Menagih utang kepada mantan pacar memang tak pernah mudah
Perkara uang memang pelik. Banyak orang bilang uang tidak mengenal saudara. Seringkali banyak orang bermusuhan dimulai dari masalah pinjam meminjam uang alias utang. Manusia katanya kelihatan watak aslinya kalau sudah menyangkut uang. Dan terkadang motif seseorang atas sesuatu juga bisa dipengaruhi oleh jumlah atau keberadaan uang.
Apa pun itu, mengutip kata Barnum yang dijadikan background dance Lisa yang berjudul “Money “.
“Money is a terrible master but an excellent servant.”
Anyway, masalah menagih uang juga pelik terutama apabila ada kedekatan baik darah ataupun perasaan. Sebab, jelas tidak akan mudah. Ada faktor tak enak, ada faktor takut. Takut ditinggalkan dan putus silaturahmi kalau menagih.
Dan inilah yang bikin perkara menagih utang kepada mantan pacar jadi hal yang amat pelik.
Perkara ini, saya pernah mendengar dua pendapat yang bagus. Pertama, kalau sudah usai, tetap tagih. Sebab, dia pun tega memutuskan hubungan. Kedua, ikhlaskan saja, anggap uang yang keluar semata bantuan karena ia membutuhkan.
Masalahnya, kita bicara tentang uang, barang yang amat penting. Pun, kita pasti kepikiran menagih karena jumlahnya tak mungkin kecil. Ya kali 50 ribu doang dibahas. Dan, masalah utang ini, kerap bikin kita punya beban dalam hati.
Nah, kalau kalian galau mau menagih atau tidak, saya punya tipsnya.
#1 Pastikan sudah move on
Begini. Perasaan, akan bikin keputusan yang kita ambil jadi bias. Jadi, kalau mau menagih, pastikan move on terlebih dahulu. Kenapa? Ya biar keputusan menagih utang kepada mantan pacar ini jadi lebih mudah dieksekusi.
#2 Tagihlah dengan profesional
Masih mirip dengan tips nomor satu. Jadi, pastikan kamu menagih utang bukan sebagai mantan pacar yang menaruh perasaan, tapi karena akad yang disepakati. Kalau dia bilangnya utang, ya pantas untuk ditagih. Tagih dengan profesional, nggak perlu bawa-bawa perasaan zaman dulu.
Kecuali, kamu dulu niatnya pure bantu. Lhaaa kalau itu mah udah susah. Ya gimana nggak, dia mintanya utang, kamu bilangnya bantu. Ya si mantan bisa berkilah nantinya.
#3 Pakai perantara
Menyelesaikan perkara utang dengan mantan pacar tak pernah jadi hal mudah. Bahkan, pada kasus tertentu, jadi ribut. Ketimbang risiko, mending minta tolong teman yang kenal dengan kedua belah pihak untuk jadi perantara penyelesaian utang. Ini jauh lebih aman, dan selesainya bisa lebih mudah. Biasanya sih, gitu.
#4 Ikhlaskan
Opsi ini diambil jika ternyata mantan pacar tak punya itikad baik untuk menyelesaikan perkara utang, atau tiga opsi sebelumnya tak berhasil. Saya tahu, uang yang direlakan bisa jadi jumlahnya begitu besar. Tapi, terkadang, mending kehilangan uang ketimbang terjebak dengan masalah yang tak terlihat ujungnya.
Akhir kata, masalah utang memang tak pernah mudah. Sebab, terkadang, ada manusia yang tak tahu diuntung ketika dibantu. Oleh karena masih bulan puasa mari kita tutup artikel ini dengan keutamaan memberikan utang.
“Ada orang yang masuk surga melihat tulisan pada pintunya: ‘Pahala bersedekah adalah sepuluh kali lipat, sedangkan (pahala) memberi pinjaman adalah delapan belas kali lipat’.” (HR. Thabrani dan Baihaqi).
Lalu, biar seimbang, perlu juga diberi tahu mudharat tak.membayar utang
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki utang satu dinar atau satu dirham, maka utang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham (HR. Ibnu Majah no. 2414)”
Jadi, utang itu tak pernah tentang dunia saja. Sebab, hal ini akan tetap diitung ketika masanya tiba. Nek aku sih, mending dibayar, malah ra risiko.
Penulis: Winda Fauzi Istiqomah
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Dear Fans Manchester United, Belajarlah dari Kesombongan Kalian Selama Ini