Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

4 Perilaku Atlet Sepak Bola Indonesia Penghambat Prestasi

Muhammad Haekal Ali Mahjumi oleh Muhammad Haekal Ali Mahjumi
29 November 2020
A A
4 Perilaku Atlet Sepak Bola Indonesia yang Menghambat Prestasi Timnas di Kancah Internasional terminal mojok.co

4 Perilaku Atlet Sepak Bola Indonesia yang Menghambat Prestasi Timnas di Kancah Internasional terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sudah empat tahun sejak FIFA mencabut sanksi kepada PSSI, harusnya menjadi momentum untuk membangkitkan kembali kejayaan atlet sepak bola Indonesia di kancah Internasional. Satu tahun vakum yang seharusnya digunakan sebagai waktu untuk berbenah menjadi lebih baik, nyatanya malah menjadi jungkir balik. Intervensi dari pihak ketiga, jadwal liga yang tidak sesuai dengan realita, dan masalah mafia bola membuat kondisi sepak bola Indonesia susah untuk berkembang. Hal ini berakibat pada ranking Indonesia yang sekarang berada di posisi 173.

Banyak suporter menyalahkan masalah-masalah yang dibuat oleh PSSI. Sering kita lihat protes yang mereka lakukan baik di stadion, jalanan, maupun media sosial. Menurut mereka, problem yang dibuat oleh PSSI menimbulkan kerugian bagi klub yang mereka dukung. Tidak luput juga Timnas Indonesia mendapatkan getahnya dari kebijakan yang dibuat oleh PSSI yang mengakibatkan mereka sulit bersaing. Sudah miskin prestasi, masalah malah tambah numpuk.

Sebenarnya jika diteliti lebih lanjut, masalah sepak bola Indonesia tidak bisa kita salahkan semua kepada PSSI. Atlet juga terlibat dalam perkembangan sepak bola yang hanya stuck tanpa perubahan. Dari pengamatan yang saya lakukan di media sosial, saya mendapatkan berbagai informasi dari akun-akun bola yang memberikan kritik dari kehidupan atlet saat di luar lapangan yang tidak profesional dan tidak patut untuk dicontoh. Di bawah ini akan saya jabarkan kehidupan atlet yang tidak perlu ditiru.

#1 Berada di zona nyaman

Dulu pernah ada berita bahwa ada atlet yang mendapatkan tawaran untuk bermain di luar negeri. Sayangnya tawaran tersebut ditolak dan yang bersangkutan mengklarifikasinya di Instagram. Kejadian tersebut merupakan salah satu contoh pemain yang tidak punya tantangan dan lebih nyaman bersaing di liga lokal. Sungguh disayangkan memang mengingat bahwa dengan bermain di luar negeri pemain dapat mengenal ciri khas permainan dari negara tersebut dan tentunya memiliki mental yang kuat karena jauh dari keluarga sekaligus melawan pemain yang lebih kuat darinya. Jika dilihat dari hasil FIFA matchday, kebanyakan Timnas Indonesia mengalami kekalahan saat menjadi tamu di negeri orang.

Saran tadi bisa dipakai oleh pembaca yang merasa tersinggung agar termotivasi untuk berkarier di luar negeri dan membawa pengalaman saat dipanggil oleh timnas.

#2 Sebatas pekerjaan

Yahhh namanya juga manusia kalau dapat gaji langsung dipakai untuk memenuhi kebutuhan mereka yang sudah direncanakan sejak lama. Tidak masalah sih, namun kalau diteruskan bisa jadi masalah bagi mereka. Untuk pembahasan ini tidak jauh berbeda dengan yang pertama.

Dalam sebuah kontrak, tertera gaji atlet yang bisa dibilang lebih besar dari pekerjaan umum di Indonesia. Dari gaji tersebut, kebanyakan atlet sepak bola Indonesia hanya bermain demi uang, bukan hobi. Mereka berpikir bahwa mereka sudah punya banyak uang, untuk apa berkarier di luar negeri yang gajinya lebih kecil? Mending di sini saja ketemu keluarga sambil main bola. 

Bagi saya sangat disayangkan sih. Padahal kalau mau berkembang mereka bisa ambil kesempatan berkarier di luar negeri dan dengan keahlian yang semakin berkembang akan ada tawaran dari klub luar negeri lain yang jumlahnya lebih besar dari yang diterima di Indonesia.

Baca Juga:

Manajemen Tolol Penyebab PSS Sleman Degradasi dan Sudah Sepatutnya Mereka Bertanggung Jawab!

Olahraga Lari Adalah Olahraga yang Lebih “Drama” ketimbang Sepak Bola

#3 Pola hidup yang buruk

Tidak sampai sebulan, ada pernyataan yang disampaikan oleh Elias Alderte, mantan pemain Arema FC. Ia menyatakan bahwa ada mantan rekannya yang memiliki kebiasaan buruk yaitu merokok. Kalau alasannya, “Yaelah, Pirlo aja ngerokok kok.” mohon maaf nih, skill aja cuma bisa sprint sama gocek kok disamain sama Pirlo. Tidak hanya rokok, banyak pemain Indonesia yang memakan makanan yang tidak sesuai dengan kehidupan atlet profesional, contohnya saja makan ffast ood, gorengan, makanan tinggi karbohidrat dan lemak, dan parahnya lagi makan mi instant.

Kasus buruknya pola hidup atlet Indonesia pernah ramai beberapa waktu yang lalu. Ada yang menerima, namun ada juga yang tidak terima bahkan diajak nongkrong di warung. For your information, setiap Timnas Indonesia bermain, fisik mereka hanya bisa bertahan selama 20 menit (berdasarkan wawancara bersama Shin Tae Yong mengenai fisik pemain saat seleksi timnas). Meskipun rutin latihan fisik, akan sia-sia jika asupan gizi yang masuk tidak sesuai dengan kriteria atlet. Kalau masalah ini dimaklumi, akan memalukan jika pemain timnas mudah jatuh saat bertanding karena kalah fisik dengan musuh.

#4 Tertinggal dalam pemahaman taktik

Masalah ini muncul akibat tuntutan masyarakat sejak dulu. Dari sudut pandang masyarakat Indonesia, pemain diidolakan jika mereka jago gocek, sprint, dan ngolongin musuh. Hal ini terbawa ketika mereka berkarier dalam liga sepakbola profesional. Padahal dalam taktik sepak bola pelatih sudah memberikan briefing saat latihan maupun sebelum pertandingan bahwa tiap pemain memiliki tugas masing-masing

Dennis Wise selaku Direktur Teknik Garuda Select berujar bahwa pemain sepak bola Indonesia memiliki skill individu yang bagus, namun tertinggal dalam pemahaman taktik. Yah kalau masalah ini tidak terselesaikan, mau pelatih timnas Pep Guardiola dengan Possesion Ball atau Juergen Klopp dengan Gegenpressing-nya akan menjadi sia-sia. 

Sudah lama Timnas Indonesia tidak berprestasi di kancah sepak bola. Ketika negara tetangga sudah berbenah mengenai nasib sepak bola mereka ke depan dengan memperbaiki mental dan fisik individu, sepak bola Indonesia malah masih asyik dengan individu pemainnya yang susah diajak berkembang ditambah dengan nasib liga yang masih belum jelas.

Tulisan di atas tidak bermaksud untuk menjelekkan atlet sepak bola Indonesia, melainkan sebagai saran selaku pendukung Timnas Indonesia yang peduli dengan nasib sepak bola kita ke depan. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Tentu saja Timnas Indonesia bisa berpartisipasi dalam piala dunia jika serius melakukan perubahan besar-besaran. Bahkan bisa saja ke depannya ada pemain Indonesia yang masuk nominasi Ballon d’Or.

BACA JUGA Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 November 2020 oleh

Tags: pssiSepak Bola
Muhammad Haekal Ali Mahjumi

Muhammad Haekal Ali Mahjumi

Seseorang yang ingin punya Kartu Keluarga sendiri secepatnya. Bisa dijumpai di Instagram dengan username @mhaekalam.

ArtikelTerkait

Apa Betul PSSI Mau Bikin Boyband?

Apa Betul PSSI Mau Bikin Boyband?

29 Desember 2019
4 Peran Penting Deddy Corbuzier sebagai Juri Indonesia’s Next Top Model terminal mojok.co

Andai Deddy Corbuzier Ikut Beli Klub Sepak Bola

10 Juni 2021
Dear Rama Sugianto, Tidak Perlu Lucu untuk Jadi Komentator Sepak Bola, bundesliga

Dear Rama Sugianto, Tidak Perlu Lucu untuk Jadi Komentator Sepak Bola

9 Maret 2020
liga 2 judi bola shin tae-yong konstitusi indonesia Sepakbola: The Indonesian Way of Life amerika serikat Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Walaupun Sedikit Ngaco, Saya Mendukung Shin Tae-yong yang Lebih Memilih Pemain Muda

19 Mei 2021
Hanya Coach Justin, Sosok yang Pantas Jadi Pelatih RANS Cilegon FC terminal mojok.co

Hanya Coach Justin, Sosok yang Pantas Jadi Pelatih RANS Cilegon FC

2 April 2021
PSSI, Erick Thohir, AFC, Bali United (M. Wigya Permana Putra via Shutterstock.com)

Pak Erick Thohir, Pemain Naturalisasi Juga WNI, Jangan Diskriminatif!

7 Maret 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual! Mojok.co

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual!

12 Desember 2025
4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok Mojok.co

4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok

12 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.