Sebagai seorang pembeli, saya adalah tipe orang yang selektif saat ingin berbelanja. Apalagi, saat ini sudah banyak berjamur olshop dengan beragam variasi jualannya. Sifat selektif tersebut cukup membantu saya dalam meminimalisasi tindakan penipuan dalam transaksi berbelanja.
Saya juga memilah para olshop tempat berbelanja dengan berbagai pertimbangan. Mulai dari rating, para followersnya, hingga testimoni dari beberapa pembeli sebelumnya. Hal tersebut tentu sangat membantu saya untuk terhindar dari perasaan kecewa ketika barang sudah terima.
Namun, meskipun sudah sangat selektif dan dengan teliti memilih para olshop, terkadang ada suatu kondisi ketika saya justru malas berbelanja di olshop tersebut. Meskipun olshopnya terpercaya, ratingnya bagus, dan produk yang terjamin originalitasnya, hal tersebut tetap membuat saya—dan sebagian orang lainnya—batal berbelanja.
Harga tidak tercantum dan olshop yang ngasih template “DM for Price”
Banyak sekali saya temui akun-akun olshop yang niat jualannya kayaknya cuma setengah-setengah aja alias nggak niat blas. Orang yang jualan, setahu saya akan memberikan beberapa informasi berikut: nama produk, fungsinya, bahan penyusunnya jika diperlukan, dan yang terpenting harga. Nah, banyak kasus olshop yang justru males banget mencantumkan daftar harganya.
Template yang dipasang ketika banyak orang yang tertarik dan ingin membeli produknya yaitu: DM for price, atau inbox aja, ya. Hadeuh, saya—dan mungkin juga sebagian besar orang lainnya—sudah merasa males duluan yang mau belanja. Kok, bisa-bisanya sih nyembunyiin daftar harga. Lalu, nyuruh-nyuruh para calon pembelinya untuk DM dulu. Ribet banget, deh.
Nanti, giliran sudah di DM dan si calon pembeli nggak jadi membeli karena harganya nggak cocok, eh malah dibilang hit and run—alias banyak nanya, tapi nggak jadi beli. Padahal, nanya juga karena harganya nggak tercantum keleus.
Makanya, jangan heran kalau seandainya banyak orang-orang yang batal belanja di suatu olshop hanya karena harganya nggak tercantum dan udah males duluan saat disuruh DM penjualnya.
Akun IG-nya digembok
Ada beberapa penjual olshop yang menawarkan produknya dengan sangat gigih. Bisa di tweet viral, di kolom komentar Twitter maupun IG. Bahkan, terkadang ada juga yang sampai nge-tag, meminta tolong untuk di up produk jualannya.
Namun, saat ditanya mengenai akun sosmednya—khususnya Instagram—untuk melihat variasi produk dan testimoni pembeli sebelumnya, yang terjadi justru akunnya malah digembok. Untuk bisa melihat isi dari akun sosmednya, para calon pembeli harus mau follow terlebih dahulu, lalu menunggu request follownya diterima. Setelah itu, barulah si calon pembeli ini dapat melihat isi dari sosmed tersebut. Ribet? Banget.
Belum lagi jika request follownya udah diterima, eh isi sosmednya malah sama sekali nggak mencantumkan daftar harga produk dan disuruh DM dulu. Ya ampun, double ribet. Makanya, banyak orang yang memilih batal belanja dan udah malas duluan gara-gara akun IG-nya digembok. Apalagi kalau sampai accept request follow-nya lama banget. Auto udah bete yang mau belanja dan nyari yang lain aja.
Responnya lama
Setelah di poin pertama, para penjual olshop biasanya nyuruh untuk DM. Setelah di DM, apakah akan langsung dibalas? Jika beruntung, tentu saja akan langsung dibalas. Diberikan daftar harga suatu produk, lokasi si penjual, tawaran jasa pengiriman dan sejenisnya. Barulah kemudian akan terjadi kesepakatan dalam jual beli.
Sedangkan, ada kasus lain yang setelah si penjual di DM, para calon pembeli ini masih harus menunggu lama sekali untuk mendapatkan balasan dari DM-nya. Udah sosmednya digembok, disuruh follow dulu, lalu disuruh DM, eh masih juga slow respon. DM hari ini, dibalasnya besok bahkan hingga dua hari kemudian. Chat pagi ini, dibalasnya sore atau malam hari. Situ niat jualan nggak, ya? Kok bikin bete sih.
Makanya, jangan heran deh kalau sampai banyak calon pembeli yang milih batal belanja gara-gara para penjual responnya kelamaan. Mending nyari yang pasti-pasti aja.
Sistem preorder hingga berbulan-bulan lamanya
Baru-baru ini, saya menemukan kasus seorang pembeli yang marah-marah dan merasa ditipu oleh sebuah brand lokal. Ia sudah pre order untuk sebuah produk dengan memilih sistem pre order tiga bulan. Namun, setelah lebih dari tiga bulan, produk orderannya malah nggak datang-datang juga. Padahal, ia sudah transfer dan proses pembayaran sudah selesai.
Berkali-kali mengajukan klaim untuk menanyakan produk yang sudah dibelinya, malah nggak ada tanggapan sama sekali dari pemilik brand. Terakhir, sosmednya justru diblokir sama si pemilik brand. Duh, kasian banget.
Ternyata, kasus tersebut nggak cuma satu, tapi buanyaaak. Orang-orang yang tergiur sistem pre order dengan harapan mendapatkan produk berkualitas tinggi dani harganya miring. Tapi, banyak juga yang berakhir nggak sesuai harapan. Pre order lima bulan, eh barang baru nyampek setelah satu tahun kemudian. Capek banget nungguinnya.
Makanya, saya biasanya memilih batal belanja kalau para penjual olshop meminta saya menunggu lebih dari satu minggu. Nggak mau, deh. Mending saya nyari penjual olshop yang lain, kalau perlu malah nyari produk merk lainnya aja. Dari pada udah nungguin lama, eh malah kena PHP, kan rugi~
BACA JUGA 5 Hal yang Harus Diperhatikan Mahasiswa Sebelum Ngontrak Rumah dan tulisan Siti Halwah lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.