Dewan Pengurus Pusat Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (DPP GPBSI) telah sepakat untuk membuka pintu teater mereka serentak pada 29 Juli 2020. Mereka membutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga minggu untuk mengimplementasikan aturan sesuai protokol yang ditetapkan pemerintah.
Sebagai orang yang suka sekali nonton film di bioskop, walau nontonnya sendirian, saya sebenarnya senang sekali dengan berita ini. Jujur saja, saya rindu dengan suara bisikan Dolby yang selalu bilang, “all around you.” dan kelereng yang berjatuhan sebelum film dimulai. Selain itu, saya juga rindu layar besar saat menonton film. Pandemi begini, capek juga lihat layar smartphone dan laptop saja. Saya juga rindu mengamati pasangan yang berada di bawah saya dari kursi B12, tempat duduk favorit saya.
Kerinduan saya juga tak kalah besar terhadap pengumuman, “Mohon perhatian Anda. Pintu teater dua telah dibuka. Bagi Anda yang telah memiliki karcis, dipersilakan untuk memasuki ruangan teater dua.” Rindu berlarian masuk ke teater dua karena sering mepet waktunya ke bioskop.
Pada suatu malam, kemudian pikiran saya bertanya kepada hati saya, “Perlukah buru-buru ke bioskop 29 Juli hanya untuk mengobati rindu?” Tanyanya. Hati dengan semangat menjawab, “Perlu! Kamu rindu, kan?” Tanyanya. Pikiran pun menjawab, “Tapi, aku merasa ada yang ganjil, Ti.” Jawab Pikiran.
Hati mengernyitkan dahinya, eh bentar, hati mana punya dahi ya? Maksudnya, hati yang penasaran kemudian bertanya, “Mengapa, Ran?”Pikiran menatap hati, “Simak alasanku, Ti. Simak baik-baik.” Ucapnya dengan serius.
Alasan pertama adalah tanggal tua. Pemikiran saya kok mengganjal terhadap pemilihan tanggal 29 Juli 2020. Harinya hari Rabu, di tanggal tua. Mengapa harus dipilih tanggal ganjil di tanggal tua itu? Apa makhluk seperti saya yang hanya punya duit di tanggal muda tidak menjadi target pasar untuk menonton di hari pertama bioskop dibuka?
Haesh ra mashok, harusnya bioskop dibuka di tanggal muda. Biar saya dan kamu yang gajiannya tanggal muda bisa nonton bioskop di hari pertama! Konspirasi apa ini? Mengapa harus tanggal 29 Juli?
Krezi. Benar-benar krezi.
Alasan kedua, kalau bioskop segera dibuka, emang kamu mau nonton sama siapa? Kamu kan jomblo. Apa coba alasan jomblo cepat-cepat datang ke bioskop? Nggak kencan, kan? Nggak punya motivasi buru-buru ke bioskop, kan?
Sudah deh, mending kamu nontonnya di rumah dulu. Sudah terbiasa nonton lewat layar smartphone dan laptop selama pandemi ini, kan? Lanjutkan kebiasaan baik ini. Duit buat bayar tiket bioskop bisa kamu tabung. Ya hitung-hitung buat modal pacaran kalau sudah punya pacar nanti.
Alasan ketiga ini untuk yang pacaran. Nah, nanti kapasitas bioskop hanya 50 persen. Akan ada kemungkinan satu kursi dengan kursi lainnya akan diberi jarak satu kursi. Nanti kamu dan pasangan nggak bisa saling berbagi jaket saat ada adegan horor. Kamu juga nggak bisa senderan kepala saat film romantis.
Maka dari itu, mending nggak usah buru-buru dulu ke bioskop. Mending pacarannya dialihkan dengan masak bareng. Hal itu lebih produktif dan meningkatkan kebersamaan. Biar makin lengket, kan?
Alasan ke empat adalah alasan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia belum turun. Pemerintah Indonesia memang membuat kita mau tidak mau harus memasuki era kebiasaan baru alias new normal. Namun, ternyata kebiasaan baru itu tidak dapat menekan jumlah terinfeksi Covid-19 di Indonesia.
Tercatat pada 9 Juli 2020, Indonesia memecahkan rekor kasus baru harian. Ada 2,657 kasus baru, mylov! Kurang 20 hari dari dibukanya bioskop secara serentak. Ini tidak bisa dibanggakan, mengingat ini bukan hal bagus kalau dicatat di rekor MURI atau malah Guiness World Records.
Alasan terakhir adalah kewaspadaan, mylov. Kamu mungkin sudah sangat berhati-hati dengan memakai masker, cuci tangan dengan sabun dan mematuhi protokol di era new normal ini. Tapi orang lain? Apakah mereka sehati-hati kamu? Memang sih pihak DPP GPBSI mengatakan orang yang masuk bioskop harus memakai masker, namun kalau di dalam mencopot masker masih bisa, kan?
Itu tadi alasan mengapa kamu tidak perlu buru-buru ke bioskop. Orang lain bisa memutuskan bioskop dibuka, tapi kitalah yang menentukan harus masuk atau tidak. Bagaimana, hati dan pikiran sudah sinkron, kan?
BACA JUGA Trik Sukses Berjualan di WhatsApp agar Story-mu Nggak Di-skip Orang atau tulisan Nimatul Faizah lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.