Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

4 Pertanyaan Konyol tentang Wakatobi yang Sering Bikin Saya Geleng-geleng

Taufik oleh Taufik
26 Agustus 2021
A A
bahasa di wakatobi pelestarian lingkungan sepak bola bajo club wakatobi poasa-asa pohamba-hamba mojok

sepak bola bajo club wakatobi poasa-asa pohamba-hamba mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai orang yang bukan asli Jogja, apalagi asli Jawa, saya merasa beberapa kali teman-teman saya bertanya hal yang terlalu polos. Pikir mereka, daerah saya di Wakatobi sana (saat ini) sama halnya dengan apa yang mereka dengarkan menurut cerita orang tua mereka berpuluh tahun silam. Atau, saya kurang tahu, apakah saking tidak pernah ada narasi untuk tahu apa yang ada di Wilayah Indonesia Timur sana sehingga sedikit saja pengetahuan tentang kebudayaan timur adalah selalu soal kemiskinan, keterbelakangan, dan hal primitif lainya?

Nah, dari sekian banyak pertanyaan mengenai daerah saya di Wakatobi sana yang kadang polos cenderung tolol itu, saya akan merangkumnya dalam beberapa list berikut.

Katanya orang Wakatobi bisa jalan di atas air?

Beberapa kali, saya memang pernah bercerita mengenai orang-orang di Wakatobi yang bisa kita kategorikan sebagai meta-human, kepada beberapa teman saya di sini. Begini, mari saya beri tahu satu hal, bahwa Bandung Bondowoso bisa membangun 999 candi dalam semalam dengan bantuan bangsa jin dan lelembut itu sebuah kekuatan metahuman layaknya beberapa orang di Wakatobi. Tapi hal ini tidak lantas membuat semua orang Jawa punya skill yang sama.

Nah, di Wakatobi, hal serupa itu yang terjadi. Ada yang bisa berjalan di atas laut, bahkan bisa membelah lautan, ya ada, katanya begitu. Tapi tidak lantas semua punya kekuatan begitu? Maksud saya, kok maksa banget, saya yang lugu ini harus punya kekuatan berjalan di atas air?

Kalo bicara soal renang dan menyelam, walau mungkin tidak bisa bagus-bagus amat, orang-orang di Wakatobi paling tidak bisa atau pernah merasakan berenang dan menyelam.

Di Wakatobi ada motor nggak, sih?

Walau Wakatobi itu perkampungannya didominasi oleh kampung-kampung di pesisir dan pinggir laut, bukan berarti kami tidak butuh kendaraan bermotor untuk menjelajah di darat. Kan di tempat kami juga ada daratan.

Dari tahun 70-an atau 80-an, motor sudah ada di sana. Itu bahkan sebelum Wakatobi mekar menjadi kabupaten sendiri (2003). Walau bukan motor-motor sport dengan silinder yang besar, motor-motor terbaru dari mulai yang bebek, matic dan motor yang kalo kita dibonceng seketika berubah jadi simpanse itu juga ada di sana. 

Bahkan di usia kabupatennya yang masih tergolong muda, sejak 2010-an ke atas, orang-orang di Wakatobi berlomba memiliki mobil-mobil pribadi, hasil kredit nggak jadi soal, yang penting bisa gaya karena itu milik pribadi.

Baca Juga:

Pengendara Motor yang Menyalakan Lampu Hazard dan Kebut-kebutan di Jalan Raya Itu Punya Masalah Apa sih?

10 Kebiasaan Buruk yang Harus Ditinggalkan agar Motor Nggak Gampang Mogok Saat Musim Hujan

Baju orang Wakatobi kayak apa, sih?

Woy lah!!! Ente pikir Wakatobi itu macam orang-orang yang berdiam diri di hutan yang nggak pernah keluar, dan sekalinya keluar hutan, presiden udah menjabat tiga periode, gitu?

Nggak gitu konsepnya. Di Wakatobi itu, tren berpakaian ya layaknya orang-orang di Jawa pada umumnya. Walau mungkin mereka (sebagian) ada yang tidak mengenal barang branded, atau memang tidak mau memakai pakaian dan barang mahal, tapi sekedar pakaian, ya orang-orang sana berpakaian layaknya yang kalian saksikan di sekeliling kalian di Jawa.

Saya malas sekali menjelaskan ini kepada teman atau siapa saja orang yang selalu bertanya soal apakah orang Wakatobi sudah “mengenal pakaian”. Sebuah pertanyaan yang menurut saya terlalu dangkal. Bahkan sedangkal otak orang yang bertanya itu.

Saya ingin menjelaskan paling tidak dua hal mengenai ini. Pertama, Wakatobi itu daerah pesisir, yang secara logis, jadi tempat persinggahan, entah pedagang atau para perantau dari kota yang mencari kerja. Ya otomatis orang-orang sana mengenal yang namanya pakaian. Lha, wong kabar pakaian kekinian saja sudah dibawa para pendatang dan perantau itu kok. Belum lagi informasi dari media (TV dan internet) yang sudah berkembang lumayan pesat di sana, orang-orang ya semakin modis dan trendy tentu saja.

Kedua, dan ini yang agak nggatheli, bahwa dari pertanyaan ini, membuktikan bahwa mereka yang bertanya ini memang tidak pernah mau tahu (jika tidak mau disebut buta) terhadap manusia dan kebudayaan di Indonesia bagian Timur. Sudah begitu, pertanyaan yang diajukan juga tidak ada simpatik-simpatiknya sama sekali.

Orang Wakatobi makan beras nggak, sih?

Pertama, saya mau bilang kalo orang Wakatobi tidak makan beras. Kami di Wakatobi makannya nasi, beras yang sudah dimasak.

Gini lho, oke, saya sering sekali bercerita bahwa di Wakatobi itu, di zaman dahulu, tidak punya akses untuk makan makanan yang asalnya dari beras. Sehingga, dengan keterbatasan itu, orang-orang mengakalinya dengan mengolah apa saja yang tumbuh di tanah Wakatobi untuk dijadikan makanan pokok. Yang paling memungkinkan ya singkong. Dan budaya makan olahan singkong itu masih bertahan dan dipertahankan hingga saat ini.

Tapi, ketika beras masuk tidak serta merta ditolak untuk dijadikan bahan makanan. Pun dengan olahan singkong yang tidak ditendang setelah ada jenis makanan pokok baru yang muncul di kebudayaan kami. Sehingga, jangan heran kalo berkunjung ke Wakatobi dan Anda menemukan di meja makan disediakan nasi dan kasoami (hasil olahan singkong) dan keduanya tidak saling gontok-gontokan. Mereka dengan sangat rukun duduk berdua di sana. Entah siapa yang terpilih duluan untuk dilahap, tidak jadi soal.

Itulah beberapa pertanyaan konyol tentang daerah asal saya yang kadang bikin mendidih dikit ketika ditanyakan pada saya. Tapi, nggak apa-apa, tak kenal maka tak sayang. Cuman, sebaiknya kalian mulai deh belajar tentang keragaman dan geografi di Indonesia. Ya biar paham dan saling memahami gitu lho.

Juga biar nggak kebanyakan nanya sih.

BACA JUGA Tradisi Unik Perihal Makam di Wakatobi dan tulisan Taufik lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 30 Agustus 2021 oleh

Tags: BerasIndonesia TimurMotorteknologiWakatobi
Taufik

Taufik

Ide adalah ledakan!

ArtikelTerkait

Mall di Jakarta Mendiskriminasi Pengguna Motor. Nggak Semua Menyediakan Parkiran Khusus Motor, Kalaupun Ada Letaknya Jauh dari Gedung Mall

Mall di Jakarta Mendiskriminasi Pengguna Motor. Nggak Semua Menyediakan Parkiran Khusus Motor, Kalaupun Ada Letaknya Jauh dari Gedung Mall

17 Juni 2024
Perhatikan Hal-hal Berikut Saat Jadi Tutor Belajar Kendaraan terminal mojok

Perhatikan Hal-hal Berikut Saat Jadi Tutor Belajar Kendaraan

18 Juli 2021
Jalan Raya Karangkobar: Jalan di Banjarnegara yang Menantang, Bikin Pengendara Nggak Tenang Mojok.co

Jalan Raya Karangkobar, Jalan di Banjarnegara yang Menantang, Bikin Pengendara Nggak Tenang

11 Mei 2024
Pengalaman Menggunakan Keranjang Belanja, Marketplace Pertama dari Indonesia Timur Terminal Mojok

Pengalaman Menggunakan Keranjang Belanja, Marketplace Pertama dari Indonesia Timur

5 Agustus 2022
Perilaku Pengendara Motor yang Menyebalkan dan Cocok Jadi Musuh Bersama di Jalanan Mojok.co

Perilaku Pengendara Motor yang Menyebalkan dan Cocok Jadi Musuh Bersama di Jalanan

1 Oktober 2024
Menebak Motor yang Dikendarai Upin Ipin dan Anak-anak Kampung Durian Runtuh ketika Dewasa Mojok.co

Menebak Motor yang Dikendarai Upin Ipin dan Anak-anak Kampung Durian Runtuh ketika Dewasa

26 Juni 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.