Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

3 Stereotipe Ngawur yang Disematkan kepada Guru Tata Boga

Nurul Hasbiana oleh Nurul Hasbiana
10 Juli 2020
A A
tata boga mojok

tata boga mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Menjadi guru tata boga bukanlah impian saya, tetapi takdir berkata lain. Saya keblasuk menjalani profesi ini sudah 7 tahun lamanya dan sampai saat ini belum berencana untuk berhenti. Selama menjalani pekerjaan yang dianggap cewek banget dan mantu-able ini, keseruan demi keseruanlah yang saya rasakan.

Hasil dari cerita-cerita dengan teman sejawat dan pengalaman pribadi, 3 hal berikut ini merupakan sesuatu yang sering disalahpahami oleh orang lain berkaitan dengan profesi guru tata boga.

Pertama, dianggap bisa memasak semua jenis masakan

Orang menganggap saya pintar memasak. Lha iya, saya memang pintar memasak karena itu adalah salah satu kewajiban sebagai guru tata boga. Kalau tidak pintar memasak, bagaimana bisa mengajari muridnya kan? Masalahnya, pintar memasak sangat sering disalah pahami dengan bisa memasak segala jenis masakan.

Tidak sekali dua kali saya mendapat pertanyaan, apakah bisa memasak ini, memasak itu, ditanyain cara membuat kue lumpur surga sampai cara membuat kerak neraka telur. Jawabannya? saya bilang bisa jika memang bisa dan bilang belum bisa jika memang belum bisa.

Kalau saya menjawab belum bisa, mohon maaf nih, jangan terus mencibir lalu ngomongin di belakang bahwa guru masak kok nggak bisa masak. Walaupun memiliki pekerjaan sebagai guru tata boga, saya masih manusia yang punya banyak keterbatasan. Terkadang, seorang praktisi memasak memiliki kemampuan yang lebih baik. Contohnya, seseorang yang bertahun-tahun memproduksi kue nopia atau kalau ditempat saya bisa disebut ndok gluduk untuk dijual, akan lebih mahir membuatnya dibanding dengan saya yang sama sekali belum pernah mencoba membuat kue tersebut. Jadi, tolong jangan anggap guru tata boga itu bisa memasak segalanya. Kami ini, masih harus banyak belajar dan terus belajar.

Selain itu karena dianggap bisa memasak apapun,  guru tata boga sering ditunjuk untuk mengikuti lomba masak di kelurahan atau di kecamatan waktu acara 17 Agustus, HUT PKK, atau acara yang lainnya. Ini yang menjadi dilema. Kalau ikut lomba terus menang, orang akan bilang “Pantesan menang, guru boga sih,” atau “Wah, gak adil, guru boga kok tanding sama orang umum, ya jelas menang lah.” Kalau kalah? Siap-siap untuk dipaido, masa guru masak ikut lomba masak kok kalah, padahal lawannya masyarakat umum. Ealah, nasib.

Kedua, dianggap punya semua resep masakan  

Selain dianggap bisa memasak apapun, guru tata boga juga sering sekali dianggap punya semua jenis resep masakan. Kalau pertanyaan yang diajukan sekedar resep masakan sehari-hari yang sederhana seperti membuat garang asem atau ayam goreng kalasan bisa dengan mudah saya berikan, tapi kalau masakannya saja baru pernah saya dengar sekali itu, ya mohon maaf kalau saya tidak punya.

Terkadang kalau mengaku tidak punya resep masakan yang ditanyakan, saya dianggap pelit, tidak mau bagi-bagi resep. Duh, tapi mohon maaf, kami memang guru tata boga, punya banyak kumpulan resep yang berjilid-jilid seperti demo, tapi bukan berarti punya semua resep masakan yang kalau dihitung jumlahnya bagaikan bintang di langit. Kalau saya memang tidak punya resepnya, jangan cemberut dong, tanyalah ke orang lain, pergi ke perpustakaan atau carilah lewat google. Guru tata boga bukanlah satu-satunya sumber resep.

Baca Juga:

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

Iseng Ikut Kelas Menulis Terminal Mojok, TernyataLebih Berbobot daripada Mata Kuliah di Kampus

Belum lagi kalau sudah kita beri resep, lalu dipraktekkan dan ternyata gagal. Dapat nyinyiran dong saya. Padahal guru masak, tapi kok ngasih resep tidak valid, pas dibuat ternyata masakannya ambyar. Kalau sudah begini, saya hanya bisa mengelus dada lalu bilang, “eh jangan-jangan situ emang gak bisa masak ya?”

Ketiga, dianggap pekerjaannya enak karena makan terus

Jadi guru tata boga dianggap enak karena makan terus, apalagi jika didukung dengan keadaan badan yang sudah kelebihan berat. Mencicipi makanan yang dibuat oleh siswa memang salah satu metode penilaian yang dilakukan di pelajaran memasak. Tapi apa kamu yakin, bahwa makan terus itu enak? Apa kamu yakin, semua masakan yang dibuat oleh siswa itu enak?

Berdasarkan pengalaman, kegiatan menilai pekerjaan siswa dengan mencicipi makanan yang dibuat tidak selalu enak. Siswa tata boga kan pelajar, jadi mereka masih belajar. Namanya orang sedang belajar, masakan yang dibuat juga kadang gagal, kadang berhasil. Ada siswa membuat makanan yang penampilannya menggugah selera, tapi ternyata bagian dalamnya masih mentah. Menemui makanan gosong juga tidak hanya sekali dua kali. Mencicipi masakan yang terlalu asin? Sering. Terlalu manis? Pernah. Kepedesan sampai-sampai setelah pulang ngajar jadi sakit perut? Sudah biasa. Yang epik adalah ketika mencicip makanan dengan rasa gabungan,  terlalu asin, terlalu manis, terlalu pedas dan dimasak terlalu matang dalam waktu bersamaan. Apakah masih dianggap enak? Hehe.

Nah, itu tadi tiga hal yang sering sekali ditemui guru tata boga dalam bermasyarakat. Ada yang mau nambahin? Atau dari pembaca mojok yang budiman ada yang ingin menjadi guru tata boga setelah membaca artikel di atas?

BACA JUGA Hal yang Menyebalkan dan Sering Bikin Bingung di Resep Masakan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 11 Januari 2022 oleh

Tags: KulinerMojoktata boga
Nurul Hasbiana

Nurul Hasbiana

Guru Tata Boga yang tidak suka memasak

ArtikelTerkait

5 Kuliner Bernuansa Joglo di Kota Jogja terminal mojok.co

5 Kuliner Bernuansa Joglo di Kota Jogja

20 Desember 2021
Meski Hobi Makan Es Batu, Gigi Saya Baik-baik Saja terminal mojok.co

Meski Hobi Makan Es Batu, Gigi Saya Baik-baik Saja

6 Oktober 2020
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Rahasia di Balik Kata 'Rasa' dalam Makanan dan Minuman Kemasan terminal mojok.co

Mengurutkan 5 Kopi Botol Kemasan Terenak yang Ada di Minimarket

2 September 2020
Makan Nasi Padang Pakai Sendok Itu Kurang Kerjaan terminal mojok.co

Makan Nasi Padang Pakai Sendok Itu Kurang Kerjaan

21 Oktober 2020
inovasi bisnis kuliner usaha kuliner selama pandemi corona agar bisa survive bertahan mojok.co

3 Inovasi Bisnis Kuliner yang Dilakukan Pedagang agar Bisa Bertahan selama Pandemi

27 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.