khitanan. Yang bikin saya makin melongo, masyarakat setempat santai aja. Malah pada keluar rumah buat nonton dan joget bareng.

#4 Reog yang nggak cuma menari biasa di Madiun

Pas acara Bersih Desa, saya juga sempat nonton pertunjukan reog. Saya pikir cuma atraksi biasa kayak yang pernah saya tonton di TV. Tapi ternyata reog di Madiun punya makna lebih dalam.

Penari dengan topeng dadak merak yang berat banget itu nggak cuma tampil buat hiburan. Ada ritual-ritual tertentu sebelum dan sesudah pertunjukan. Bahkan ada sesaji yang disiapkan khusus. Warga mempercayai kalau reog ini punya kekuatan spiritual yang bisa membawa berkah dan menolak bala.

Yang bikin saya salut, para penari ini tetap melestarikan tradisi dengan penuh kesungguhan. Latihan rutin, njaga sesepuh yang mewariskan gerakan, dan tetap ngasih makna di setiap pertunjukan.

#5 Nasi pecel yang dijual di mana-mana, tapi rasanya beda semua

Madiun terkenal banget sama nasi pecelnya. Saya pikir, “Ah, nasi pecel kan cuma sayur rebus plus sambel kacang.” Tapi begitu mencicipi di berbagai warung, ternyata setiap tempat punya cita rasa beda!

Ada yang sambelnya manis, ada yang pedas ngalahin cabe rawit, ada yang gurih banget, ada yang agak asem. Padahal nama menunya sama sama nasi pecel. Tapi setiap penjual punya resep rahasia masing-masing yang diturunkan dari nenek moyang mereka.

Yang lebih bikin saya takjub, setiap kali ada acara di desa sering kali disuguhi nasi pecel. Bukan cuma satu dua bungkus, tapi kadang ratusan porsi langsung dipesan dari warung langganan. Nasi pecel ini jadi menu wajib yang nggak pernah absen di setiap kegiatan warga Madiun. Kayaknya belum sah kalau acara di Madiun nggak ada nasi pecelnya.

Jujur, awal-awal KKN di Madiun saya sempat kaget dan bingung sendiri. Tapi seiring waktu, saya jadi paham kalau setiap daerah punya caranya sendiri dalam menjaga tradisi sambil tetap terbuka sama hal-hal baru.

Budaya itu nggak hitam-putih. Ada nuansa abu-abu yang menarik buat dipelajari, bukan dihakimi. Dan kalau ada yang tanya, “Gimana KKN-mu?”

Jawaban saya simple, “Bikin kaget di awal, tapi akhirnya happy. Pulang-pulang jadi ngerti kalau tiap daerah di Indonesia itu unik banget, bahkan dalam satu provinsi yang sama.”

Penulis: Alifia Putri Nur Rochmah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Madiun, Kota Paling Mindblowing yang Pernah Saya Kunjungi.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 November 2025 oleh

Tags: cerita kkndesa kknkabupaten madiunKKNlokasi KKNmadiuntempat kkn
Alifia Putri Nur Rochmah

Alifia Putri Nur Rochmah

Penulis kelahiran Kebumen. Anak Ekonomi Pembangunan UNS yang lebih tertarik pada cerita di balik data. Berpengalaman sebagai content writer dan content creator, gemar berkelana ke tempat-tempat baru, dan menulis tentang apa saja dari yang serius sampai yang receh.

ArtikelTerkait

agribisnis menthek kafe tengah sawah KKN wabah corona pemandangan pagi sawah mojok

KKN, Walau Banyak Nggak Enaknya, Sisi Positifnya Juga Banyak

11 Mei 2020
KKN itu Pengabdian Masyarakat, Bukan Menjilat Kelurahan (Unsplash) mahasiswa KKN, KKN di kota

Untuk Mahasiswa KKN, Stop Ngatur Hidup Orang Desa, Mereka Jauh Lebih Jago Bertahan Hidup ketimbang Kalian-kalian yang Mengaku Pahlawan

17 Agustus 2025
KKN di Desa Kayangan: Tidak Ada Angkringan di Sini

KKN di Desa Kayangan: Tidak Ada Angkringan di Sini

17 Februari 2020
Meluruskan Salah Kaprah Soal Julukan Madiun Kota Gadis terminal mojok

Sisi Gelap Julukan ‘Madiun Kota Pendekar’

6 Oktober 2021
KKN daring MOJOK.CO

KKN Daring yang Katanya Sebatas Fiksi dan Tidak Berguna untuk Mahasiswa

6 Juli 2020
KKN di Kota Jogja Ternyata Nggak Mudah, Nggak Semua Mahasiswa Mampu. Mending Pikir Ulang Sebelum Terjun ke Sana  Mojok.co

KKN di Kota Jogja Nggak Mudah, Nggak Semua Mahasiswa Mampu. Mending Pikir Ulang Sebelum Terjun ke Sana 

23 Mei 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.