Kapster salon tidak semua bisa membuat pelanggan nyaman. Beberapa kaspter sangat menyebalkan dan bikin malas balik ke salon.
Siapa sih yang tidak ingin memiliki penampilan menarik, terawat dan sehat? Saya kira tidak ada. Itulah mengapa setiap orang selalu mengusahakan merawat kesehatan dan keindahan visual anggota tubuhnya. Mulai dari perawatan sederhana yang bisa dilakukan secara mandiri di rumah, seperti mandi, luluran dan keramas. Bahkan, untuk perawatan yang tidak bisa lakukan secara mandiri mereka rela merogoh kocek yang tidak sedikit untuk mendapatkan perawatan di salon kecantikan. Salon kecantikan sendiri adalah tempat usaha yang menyediakan jasa perawatan kecantikan untuk tubuh, wajah dan rambut.
Salah satu hal paling umum dan sering dilakukan seseorang saat mendatangi salon adalah merawat rambut, seperti potong rambut, dan creambath. Seseorang tidak mungkin bisa memotong rambutnya sendiri, pasti memerlukan bantuan orang lain untuk melakukannya. Di salon kecantikan inilah ada pegawai yang bertugas melayani perawatan rambut pelanggan dan anggota tubuh lainnya, namanya Kapster. Namun, apa jadinya apabila kapster salon ini malah menyebalkan dan membuat kita menjadi malas pergi ke Salon? Tipe kapster yang menyebalkan ini ada banyak lho di salon-salon kecantikan. Diantaranya adalah sebagai berikut.
Daftar Isi
#1 Kapster yang nyambi sebagai sales
Kapster yang terus menerus menawarkan jasa atau barang biasanya nyambi atau punya pekerjaan sampingan sebagai sales. Barang dagangan atau jasa yang ditawarkan biasanya tidak jauh-jauh dari produk kecantikan atau kosmetik. Sambil melayani pelanggan, mereka akan mengajak ngobrol pelanggan sambil disisipi iklan barang dagangannya. Mereka akan menyampaikan keunggulan-keunggulan produknya berharap pelanggan tertarik dan membeli produknya. Bahkan ada yang bergabung menjadi anggota sales Multilevel Marketing (MLM) perusahaan kosmetik.
Selain menawarkan produknya, mereka yang tergabung dalam MLM ini kadang juga berusaha melakukan prospek atau perekrutan anggota. Secara sales MLM ini selain mendapatkan kompensasi dari penjualan produk mereka juga mendapatkan kompensasi dari hasil penjualan sales yang mereka rekrut.
Sebenarnya, kalau pelanggan hanya ditawari sekali dua kali sih tidak masalah. Namun, kalau penawaran itu dilakukan secara berulang-ulang setiap kita mendatangi salon, lama-lama ya risih juga. Kita sudah berusaha menolak secara halus, namun mereka masih tetap saja gencar menawarkan, rasanya sudah seperti orang dikejar-kejar hutang saja. Masak mau ke salon aja harus mencari seribu alasan untuk menolak produknya. Bersiap-siap misal nanti ketemu dan ditawari untuk membeli produknya lagi. Sungguh menjengkelkan sekali.
#2 Terlalu kepo dan ngobrol terus menerus
Pada saat melayani pelanggan, kapster biasanya akan mengajak ngobrol pelanggannya. Mereka berusaha melayani pelanggan dengan basa-basi dan ramah tamah. Hal ini sebenarnya bagus karena dapat mencairkan suasana. Suasana menjadi santai dan tidak tegang.
Akan tetapi, kebiasaan itu bisa menjadi menyebalkan apabila basa-basi dilakukan secara berlebihan. Kapster salon kadang suka kebablasan, mengajak ngobrol terus menerus selama sesi perawatan berlangsung. Bahkan, ada kapster yang terlalu kepo dengan urusan pribadi pelanggan. Obrolan yang ditanya kadang terlalu detail sehingga pelanggan merasa terancam privasinya.
Obrolan seputar pekerjaan kadang bisa bablas kemana-mana. Beberapa kapster sampai menanyakan jabatan hingga besaran gaji. Bahkan, sampai ditanya silsilah keluarga. Jadi ya bagaimana ya? Mau menjawab sebenarnya malas, tidak dijawab tidak enak hati.
Harusnya kapster salon bisa membaca situasi dan kondisi pelanggan, setidaknya tahu kapan waktunya harus mengobrol dan kapan berhenti ngobrol. Hal apa yang perlu dan tidak perlu diobrolkan. Beberapa pelanggan termasuk saya adalah tipe orang yang merasa kurang nyaman apabila diajak ngobrol terus menerus dan dikulik privasinya.
#3 Kapster julid yang mengomentari fisik pelanggan
Tipe kapster menyebalkan berikutnya adalah kapster julid yang suka mengomentari kekurangan fisik pelanggan. Tak jarang komentar dilakukan dengan ceplas-ceplos tanpa menjaga perasaan pelanggan. Misal tanpa basa-basi langsung berkomentar, “Rambutnya tipis banget, rontok banget, banyak ketombenya, kalau keramas tidak pakai kondisioner ya? Tidak pernah dirawat ya?”
Menurut saya berkomentar blak-blakan seperti itu justru membuat pelanggan merasa malu dan minder untuk datang ke salon lagi. Padahal, tujuan mereka pergi ke salon karena mereka sadar dengan kondisi kekurangan yang mereka alami. Sehingga mereka berharap dengan mendatangi salon mereka bisa melakukan perbaikan kekurangan-kekurangannya itu. Mendapatkan solusi dari permasalahan mereka.
Alih-alih berkomentar seperti itu, sebaiknya kapster terlebih dahulu menanyakan keluhan-keluhan pelanggannya. Baru kemudian jika menemukan kekurangan yang lain kapster bisa menyampaikannya dengan tutur kata yang sopan dan tidak menyinggung, sehingga pelanggan tidak merasa di-bully. Misalnya kata “Rambutnya tipis banget” bisa diganti dengan “Mungkin bisa dicoba pakai vitamin rambut agar rambutnya lebih tebal lagi”. Pokoknya usahakan menyampaikan komentar tanpa menyakiti perasaan satu sama lain.
Itulah tadi tiga tipe kapster menyebalkan yang membuat malas pergi ke salon. Selain menguasai ilmu keterampilan perawatan dan kecantikan, Kapster juga harus peka akan situasi dan kondisi pelanggannya. Sehingga pelanggan merasa nyaman dan tidak merasa terganggu, merasa dihakimi ataupun kecewa dengan pelayanannya. Sebab, kadang meskipun hasil perawatan bagus, pelanggan juga enggan ke salon lagi kalau pelayanannya dirasa kurang nyaman.
Penulis: Fitri Handayani
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 5 Kelakuan Menyebalkan Saat Tahlilan, Saya Tulis Ini Supaya Orang-orang Bisa Refleksi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.