Sebenarnya Guru pada Kangen Ngajar, tapi... – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Artikel

Sebenarnya Guru pada Kangen Ngajar, tapi…

Istiqomah oleh Istiqomah
11 Juli 2020
0
A A
seleksi pppk pns guru honorer birokrasi amburadul mojok.co

pns guru honorer birokrasi amburadul mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sejak akhir Maret, sekolah resmi diliburkan karena terjadi wabah Covid-19. Semua pembelajaran dilakukan dengan media daring alias online. Mendengar kata online, saya sebagai guru yang gaptek langsung mlongo gaes. Pie carane?

Gambaran sedikit ya, saya adalah guru matematika di salah satu Madrasah Aliyah swasta di kabupaten Batang. Kurang lebih hampir 4 tahun saya mengabdi sebagai honorer.

Ngemeng-ngemeng, tanpa ada pembelajaran online pun pelajaran matematika sudah mempunyai kisah tragis sendiri alias dibenci murid-murid saya. Padahal segala macam model pembelajaran dari yang cara jadul sampai modern sudah semuanya dicoba. Hasilnya, ya paling tidak lebih dari 10 anak yang berhasil mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Itu masih mending, tak jarang semua anak di kelas tidak ada yang mencapai nilai KKM alias do remidi.

Mlongo saya kembali berlanjut. Bagaimana caranya mengajar matematika menggunakan sistem online? Diajar langsung saja pada emboh. Tapi apa daya, yang ada sebagai guru hanya bisa manut dengan keputusan-keputusan pihak yang berwenang. Hiks.


Sebagai guru usia 20-an, anggapan bahwa guru muda itu serba bisa sudah melekat erat di benak guru-guru senior. Padahal kenyataannya, usia saja yang muda tapi kemampuan ya sama saja sih ya. Menang penampilan doang. Hehe.

Katanya sih, guru-guru muda itu melek teknologi. Padahal teknologi yang dimaksud itu sebenarnya apa? Wong paling upload foto di Instagram kok. Hadeh.

Sejak saat itu, saya yang gaptek mau tidak mau harus menghilangkan sedikit demi sedikit kegaptekan saya. Yang tadinya tidak mau kenal youtube, google form, google classroom, google meet, dan teman-temannya mau tidak mau dipaksa berkenalan, timbul nyaman, lalu akhirnya jatuh cinta. Ah, kamu.

Selama kurang lebih 3 bulan, HP saya tidak boleh off. Ditinggal ngecharge 2 jam saja sudah ratusan chat yang masuk di grup-grup sekolah baik grup guru maupun grup kelas. Yang tadinya galeri foto isinya foto anak sendiri, sekarang ganti foto laporan tugas anak orang. Hadeh.

Guru yang tadinya jam kerja kurang lebih 8 jam sehari, sekarang harus 24 jam siap sedia untuk murid-muridnya. Tugas yang seharusnya dikerjakan jam 9 pagi, eh murid ngirimnya jam 1 pagi. Alasannya kuota habis. Penak’e. Mau marah via online? Mikir-mikir dulu lah, eman-eman kuotane. Ujung-ujungnya guru yang selalu mengalah.

Awal-awalnya memang saya merasa kuwalahan dengan sistem pembelajaran online ini. Tapi, lama kelamaan saya merasa enjoy juga. Ngajar nggak harus pakai seragam, pakai sepatu pantofel, hemat make-up, dan hemat bensin pula. Yang tadinya saya setahun sekali ngepel rumah, lihat anak njatuhin sebiji nasi saja langsung sok-sokan ambil alat pel-pelan sambil joged. Joged tiktok. Pokoknya serba mendadak rajin lah.

Sebenarnya untuk ibu rumah tangga sekaligus guru seperti saya, oke-oke saja dengan sistem pembelajaran online. Toh, jam kerja sebenarnya kita sendiri yang mengatur. Kalau saya, jam kerja dimulai dari jam 7 pagi sampai jam setengah 3 sesuai jam normal mengajar di sekolah. Kalaupun ada murid yang mengirim tugas lebih dari jam itu, bisa dinilai saat ada waktu senggang atau keesokan harinya. Jangan dibuat beban nanti bisa stres. Kalau stres bisa sakit. Kalau sakit nanti corona nggak bisa PDKT lho. Hii, nggak mau kan?

Kalau ditanya kangen nggak sih mengajar tatap muka dengan murid-murid? Jawabannya, ya pasti kangen lah. Tapi kebiasaan 3 bulan dengan pembelajaran online sudah membuat saya sebagai guru terbiasa memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan mengajar di rumah. Sudah terlanjur nyaman gitu.

Entah kapan kenyamanan ini hinggap di benak saya. Apa hanya saya saja yang merasa kenikmatan ini? Saya rasa tidak. Kalau di mata ibu-ibu, kerja sambil momong adalah suatu anugerah luar biasa. Bisa masakin suami setiap saat adalah ladang pahala.

Intinya adalah mau online atau tatap muka sistem pembelajaran di jaman sekarang sama saja menurut saya. Kalau semuanya dilakukan dengan cara yang baik dan tepat sasaran. Guru harus mampu dan mau terus belajar memanfaatkan teknologi yang sudah ada. Jangan bisanya menyuruh guru-guru yang muda saja. Menasehati murid agar rajin belajar, tapi dirinya sendiri tidak mau belajar. Ya percuma.

Dengan catatan keterlibatan orang tua dalam memantau belajar anak di rumah dilaksanakan dengan baik. Percuma jika hanya guru saja yang bertindak tapi orang tua masa bodoh. Orang tua harus mengilangkan pemikiran bahwa mereka nitip anaknya untuk dididik di sekolah lalu kami dibayar untuk menjadi bengkel. Setelah itu, mereka ingin anaknya terjun ke masyarakat langsung kinclong. Oh, tidak bisa begitu. Bukankah madrasah pertama untuk anak adalah orang tua?

BACA JUGA Jangan Ngerasa Repot kalau Orang Tua Minta Diajarin Main Gadget.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.


Terakhir diperbarui pada 11 Juli 2020 oleh

Tags: gurukelas onlinepandemi
Istiqomah

Istiqomah

Ibu-ibu yang suka ngemil tapi takut gendut.

Artikel Lainnya

Bersikap Adil pada Pak Ribut, Isu LGBTQ, dan Segala Keributannya Terminal Mojok.co

Bersikap Adil pada Pak Ribut, Isu LGBTQ, dan Segala Keributannya

28 Maret 2022
4 Drama Korea Unik dengan Bumbu Romansa Guru-Murid terminal mojok.co

4 Drama Korea Unik dengan Bumbu Romansa Guru-Murid

13 Januari 2022
4 Hal Nggak Enaknya Jadi Guru Bahasa Jepang terminal mojok

4 Hal Nggak Enaknya Jadi Guru Bahasa Jepang

24 Desember 2021
pembagian rapor

Dilema yang Dialami Pendidik Saat Pembagian Rapor

24 Desember 2021
5 Hal Nggak Enaknya Jadi Guru di Desa terminal mojok

5 Hal Nggak Enaknya Jadi Guru di Desa

17 Desember 2021
Film Paranoia: Saat Kebijakan Pandemi Lebih Seram dari Pandemi Itu Sendiri terminal mojok.co

Film Paranoia: Saat Kebijakan Pandemi Lebih Seram dari Pandemi Itu Sendiri

14 November 2021
Pos Selanjutnya
smack down gulat mojok.co

Kritik Terhadap Keributan para Fans Sepakbola dari Fans Gulat Profesional

Terpopuler Sepekan

2 Kelemahan Daihatsu Sigra yang Harus Diketahui Sebelum Membelinya

2 Kelemahan Daihatsu Sigra yang Harus Diketahui Sebelum Membelinya

24 Mei 2022
5 Hal Konyol yang Bisa Kalian Temukan di Jalanan Kota Surabaya Terminal Mojok.co

5 Hal Konyol yang Bisa Kalian Temukan di Jalanan Kota Surabaya

23 Mei 2022
Harapan untuk 'Gubernur Baru' Jogja yang Akan Dilantik

Harapan untuk ‘Gubernur Baru’ Jogja yang Akan Dilantik

22 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022
Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan Terminal Mojok.co

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan

18 Mei 2022
Soal Meresahkan, Kinder Joy Ternyata Nggak Seberapa Dibanding Pororo Drink Terminal Mojok.co

Soal Meresahkan, Kinder Joy Ternyata Nggak Seberapa Dibanding Pororo Drink

23 Mei 2022
Kenapa Detektif Kindaichi Tak Sepopuler Detektif Conan Terminal Mojok

Kenapa Detektif Kindaichi Tak Sepopuler Detektif Conan?

21 Mei 2022

Dari MOJOK

  • Haedar Nashir Sempat Menemui, Buya Syafii Maarif Ditangani Tim Dokter Kepresidenan
    by Yvesta Ayu on 27 Mei 2022
  • Indonesia Berduka, Buya Syafii Maarif Wafat Jelang Usia ke-87
    by Yvesta Ayu on 27 Mei 2022
  • Rekap 11 Tahun Perjalanan AC Milan Menunggu Scudetto
    by Ali Ma'ruf on 26 Mei 2022
  • Horor Apartemen Tertua di Jogja yang Menghilang dari Ingatan
    by Billy Soemawisastra on 26 Mei 2022
  • Adik Presiden Jokowi Resmi Dipersunting Ketua MK
    by Novita Rahmawati on 26 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In