Berani datang ke tempat yang menyimpan cerita mistis di Kediri ini nggak?
Pernah dengar mitos soal Kediri? Salah satu mitos paling terkenal soal Kediri adalah konon katanya nggak ada presiden di negeri ini yang berani menginjakkan kakinya di Kota Kediri. Jika ada presiden yang berkunjung ke Kediri, katanya sih bakal segera lengser. Benar atau nggak perkara mitos tersebut nggak ada seorang pun yang tahu, tapi tiga orang mantan presiden RI, sebut saja Soekarno, B.J. Habibie, dan Abdurrahman Wahid, lengser dari jabatan mereka setelah berkunjung ke Kediri.
Selain mitos soal presiden tersebut, di kota tertua yang ada di Jawa Timur ini juga terdapat beberapa tempat yang menyimpan cerita mistis. Cerita mistis mengenai tempat-tempat berikut sudah menyebar di tengah masyarakat. Penasaran tempat apa saja di Kediri yang menyimpan cerita mistis? Berikut daftarnya.
#1 Ringin Sirah
Ringin Sirah berada di sebelah selatan Kediri Mall. Sebagaimana namanya, ringin berarti pohon beringin dan sirah berarti kepala, konon di bawah pohon tersebut terdapat kepala manusia. Kepala yang dimaksud adalah kepala Mbah Boncolono atau nama lainnya Maling Gentiri.
Maling Gentiri dikenal sebagai Robin Hood dari Kediri yang hidup di masa penjajahan Belanda. Berdasarkan cerita masyarakat yang beredar, Maling Gentiri merampok harta milik orang Belanda dan membagikannya kepada rakyat jelata.
Katanya, meski dibunuh berkali-kali, Maling Gentiri tetap hidup kembali. Satu-satunya cara menghabisinya adalah dengan memisahkan bagian tubuhnya dan menguburkannya di tempat yang terpisah oleh sungai. Maka dipisahkanlah tubuh Maling Gentiri dengan cara menguburkan kepalanya di bawah pohon Ringin Sirah dan bagian tubuh lainnya dimakamkan di puncak bukit Maskumambang. Mitosnya, jika bagian tubuh dan kepala disatukan, Maling Gentiri bakal hidup kembali.
#2 Arca Totok Kerot
Tempat di Kediri selanjutnya yang menyimpan cerita mistis adalah Arca Totok Kerot. Arca Totok Kerot berada di Jalan Totok Kerot, Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Arca ini merupakan jenis arca dwarapala yang merupakan arca penjaga gapura.
Akan tetapi, ada cerita lain mengenai Arca Totok Kerot yang beredar di masyarakat. Arca ini dulunya diyakini merupakan seorang putri asal Lodaya yang ingin diperistri oleh Raja Jayabaya Kediri. Namun sang raja menolak dan mengakibatkan peperangan antarkedua belah pihak. Hingga pada akhirnya Putri Lodaya tersebut menjadi tawanan sang raja. Namun karena sang putri mengumpat sang raja, Putri Lodaya pun dikutuk menjadi batu yang kini dikenal dengan Arca Totok Kerot.
Konon katanya, Arca Totok Kerot pernah dipindahkan dari tempat asalnya ke Alun-alun Kediri. Namun dalam waktu semalam, arca ini kembali ke tempatnya semula.
#3 Buaya Putih Penunggu Sungai Brantas
Kota Kediri memiliki salah satu jembatan tua yang berusia lebih dari 150 tahun, yaitu Jembatan Lama Kediri. Jembatan Lama Kediri bertempat di sebelah selatan Jembatan Baru Brawijaya. Namun yang menyimpan cerita mistis bukanlah jembatannya, melainkan Sungai Brantas yang mengalir tepat di bawahnya.
Konon, di bawah jembatan tersebut merupakan tempat bersemayam buaya putih. Buaya putih ini dipercaya masyarakat sebagai makhluk halus penunggu Sungai Brantas Kediri. Biasanya jika ada kasus orang tenggelam di Sungai Brantas dan nggak ditemukan jasadnya, masyarakat meyakini bahwa buaya putih meminta tumbal.
Cerita mistis mengenai buaya putih ini juga dijumpai di tempat lain bernama Badug Seketi yang berada di Kecamatan Kras, Kediri. Berdasarkan penuturan masyarakat, buaya putih dulunya bersahabat dengan warga setempat. Tiap kali ada warga yang memiliki hajat, mereka pasti akan menyiapkan peralatan dapur seperti sendok, piring, dll. untuk buaya putih tersebut. Akan tetapi karena keserakahan sebagian warga yang mengambil barang-barang tersebut, hubungan kerja sama antara warga sekitar dan buaya putih pun berakhir.
Itulah tiga tempat di Kediri yang menyimpan cerita mistis. Benar atau nggaknya tergantung kepercayaan orang masing-masing. Yang jelas, dari cerita-cerita mistis tersebut, kita bisa mengambil pesan-pesan tersirat yang ada.
Penulis: Mohammad Sirojul Akbar
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 3 Peninggalan Kolonial Belanda di Kediri yang Jarang Diketahui.