Saya termasuk orang yang langsung pusing jika sehari nggak minum kopi. Secangkir kopi di meja kerja saya memiliki peranan yang lebih krusial ketimbang sebungkus nasi. Ini serius. Saya lebih tahan nggak makan daripada nggak ngopi, dan saya bisa makan apa pun—nggak pilih-pilih makanan—tapi saya cukup selektif soal urusan kopi.
Melihat kenyataan seperti itu, saya suka bingung sendiri kalau mau ngopi. Setiap hari take away Americano atau espresso di kedai kopi kok ya lama-lama tekor juga. Selain itu, seperti yang banyak dikeluhkan orang, jam buka coffee shop terlalu siang, sementara sebagai buruh saya harus berangkat pagi hari.
Mungkin banyak juga pembaca Terminal Mojok yang mengalami nasib tak jauh beda dengan saya. Tenang, saya punya solusinya. Apakah itu? Menyeduh kopi sendiri di rumah. Pasti kalian bertanya, bukankah alatnya mahal? Nggak juga, kok, kita bisa menikmati kopi enak dengan manual brew (seduh kopi cara manual tanpa mesin espresso).
Berikut rekomendasi alat manual brew yang bisa dibeli agar pagi hari kita tetap bersemangat dengan segelas kopi berkualitas buatan sendiri. Say no to kopi instant lah pokoknya.
#1 Vietnam Drip
Mungkin sebagian dari kalian sudah nggak asing dengan cara seduh yang satu ini lantaran hampir semua kedai kopi memiliki menu kopi Vietnam drip. Secara rasa kayaknya juga paling banyak digemari karena ada manis dari susu.
Cara menyeduh Vietnam drip juga sangat mudah. sPertama, siapkan cangkir, isi dengan susu sesuai selera, lalu letakkan drip di atasnya. Masukkan kopi ke dalam drip dan siram dengan air. Jangan gunakan air yang terlalu mendidih, ya, idealnya sih suhu airnya 88 derajat Celcius. Biarkan kopi dan airnya menetes di gelas, setelah itu aduk bersama susunya. Sudah gitu saja, Vietnam drip siap kalian nikmati bersama roti bakar di pagi hari. Mantap betul itu.
Soal harga nggak usah khawatir. Hanya dengan Rp15 ribu kalian sudah bisa membawa satu buah drip untuk digunakan ngopi ala orang Vietnam di rumah.
#2 French Press
French press atau biasa juga disebut press pot, coffee plunger, atau chambord adalah alat seduh kopi paling praktis dan paling populer. Berbentuk seperti teko dengan plunger di atasnya. Benda satu ini nggak bisa diremehkan, lho. Jika menyeduh dengan metode yang benar, rasa kopinya akan lembut dan sedikit oily.
Tips dari saya untuk penikmat kopi newbie, gunakanlah resep 18 gram kopi dengan air 8 oz. Masukkan bubuk kopi ke French press, lalu tuang air dengan suhu 94 derajat celcius. Kalau nggak punya termos ukur, ya dikira-kira saja. Pokoknya jangan diseduh dengan air yang mendidih maksimal, sebab kopinya bakal jadi pahit banget.
Diamkan kopi dan air selama 30 menit, lalu tekan plugger French press ke bawah. FYI, menekan plugger terlalu cepat akan membuat rasa kopinya asam dan tipis, sementara jika terlalu lama rasanya akan pahit banget. Jadi, waktu pasnya 30 menit, ya, nggak boleh ditawar. Setelah plugger ditekan, diamkan air dan kopi yang sudah menyatu selama 5 menit. Dan voila, kopi nikmat siap disantap.
Soal harga, French press cukup terjangkau, kok, mulai dari Rp100 ribuan saja. Kalau mau beli yang terkenal seperti Bodum, si Starbucks dihargai Rp400 ribu. Terserah kalian saja suka yang mana, Gaes.
#3 Moka pot
Beberapa teman saya bilang kalau menyeduh kopi dengan moka pot sulit. Mereka merasa hasil ekstrasi kopinya hanya meninggalkan rasa pahit, nggak keluar rasa kopi yang lain. Tapi menurut saya sih itu nggak benar, mungkin saja cara menyeduhnya yang salah.
Melalui tulisan ini, saya akan membagikan cara menggunakan moka pot. Silakan dicoba, siapa tahu bisa memberikan hasil seduh yang berbeda dan cocok di lidah.
Item moka pot kan ada tiga bagian, yang bawah untuk air, lalu ada corong, dan atasnya lagi ada wadah untuk kopinya. Tipsnya, jangan masukkan air dingin ke wadahnya, tapi masukkan air yang setengah mendidih, setelah itu tutup dengan corong. Masukkan kopi di wadahnya dan taruh moka pot di atas kompor.
Kenapa harus memasukkan air yang sudah setengah mendidih? Karena jika memasak air dari suhu normal dalam moka pot, menyebabkan bubuk di corongnya memanas, jadi aromanya terekstrak duluan sebelum bercampur bersama air. Makanya hasil kopinya jadi pahit dan ada aroma terbakar yang menyengat. Ini menurut mas-mas barista yang biasa saya temui di kedai kopi, sih. Jika kalian menggunakan air yang setengah mendidih, prose ekstrasinya lebih pas dan dijamin nggak ada bau gosongnya.
Harga satu buah moka pot juga murah, kok, mulai dari Rp135 ribuan. Kalau mau yang merek terkenal seperti Bialetti harganya Rp425 ribu dengan kapasitas satu cup.
#4 Minipresso
Ini nih alat pembuat espresso yang bisa kalian bawa ke mana saja dengan mudah karena bentuknya kecil dan praktis. Meskipun harganya lumayan pricey, tapi nggak sampai mahal banget, kok. Masih cukup terjangkau dibandingkan harga alat pembuat espresso yang lain. Minipresso dijual mulai dari Rp600 ribuan. Biarpun agak mahal dibanding 3 alat manual brew di atas, saya jamin kalian nggak bakal menyesal memilikinya. Minipresso tuh kecil-kecil cabe rawit, Gaes.
Gimana cara menggunakannya? Tiap merek beda-beda, sih. Tapi, nggak usah khawatir karena selalu ada buku panduan penggunaan. Intinya sih sederhana, hanya memasukkan kopi dan air ke dalam wadahnya dan ditekan (memeras) hingga keluar estraksi kopinya.
Sebenarnya minipresso nggak masuk manual brew, sih, tapi saya sarankan membeli ini barangkali jika ada di antara kalian yang pengin menyeduh espresso sendiri di rumah atau di kantor. Satu shot espresso ditambah 240 ml air dan diberi es batu akan menjadi Americano ala kedai kopi. Jika ingin sedikit rasa manis, tambahkan sirup markisa. Duuuh, suegeeer banget itu, Rek. Ini minuman favorit saya saat udara Surabaya sedang panas-panasnya.
Itulah 4 alat manual brew yang bisa teman-teman pilih untuk digunakan sebagai senjata membuat kopi enak buatan sendiri. Jangan lupa memilih kopi yang berkualitas, karena tanpa kopi berkualitas, sebagus apa pun alatnya dan setepat apa pun metode seduhnya, hasilnya akan kurang memuaskan.
Sumber Gambar: Unsplash