Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

3 Buku Jurnalistik untuk Kamu yang sedang Belajar

Emerald Magma Audha oleh Emerald Magma Audha
20 Agustus 2020
A A
buku pelajaran jurnalistik pelajaran jurnalisme untuk pemula mojok.co

buku pelajaran jurnalistik pelajaran jurnalisme untuk pemula mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saya pertama kali belajar jurnalisme di pers mahasiswa kampus saya, LPM Sketsa, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Bagi saya, belajar jurnalisme sangat penting. Bukan cuma untuk praktisi atau akademisi saja, tapi juga bagi masyarakat yang selalu mengonsumsi informasi dari media massa. Belajar jurnalisme membantu kita memilah mana informasi yang valid dan yang tidak, serta membantu kita mengawasi kerja pers.

Di kalangan insan pers, pelajaran tentang prinsip jurnalisme umumnya dimulai dari buku klasik Elemen-elemen Jurnalisme karangan jurnalis Amerika Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. Namun, ada juga buku referensi lain yang ditulis pengarang Indonesia yang relatif lebih mudah dicerna. Buat kamu yang sedang belajar jurnalisme, berikut tiga buku jurnalistik rekomendasi saya.

Buku jurnalistik #1 Jurnalisme Dasar, Luwi Ishwara

Ketika dulu saya masih bergiat di persma saya, buku ini malah jadi bacaan wajib calon anggota Sketsa. Bisa dibilang buku ini secara lengkap membahas hal-hal mendasar tentang jurnalisme.

Bagian pendahuluan buku ini mendedah bagaimana ciri jurnalisme dan ulasan ringkas tentang intisari dari sembilan elemen jurnalisme Kovach- Rosenstiel. Sejarah perkembangan jurnalisme di berbagai belahan dunia pun secara runut diulas dalam buku ini.

Bagi Luwi Ishwara, salah satu ciri khas jurnalisme yang utama adalah skeptis. Sikap skeptis (bukan sikap sinis) wajib dimiliki oleh wartawan sebagai praktisi jurnalistik. Skeptis yang dimaksud Luwi adalah sikap selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah ditipu. Intinya, sikap skeptis adalah keraguan yang bikin orang bertanya, mencari, sampai memperoleh kebenaran.

Nah, dari sikap skeptis itulah sebagai titik mula agar wartawan senantiasa mengecek kebenaran dari informasi yang ia terima, atau dalam bahasa lain, melakukan verifikasi. Apalagi disiplin verifikasi ini, sebagai salah satu elemen jurnalisme, merupakan esensi jurnalisme. Skeptis inilah yang menjadi tagline buku ini: hanya dengan bersikap skeptis, sebuah media dapat hidup.

Selain itu, buku ini juga mengulik bagaimana cara kerja wartawan. Juga mengupas secara detail apa itu berita dan nilai berita, apa saja sumber berita, sampai soal bagaimana cara menulis berita.

Baca Juga:

Alasan Gramedia Tidak Perlu Buka Cabang di Bangkalan Madura, Nggak Bakal Laku!

Surat Terbuka untuk Para Penimbun Buku di iPusnas, Apa yang Kalian Lakukan Itu Jahat  

Tapi buku ini lebih memfokuskan pada penulisan berita jenis straight news/hard news atau berita lempang (dengan struktur piramida terbalik). Sementara untuk penulisan berita jenis lain seperti feature, hanya sedikit disinggung. Meski begitu, secara keseluruhan, buku ini sangat saya rekomendasikan untuk belajar hal-hal mendasar seputar kaidah jurnalistik.

Buku jurnalistik #2 ‘A9ama’ Saya Adalah Jurnalisme, Andreas Harsono

Merupakan antologi tulisan jurnalis senior Andreas Harsono yang sudah pernah terbit di blog-nya. Tulisan-tulisan dalam buku ini, bagi saya, secara keseluruhan membahas kaidah jurnalistik baik pada tataran teoretis maupun praktis. Buku ini bisa dibilang versi lebih padat namun ringkas—sekaligus melengkapi apa yang tak ada—buku Jurnalisme Dasar Luwi.

Banyak tulisan Andreas di dalamnya yang merupakan kritik terhadap praktik jurnalisme media-media di Indonesia. Contohnya, topik tentang penulisan byline dan tagline, atau topik pagar api dalam produk jurnalistik, yang masih amat jarang diterapkan media-media Indonesia.

Lalu juga kritik atas luputnya media mainstream meliput isu-isu daerah (dalam “Bagaimana Meliput Pontianak?”). Dalam “‘Asing’ di Tanah Acheh”, ia membicarakan bagaimana media mempolitisasi isu kemanusiaan sebatas menjadi isu nasionalisme yang sempit.

Yang menarik dari buku ini adalah beragam topik tulisan dikelompokkan ke beberapa tema besar, yakni laku wartawan, penulisan, dinamika ruang redaksi, dan peliputan. Pembaca jadi lebih mudah menentukan dia ingin memperhatikan tema yang mana dulu. Dan karena ini buku antologi, kita bisa bebas membaca tulisan mana dulu, tanpa khawatir jadi bingung. Semua tulisannya pun bernas, ringkas namun padat.

Oh ya, ada pernyataan Andreas yang penting dalam bukunya. Pada intinya Andreas percaya, jika jurnalisme di suatu masyarakat bermutu, kehidupan masyarakatnya akan bermutu pula.

Buku jurnalistik #3 Seandainya Saya Wartawan Tempo, Goenawan Mohamad

Kalau cara penulisan berita berstruktur piramida terbalik (straight news) dikulik dalam bukunya Luwi tadi, fokus buku Seandainya Saya Wartawan Tempo adalah karya jurnalistik jenis feature. Buku ini bagi saya betulan mencerahkan buat mengerti cara menulis feature berkisah.

Dulu, gaya penulisan feature ini memang jarang dipakai wartawan dalam pemberitaan media. Bisa dibilang, Majalah Tempo-lah yang memelopori berita bergaya feature di Indonesia.

Secara ringkas, ada poin plus dari berita feature ketimbang berita lempang, yakni dari segi keawetan dan keragaman angle yang diangkat. Jika isu yang disajikan dengan bentuk straight news bisa cepat basi, karakter feature adalah timeless. Feature mendalam juga bisa dipakai untuk memotret masalah yang sulit atau jadi bisa diwadahi berita lempang.

Pada dasarnya, struktur feature terdiri dari tiga bagian: lead (pembuka), tubuh, dan ekor. Dalam buku ini, Goenawan membagikan resep di Majalah Tempo ketika meracik sebuah feature. Contohnya, bagaimana mengail pembaca dengan sebuah lead yang memancing. Menulis lead pun banyak macamnya seperti: summary lead, descriptive lead, quotation lead, bahkan freak lead. Juga bagaimana menutup tulisan dengan ekor yang mengesankan. Goenawan mengingatkan betapa pentingnya transisi sebagai perekat antarbagian tulisan agar feature yang ditulis menjadi sebuah “bangunan cerita” yang utuh.

Buku ini pun menyajikan beragam tips soal teknis penulisan (misalnya tips agar feature ditulis dengan alinea pendek), apa saja hal yang perlu disiapkan sebelum menulis feature, sampai bagaimana cara mencari ide liputan feature.

Atau juga tips untuk tulisan feature yang panjang, yakni dengan membuat outline sebelum menulis. Resep outline ini kemudian dipakai Sketsa ketika melaporkan berita panjang. Outline sangat berguna agar dalam penulisan berita menjadi tersistematis dan bahasannya tidak melebar.

Secara keseluruhan, buku ini sangat praktis seolah sedang menunjukkan langsung bagaimana praktik menulis feature. Apalagi Goenawan menyajikan buku ini dengan bahasa yang mengalir, sangat mudah dicerna serta tak ada rasa capek membacanya.

BACA JUGA Mojok Adalah Media yang Sangat Tidak Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan tulisan Emerald Magma Audha lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Agustus 2021 oleh

Tags: BukujurnalismeJurnalistik
Emerald Magma Audha

Emerald Magma Audha

Penyuka bolu kukus gula jawa dan wafer coklat

ArtikelTerkait

Guru dan Siswa Nggak Sempat Baca Buku: Guru Diburu Berkas, Siswa Diburu Tugas

Guru dan Siswa Nggak Sempat Baca Buku: Guru Diburu Berkas, Siswa Diburu Tugas, Literasi Kandas

16 April 2024
Menghindari Perilaku Tsundoku, Membeli Banyak Buku Namun Tidak Dibaca terminal mojok

Menghindari Perilaku Tsundoku, Membeli Banyak Buku Namun Tidak Dibaca

10 Juli 2021
Pinjam Buku di Perpustakaan Itu Menyenangkan, yang Menyebalkan Cari Bukunya

Pinjam Buku di Perpustakaan Itu Menyenangkan, yang Menyebalkan Cari Bukunya

10 November 2023
Cara Saya Berdamai dengan Antrean Peminjam Buku iPusnas yang Tidak Masuk Akal Mojok.co

Cara Saya Berdamai dengan Antrean Peminjam Buku iPusnas yang Tidak Masuk Akal

24 November 2023
maksud politik jahat ben anderson joss wibisono review resensi gde dwitya arief metera mojok

Meneer Joss Wibisono dan Ben Anderson Melawan Orde Bau

29 April 2020
Alasan Gramedia Tidak Perlu Buka Cabang di Bangkalan Madura, Nggak Bakal Laku! Mojok.co

Alasan Gramedia Tidak Perlu Buka Cabang di Bangkalan Madura, Nggak Bakal Laku!

12 September 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.