Ketahuan Bawa Telur di Pepper Lunch sampai Kentut di RM Padang, 10 Kejadian Memalukan di Restoran

Ketahuan Bawa Telur di Pepper Lunch sampai Kentut di RM Padang, Inilah 10 Kejadian Memalukan yang Pernah Saya Alami di Restoran Terminal Mojok

Ketahuan Bawa Telur di Pepper Lunch sampai Kentut di RM Padang, Inilah 10 Kejadian Memalukan yang Pernah Saya Alami di Restoran (Unsplash.com)

Hidup nggak melulu soal kebahagiaan. Ada kalanya sedih, apes, dan bahkan memalukan. Ada banyak cerita lucu—atau lebih tepatnya memalukan—yang pernah saya alami saat makan di restoran. Salah satu yang paling isin-isini adalah saya pernah meminum pesanan orang lain di Starbucks karena nama saya sama persis dengan pengunjung lain. Jeneng pasaran yo ngene iki, Rek.

Kalau dipikir-pikir lagi, sebagai orang yang hobi makan dari satu restoran ke restoran lain, ternyata selama hidup ini saya banyak mengalami kejadian memalukan cum random di tempat makan yang saya datangi. Tentu saja semuanya nggak disengaja.

#1 Ditegur petugas di restoran AYCE

Ketika makan di restoran all you can eat (AYCE) berdua dengan seorang teman, kami pernah mengambil makanan kebanyakan. Mau dipaksa makan, tapi perut rasanya sudah kekenyangan. Padahal salah satu peraturan di restoran AYCE yang kami datangi adalah denda bagi pengunjung yang nggak menghabiskan makanan. Nah, lho!

Akhirnya teman saya punya ide memasukkan daging yang tersisa ke dalam kantong tisu yang kebetulan ada di tasnya dengan harapan kami lolos dari denda, sekaligus karena merasa sayang kalau dagingnya harus dibuang. Eh, belum sampai di kasir, petugas restoran sudah keburu menegur dan bilang, “Kak, dilarang take away, ya!” Para pengunjung yang lain seketika menengok ke arah saya dan teman saya. Duh, rasanya pengin menghilang saja dari muka bumi ini.

#2 Ketahuan bawa telur di Pepper Lunch

Pernah ingat tren di TikTok di mana orang-orang bawa telur sendiri dari rumah untuk dicampurkan ke makanan di Pepper Lunch? Katanya selain irit, mencampurkan telur mentah ke dalam makanan Pepper Lunch bisa membuat rasanya lebih enak dan mengenyangkan.

Sebagai orang yang hobi makan, saya jelas tertarik untuk mengikuti tren tersebut, dong. Saya membawa telur dua biji dari rumah, lalu pergi ke Pepper Lunch terdekat untuk memesan menu Beef Pepper Rice dan menambahkan dua butir telur yang saya bawa dari rumah ke atas makanan tersebut. Rasanya sih cukup enak dan memuaskan.

Masalahnya, telur mentah saya mencuri perhatian anak kecil yang duduk tepat di seberang meja saya. Dia langsung meminta ibunya untuk membelikan telur. Tahu sendiri kan Pepper Lunch nggak menjual telur mentah? Side dish mereka waktu itu cuma edamame, miso soup, mashed potato, dan nasi. Anak kecil itu auto tantrum dan menunjuk-nunjuk ke arah saya. Otomatis ibunya dan pengunjung lain melirik saya. Mana di atas meja saya masih ada pecahan cangkang telur. Andai ada pintu ajaib Doraemon, kayaknya saya memilih untuk langsung kabur dari restoran, deh.

#3 Kentut

Kentut memang nggak dosa, kalau nggak bisa kentut malah berbahaya. Masalahnya, kalau kentutnya di tempat umum lain lagi ceritanya. Jadi gini, suatu hari saya dan salah seorang teman memutuskan untuk makan di rumah makan Padang yang namanya Sederhana, tapi harganya nggak sederhana sama sekali.

Ketika pelayan mulai menghidangkan lauk di meja satu per satu, teman saya ini kentut dan bunyinya nyaring sekali. Lucunya, dia refleks bilang, “Bukan aku!” Ha yo malah ketahuan kalau dia yang kentut. Orang-orang langsung melihat ke arah meja kami dan saya yang nggak kentut jadi ikutan tersudut dan malu. Beruntungnya kentut yang bunyinya nyaring ternyata nggak berbau, Gaes.

#4 Ninggal paspor

Kalau kalian sering nonton Upin dan Ipin, kalian pasti sudah tahu di Malaysia ada durian Musang King yang sudah terkenal lezat. Ketika saya pergi ke Kuala Lumpur, tepatnya Bukit Bintang, ada tempat khusus yang menjual durian Musang King. Tanpa pikir panjang, saya memesan dan menghabiskan dua buah durian Musang King berukuran sedang. Saya nggak mikirin uang sama sekali, perkiraan saya paling mahal habis 200 ringgit atau setara 600 ribuan rupiah. Ketika tiba waktunya untuk membayar, penjualnya bilang totalnya 900 ringgit atau setara dengan 3 jutaan rupiah!

Masalahnya, di dompet saya cuma ada uang 600 ringgit. Mau ninggal KTP biar bisa ke ATM terdekat, jelas nggak laku di negara orang. Akhirnya saya nekat bilang kalau uangnya kurang dan izin mengambil uang dulu di ATM. Sebagai jaminan, saya pun meninggalkan paspor.

Tindakan seperti ini sebenarnya berisiko, ygy, takutnya paspor saya disalahgunakan. Tapi waktu itu saya keburu bingung dan takut, lha kalau sampai dideportasi gara-gara nggak bayar durian kan malunya bisa menembus jantung!

#5 Bayar uang parkir ke pengunjung

Pengalaman ini sebenarnya nggak terjadi di restoran sih, melainkan di warung makan pinggir jalan. Di Surabaya, ada banyak warung pinggir jalan yang nggak punya area parkir sendiri. Biasanya parkir motor dan mobil bakal memakan bahu jalan sehingga harus ada tukang parkir yang berjaga.

Selesai makan di warung dan mau ambil motor, ada mas-mas yang berdiri di sekitaran motor saya. Karena saya pikir dia tukang parkirnya, saya kasih uang 2 ribu rupiah ke blio. Eh, masnya langsung bilang, “Saya mirip tukang parkir ya, Mbak?” Mampus saya, ternyata masnya bukan tukang parkir dong, melainkan pengunjung yang mau makan di warung tersebut. Rasanya saya malu banget dan pengin sungkem ke masnya sambil minta maaf, eh apa daya saya refleks nyetarter motor dan kabur.

#6 Nabrak kaca

Sebenarnya kejadian memalukan yang satu ini bukan pengalaman saya langsung, melainkan cerita mantan pacar saya, sebut saja dia Mr. X. Dulu, kami berdua pernah makan bersama di restoran yang cukup fancy di Surabaya. Restoran tersebut memberi sekat antara area smoking room dan non-smoking room dengan kaca. Waktu itu saya dan Mr. X memilih area non-smoking lantaran terlihat lebih nyaman dan adem.

Nah, ketika kami selesai makan, Mr. X pamit mau merokok sebentar. Katanya, merokok habis makan adalah sebuah kenikmatan yang tiada duanya. Saya pun mempersilakan blio. Eh, nggak lama setelah pamit merokok, saya mendengar bunyi “jedug” keras. Ketika menengok ke belakang, saya mendapati kenyataan kalau Mr. X kejedot kaca. Saya yakin, Mr. X pasti malu banget, apalagi dilihatin banyak orang. Bukannya menghampiri si Mr. X, saya diam pura-pura nggak kenal. Sungguh perbuatan tercela dan tak patut ditiru, ygy.

#7 Salah ambil tisu

Di Surabaya ada satu warung soto terkenal namanya Soto Cak Har. Ketika berkunjung ke sana, saya pernah menumpahkan sambal sampai bleber di meja. Melihat di meja sebelah ada satu kotak tisu, saya pun langsung mengambil tisu dan menggunakannya untuk mengelap meja. Tiba-tiba saja ada ibu-ibu mendatangi saya dan berkata, “Mbak, kalau tisunya kurang belio dewe ndek Indomaret!”

Ternyata tisu yang saya ambil bukan tisu yang disediakan warung soto Cak Har, melainkan tisu si ibu. Waktu itu saya merasa malu banget, tapi karena sudah telanjur ya mau gimana lagi selain minta maaf.

#8 Lupa bawa uang

Kalian pernah nggak lupa bawa dompet ketika keluar rumah? Saya pernah.

Waktu itu saya makan tahu tek di sebuah restoran. Setelah selesai makan dan hendak membayar, saya baru sadar kalau saya nggak bawa dompet. Akhirnya dengan wajah ditebalkan, saya bilang ke penjualnya kalau saya lupa membawa dompet. Tentu saja mengatakannya sambil menahan malu karena dilihatin banyak orang, ygy. Beruntungnya saya nggak disuruh cuci piring dulu.

#9 Salah masuk mobil

Sebenarnya ini bukan kejadian di dalam restorannya, melainkan kejadian waktu pulang dari rumah makan Padang. Kebetulan waktu itu saya dan teman saya naik mobil Avanza. Selesai makan, teman saya keluar duluan nunggu di mobil, sementara saya bayar makan ke kasir.

Selesai membayar, saya pun keluar dan menuju mobil Avanza hitam yang ada di parkiran. Saya masuk dan langsung duduk cantik di kursi depan. Ketika menoleh ke samping, jeng jeng, saya kaget melihat sopirnya bukan teman saya. Ternyata saya salah masuk mobil. Njir, itu adalah pengalaman paling memalukan yang pernah saya alami, sih. Mungkin inilah penyebab Avanza dijuluki mobil sejuta umat di Surabaya. Ya karena banyak orang yang punya. Hehehe.

#10 Lupa bayar

Saya pernah makan kepiting kenari di Ternate waktu tugas keluar kota. Gara-gara asyik makan sambil mainan HP, setelah selesai makan, saya malah nyelonong keluar padahal belum bayar. Akhirnya penjual kepiting tersebut meneriaki saya dengan suara kencang. Suaranya menggelegar sudah kayak sound system hajatan di kampung, otomatis bikin semua pengunjung di restoran menengok ke arah saya.

Saat bayar ke kasir, lagi-lagi saya terkejut melihat tagihannya. Kepiting asam manis, nasi putih, dan sayur kangkung habisnya 1,2 juta rupiah, Gaes. Lambung saya rasanya ikutan bergetar. Usut punya usut, kepiting kenari ternyata hewan langka. Keberadaan hewan ini dilindungi dan hanya boleh dikonsumsi di daerah tertentu, makanya jumlahnya dibatasi dan harus sudah mendapatkan izin pemerintah. Pesan moral kejadian memalukan ini adalah jangan mainan HP saat makan dan pastikan harga makanan biar nggak menyesal.

Itulah sepuluh kejadian memalukan cum random yang pernah saya alami di restoran. Kalian pernah mengalami juga nggak?

Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Pengalaman Memalukan Saat Pertama Kali Makan di Restoran Jepang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version