Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

5 Cara Legal Boikot Pemerintah yang Ugal-ugalan

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
21 November 2024
A A
5 Cara Legal Boikot Pemerintah yang Ugal-ugalan Mojok.co

5 Cara Legal Boikot Pemerintah yang Ugal-ugalan (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Boikot pemerintah bisa menunjukkan betapa besar kekuatan rakyat. 

Rakyat diposisikan sebagai elemen yang spesial dalam demokrasi. “Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” begitu kurang lebih adagiumnya. Suka tidak suka, hal itu nyatanya tidak berjalan dengan baik di Indonesia.

Cobalah tengok pada kebijakan pemerintah akhir-akhir ini yang tidak mendengar dan berpihak pada rakyat. Melihat itu saya rasa kita bisa sepakat bahwa demokrasi kita sekarang ini lebih kental feodalisme. Posisi rakyat hanyalah sebagai sapi perah. Apalagi ada wacana diberlakukannya lagi Tax Amnesty. Bayangkan, masyarakat dengan kantong pas-pasan menanggung berbagai jenis pajak, termasuk kenaikan pajak PPN menjadi 12% yang akan diterapkan awal tahun depan. Eh, mereka yang taipan malah dapat pengampunan pajak. 

Lantas, sebagai masyarakat, apakah kita hanya bisa diam saja? Tentu tidak. Sebagai masyarakat yang cerdas, tentu ada banyak cara ampuh yang bisa dilakukan sebagai wujud protes kepada pemerintah. Selain unjuk rasa, memboikot segala hal yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah salah satu caranya. 

Aksi boikot pemerintah sebenarnya bukan hal baru. Aksi ini pernah dilakukan oleh masyarakat di beberapa negara. Misal, Di Amerika Serikat, pernah terjadi boikot Bus Montgomery oleh warga kulit hitam selama setahun pada 1955. Pada saat itu berlaku sistem segregasi rasial yang mengharuskan warga kulit hitam duduk di bagian belakang bus. Boikot ini berhasil menekan sistem transportasi publik dan memicu perubahan hukum. Mahkamah Agung AS kemudian memutuskan bahwa segregasi di bus tidak konstitusional. Contoh lain, di India ada fenomena boikot garam yang dipimpin oleh Mahatma Gandhi. Dan, masih banyak aksi boikot lain yang sah dilakukan sebagai wujud protes masyarakat kepada mereka yang berkuasa.  

Berikut ini saya uraikan 5 cara legal untuk boikot  pemerintah dan kebijakannya yang tidak memihak dan mendengarkan suara rakyat. 

#1 Kurangi aktivitas konsumsi yang menambah PPN

Momok yang saat ini sedang membuat sebagian besar dari kita ketar-ketir adalah kenaikan PPN menjadi 12%. Kenaikan ini jadi salah satu kebijakan yang membuat daya beli masyarakat, terutama kelas menengah, benar-benar ajab menurun. Nah, karena sudah dipastikan bakal naik tahun depan, kita bisa menahan diri untuk tidak sering-sering mengeluarkan barang atau jasa yang ber-PPN. Dengan menahan konsumsi yang tidak esensial, masyarakat dapat memberikan tekanan ekonomi secara kolektif kepada pemerintah.

Cara sederhananya bisa dimulai dari berhenti sementara untuk tidak nongkrong di cafe-cafe atau restoran besar. Kalian juga bisa batasi pembelian barang-barang bermerek internasional atau impor. Selain itu, kurangi belanja di swalayan atau supermarket hingga menunda liburan dengan fasilitas transportasi pesawat pemerintah. Jadi, tahan dulu deh keinginan ganti HP, beli motor baru, jalan-jalan atau peleserin, serta kurang-kurangi belanja online.

Baca Juga:

Pemerintah Bangkalan Madura Nggak Paham Prioritas, Memilih Sibuk Bikin Ikon Pendidikan daripada Perbaiki Kualitas Pendidikan

Panduan A-Z Sederhana Memahami Apa itu PPN dan Dampak Kenaikannya bagi Rakyat

Sebaliknya, kalian bisa membeli kebutuhan di sektor informal seperti di pasar-pasar tradisional dan pelaku usaha kecil. Mereka memang terkena pajak, tapi porsinya tidak sebesar PPN. Selain bentuk protes dan langkah berhemat, membatasi belanja di sektor-sektor tersebut bisa memaksimalkan potensi diri kita yang lain lho. Misal, dalam bidang memasak dan berkebun, kita bisa mulai membiasakan diri memasak sendiri dan menanam berbagai produk pertanian sederhana untuk menahan belanja.

#2 Boikot pemerintah dengan membatasi transaksi cashless

Saya pernah membaca cuitan dari seorang ekonom bahwa transaksi digital atau cashless jadi salah satu penyumbang besar perputaran uang di Indonesia. Itu ceruk transaksi konsumtif yang jadi salah satu pendapatan bagi pemerintah. Membatasai transaksi nontunai dan beralih ke transaksi tunai bisa jadi aksi boikot yang bikin repot pemerintah.  

Begini, penggunaan uang tunai itu hak masyarakat dalam bertransaksi ekonomi. Ketika proses transaksi tunai dilakukan secara masif, likuiditas bank dan institusi keuangan sejenis yang dekat dengan pemerintah akan terganggu. Perilaku semacam ini membuat transaksi ekonomi tidak terdeteksi secara langsung oleh sistem keungan, baik oleh perbankan, e-commerce, dan dompet digital lainnya. Kondisi tersebut memungkinkan  memberi tekanan pada pemerintah.

Itu mengapa, mulai saat ini mulailah belanja di pasar tradisional, toko kelontong, atau warung menggunakan uang tunai alih-alih kartu debit, kredit, atau dompet digital. Jadi, pastikan untuk mempersiapkan uang tunai yang cukup sebelum keluar rumah agar tidak tergoda menggunakan pembayaran digital.

#3 Hindari penggunaan produk atau jasa perusahaan BUMN

Mengurangi atau menghentikan pembelian produk atau jasa dari BUMN bisa menekan kondisi keuangan yang ujung-ujungnya akan berdampak ke pemerintah. Toh keuntungan para BUMN ini akan masuk ke APBN. Dengan mengurangi atau menghentikan penggunaan produk dan layanan dari BUMN-BUMN vital, kita sebagai masyarakat dapat mengirimkan pesan kepada pemerintah bahwa BUMN itu berjaya karena masyarakat yang jadi konsumennya. Kalau diucapkann secara langsung, kira-kira seperti ini bunyinya “Kalau kami berhenti membeli, kalian mau apa hah?”

Contoh lain, beralih menggunakan provider selain yang ada di bawah naungan Telkom atau Indosat. Selain itu, alih-alih menggunakan jasa layanan POS, gunakan jasa logistik lain, seperti JNT, JNE, atau jastip. Bisa juga mengambil semua dana dari rekening bank-bank BUMN dan beralih ke bank swasta.

#4 Pakai semua layanan subsidi dari pemerintah

Subsidi itu asalnya dari duit masyarakat yang dibayarkan melalui berbagai retribusi di tahun-tahun sebelumnya. Jadi sudah menjadi hak kita sebagai masyarakat memanfaatkan hal itu. Misalnya, manfaatkan layanan transportasi publik dan subsidi listrik. Gunakan layanan itu semaksimal mungkin. Buang gengsi karena toh kita juga butuh dan sudah disediakan juga kok.

#5 Boikot pemerintah dengan menghemat penggunaan energi

Hemat di sini berarti bukan berarti kita menghindari sama sekali penggunaan berbagai kebutuhan energi, mulai dari listrik, bensin, solar, dan lain sebagainya. Bukan seperti itu, tapi benar-benar selektif dalam memanfaatkannya. Gunakan kendaraan bermotor seperlunya, pakai listrik juga secukupnya, dan kurangi penggunaan fasilitas lain yang memakan banyak energi. Mengurangi penggunaan energi ini selain akan mengganggu neraca pendapatan perusahaan energi sehingga berimplikasi terhadap pembagian dividen ke pemerintah juga berimplikasi baik untuk lingkungan.

Selain 5 cara tersebut, ada 2 cara lain yang mungkin agak ekstrem yang bisa dilakukan. Tapi, cara ini lebih baik dilakukan kalau cara sebelumnya masih sulit menyadarkan pemerintah. Pertama, tunda membayar pajak yang sifatnya nonesensial, misalnya pajak motor atau mobil. Kedua, bagi para perokok, beralihlah ke rokok-rokok lokal alih-alih ke rokok bermerk besar yang menyumbang cukai besar bagi negara. Setahun aja kita menjalani perilaku di atas secara kolektif, berkesinambungan, dan konsisten. Saya rasa akan memberikan effect kejut bagi pemerintah. Hmm … rasakno !!!

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA PPN Tetap Naik, Kelas Menengah Harus Siap Jadi Sapi Perah (Lagi)

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 21 November 2024 oleh

Tags: boikotboikot pemerintahpemerintahppntax amnesty
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

Dear Pemerintah, Sudah Saatnya Minimarket Kembali Buka 24 Jam!

Dear Pemerintah, Sudah Saatnya Minimarket Kembali Buka 24 Jam!

1 Agustus 2022
Baca Ini Sebelum Anda Memuja Bjorka

Baca Ini Sebelum Anda Memuja Bjorka

12 September 2022
ngeyel keluar rumah

Yang Harus Dilakukan Pemerintah biar Nggak Ada Lagi Orang yang Ngeyel Keluar Rumah

25 Maret 2020
mahasiswa pertanian vietnam bus sleeper mojok

5 Alasan Banyak Mahasiswa Pertanian Ogah Jadi Petani

6 Agustus 2021
tiktok

Pemerintah Nerima Sumbangan Dana dari TikTok Padahal Dulu Sudah Ngeblok, Eh

11 April 2020
darurat sipil

Yang Terjadi Kalau Darurat Sipil Betulan Dilakukan

31 Maret 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.