ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Tantangan Penulis Pemula Melawan Penulis Berprivilese Ketenaran

Rini Wijaya oleh Rini Wijaya
14 Januari 2020
A A
Tantangan Penulis Pemula Melawan Penulis Berprivilese Ketenaran
Share on FacebookShare on Twitter

Di mana pun tempatnya, tantangan pastilah menghinggapi diri kita semua. Bekerja, berpetualang, sekolah, hingga rebahan sekalipun, semua ada tantangannya. Apalagi jika berkaitan dengan dunia tulis menulis. Aktivitas ini tampaknya terlihat mudah. Tinggal duduk, ketak ketik, dan selesai. Enak keliatannya kalau tidak merasakan sendiri bagaimana rumitnya menulis.

Menulis itu rumit, perlu tenaga ekstra dan yang pasti perlu kreativitas yang lebih. Kawan kantor saya sempat bertanya kepada saya, “Kamu nulis di blog itu apa nggak capek?” Saya jelaskan bahwa menulis itu soal rasa, dan jika rasa itu sudah menemukan langganannya, maka capek dan bosan sepertinya tidak berlaku. Di kantor, saya dikenal sebagai cewek yang suka nulis. Tapi dikenal saja, tidak lebih.

Aktivitas menulis saya juga didukung dengan lingkungan pertemanan yang juga menyukai aktivitas serupa. Di luar pekerjaan sebagai orang kantoran, saya juga turut serta dalam komunitas yang berkaitan dengan literasi. Di satu kesempatan ketika momen kumpul-kumpul komunitas, beberapa anggota melemparkan bahan diskusi terkait perkembangan literasi di Indonesia. Hingga saya sempat dibuat gagap menanggapi pertanyaan kawan komunitas saya.

Ia bertanya, bagaimana pendapat kalian tentang penulis pemula yang tidak tenar dan jumlah follower media sosialnya sedikit, melawan penulis yang telah lebih dahulu punya banyak follower dan kepopuleran yang luar biasa? Satu per satu anggota komunitas diperkenankan menjawab. Dan rata-rata mereka merasa tantangan penulis pemula yang tak punya ketenaran ini begitu berat saat harus bertarung dengan penulis yang boleh kita sebut punya privilese. Melihat reaksi anggota komunitas saya yang mungkin 99% merasa risih dengan penulis berprivilese ini.

Saya mencoba menjawab sediplomatis mungkin. Mungkin begini yang saya utarakan di depan forum tersebut, bagi saya tantangan penulis pemula dan penulis yang punya privilese ketenaran terlebih dahulu sama saja. Tantangannya ada di kualitas tulisan mereka dan selera pasar. Ketika kita semua berbicara dari sisi yang lain, tentu itu tidak fair dan menjengkelkan. Tapi selera dan kualitas tidak bisa bohong. Betapa pun populer dan banyaknya jumlah follower seorang penulis, jika karyanya berantakan, tetap saja ujungnya tidak akan berhasil. Walau kepopuleran itu bisa mempengaruhi pembaca untuk membeli buku-bukunya, kualitas tidak bisa bohong, kok.

Mungkin kita bisa menuduh para pelaku industri perbukuan kapitalis lah, egois lah dan cuma mau untung lah. Tapi apa daya, zaman berubah dan para penerbit sudah mulai mengubah pendekatan terkait buku siapa yang mau diterbitkan. Ketika dahulu penerbit cuma menunggu para penulis untuk datang, tapi sekarang penerbit justru jemput bola dengan menarget mereka-mereka yang setidaknya punya popularitas lebih dahulu.

Tujuannya buat apa? Selain buat untung  juga supaya bisa terus bersaing melawan penerbit-penerbit lain yang jauh lebih berkembang. Banyak penerbit sering kali hanya melirik mereka yang sudah terkenal lebih dahulu. Dan sering juga beberapa penerbit melakukan blunder terkait hasil karya si penulis berprivilese pilihan mereka yang jauh dari kata memuaskan. Soal prioritas, penulis pemula yang tidak populer sering terdepak lebih dahulu. Memang terlihat tidak adil dan berat sebelah. Tapi itu bukan berarti penulis pemula yang tidak punya ketenaran harus menyerah. Setidaknya sejauh ini beberapa penerbit masih memiki idealisme soal kualitas naskah daripada kepopuleran si penulis.

Apakah jawaban saya terdengar diplomatis? Entahlah, tapi yang pasti saat ini ketika ingin menerbitkan naskah menjadi sebuah buku di penerbit mayor, perlu usaha ekstra. Selain faktor penerbit yang sering kali mengutamakan kepopuleran seseorang untuk dibentuk jadi seorang penulis. Kadang faktor aji mumpung para penulis yang lebih dulu tenar ini bikin jengkel.

Saya paham karena kawan saya, seorang cewek berusia 27 tahun sering curhat kepada saya bahwa naskahnya sampai sekarang tidak pernah tembus penerbit manapun. Semua penerbit sudah ia coba, tapi apa daya naskahnya hanya didiamkan tanpa kata. Saya tidak mau berspekulasi soal kenapa naskahnya ditolak. Tapi boleh dong saya curiga, apa jangan-jangan kawan saya ini tidak populer? Apa karena jumlah follower media sosial kawan saya ini cuma 1.000? Atau memang naskahnya belum berjodoh dengan penerbit? Saya sempat baca naskahnya, novel setebal 300 halaman dan bagi saya menarik serta layak diterbitkan. Tapi entahlah, selera saya mungkin terlalu dangkal dengan selera para penerbit yang menolak naskah kawan saya ini.

Saya mengakui bahwa zaman memang berkembang dan industri perbukuan mungkin sedikit agak berubah. Tantangan  bagi para penulis tak populer seperti kawan saya tersebut memang agak berat. Selain harus punya kualitas naskah tulisan yang yahud, ditambah juga bagaimana kehendak dari si penerbit itu sendiri. Dan saat ini bisa dilihat, beberapa penerbit kebanyakan lebih mengutamakan mereka yang sudah populer terlebih dahulu untuk diberikan kesempatan bikin buku. Tapi e tapi saya tidak menutup mata soal perjuangan para penulis yang punya popularitas lebih dulu itu. Iya saya akui perjuangan mengumpulkan follower dan kepopuleran tidak mudah. Tapi lebih tidak mudah lagi kawan saya ini. Kayaknya nanti saya harus kasih saran ke dia buat naikin jumlah follower-nya dulu di semua media sosial, deh. Kalau berkaca jumlah follower dan kepopulerannya saat ini, naskahnya dibaca saja untung.

BACA JUGA Putri Marino dan Buku PoemPM Adalah Wujud Menulis dengan Privilese atau tulisan Rini Wijaya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Januari 2020 oleh

Tags: Bukupenulis pemulaPrivilese
Rini Wijaya

Rini Wijaya

Wanita karier.

ArtikelTerkait

buku bajakan buku-buku baru buku musik mojok

3 Buku yang Harusnya Disita karena Berbahaya

13 Oktober 2020
kph notonegoro bobby nasution privilese mojok

Perihal Memanfaatkan Privilese, KPH Notonegoro Hanya Mencontoh Bobby Nasution

14 Januari 2021
menyikapi dosen yang tak pernah praktik kerja berdebat dengan dosen

Dosen Ngewajibin Mahasiswa Beli Bukunya Itu Sebenernya Pantes Nggak sih?

18 Desember 2020
4 Hal yang Patut Anda Cantumkan dalam Resolusi Tahunan

4 Hal yang Patut Anda Cantumkan dalam Resolusi Tahunan

29 Desember 2019
3 Jalur Cepat untuk Menjadi Ketua Organisasi Mahasiswa

3 Jalur Cepat untuk Menjadi Ketua Organisasi Mahasiswa

15 November 2023
Blok M Square, Surga Mencari Kaset Pita dan Buku Murah Mojok.co

Blok M Square, Surga Mencari Kaset Pita dan Buku Murah

20 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Efek Dunning-Kruger: Kenapa sih Orang-Orang Bisa Merasa Paling Tahu?

Efek Dunning-Kruger: Kenapa sih Orang-Orang Bisa Merasa Paling Tahu?

Potensi Kebaikan Sales Penyebar Brosur di Depan Konter Hape untuk Pengendara

Potensi Kebaikan Sales Penyebar Brosur di Depan Konter Hape untuk Pengendara

Jaga Barang Berharga di KRL: Masih Banyak Pencopet di Antara Kerumunan Penumpang

Jaga Barang Berharga di KRL: Masih Banyak Pencopet di Antara Kerumunan Penumpang

Terpopuler Sepekan

3 Kampus di Bangkalan Madura yang Kualitasnya Nggak Kaleng-kaleng, Solusi bagi yang Sakit Hati Karena Ditolak UTM

3 Kampus di Bangkalan Madura yang Kualitasnya Nggak Kaleng-kaleng, Solusi bagi yang Sakit Hati karena Ditolak UTM

13 Mei 2025
Depok, Adik Tiri Jakarta Selatan yang Kini Punya Gaya Sendiri (Unsplash)

Depok, Adik Tiri Jakarta Selatan yang Kini Punya Gaya Sendiri

12 Mei 2025
Es Teh Jumbo Tidak Bakal Laku di Solo, kalah Melawan Teh Lokal (Unsplash)

Bisnis Es Teh Jumbo Belum Mati dan Justru Akan Segera Bangkit Lagi Gara-gara Cuaca yang Makin Tidak Masuk Akal

10 Mei 2025
Kos LV di Gamping Sleman Banyak Diminati Mahasiswa Membuat Warga Sekitar Resah Mojok.co

Kos LV di Gamping Sleman Banyak Diminati Mahasiswa Membuat Warga Sekitar Resah

12 Mei 2025
Batang, Kabupaten di Jawa Tengah yang Nggak Terkenal kabupaten batang

Kabupaten Batang Kastanya di Jawa Tengah Sudah Berbeda, dan Nggak Miskin seperti Kabupaten yang Lain

11 Mei 2025
Perbedaan Rumah Makan Padang Jogja vs Medan yang Bikin Kaget: Rasanya Manis dan Penyajiannya Prasmanan, kek Mana Ini? warung padang murah, warung makan padang

4 Ciri Warung Makan Padang Murah yang Beneran Murah dan Nggak Hanya Gimmick

9 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_ns1MCy_8lA

DARI MOJOK

  • Lulusan SMK Diremehkan, Tapi Bersyukur Nasib Lebih Baik ketimbang Sarjana yang Banggakan Gelar tapi Nganggur
  • Sisi Gelap Bandung yang bikin Resah Perantau Asal Surabaya, padahal Terkenal sebagai Kota Pelajar
  • Cilandak Jakarta Selatan Daerah Elite tapi “Tak Aman”, Gaji di Bawah UMR buat Kredit Motor Langsung Hilang sebelum Sebulan
  • Pengalaman Pertama ke Borobudur Sendirian terasa Aneh, tapi Berkat “Orang Baru” Perjalanan Saya Jadi Berkesan
  • Setelah Tidak Pernah Naik Bus, kini Saya Menyesal Mencoba Naik Sleeper Bus Sinar Jaya Suite Class
  • Upaya Merawat Candi Borobudur agar Bisa Bertahan 2000 Tahun Lagi

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.