Keberadaan makam Nyai Dewi Sekardadu di Kabupaten Gresik menyimpan misteri tersendiri bagi masyarakat setempat. Konon makam tersebut dipindah secara gaib dari Banyuwangi oleh Sunan Giri.
***
Gerimis mulai turun saat saya memasuki kawasan makam Nyai Dewi Sekardadu di dataran tinggi Gunungsasri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur pada Senin, 24 Oktober 2022 sekira pukul 13.46 WIB.
Tiba di gerbang depan makam, saya sudah disambut dengan hawa wingit yang seolah menguar. Tapi sebagaimana di makam-makam keramat yang pernah saya ziarahi sebelumnya, saya mencoba menepis perasaan-perasaan aneh yang timbul tenggelam dalam batin.
Kakek misterius di makam saat gerimis
Pelan-pelan saya meniti jalan menuju makam utama yang dikelilingi pepohonan besar nan rimbun. Saya lantas mengambil duduk di salah satu sudut bangunan makam untuk berkirim doa sekaligus memohon izin untuk mengulik cerita-cerita tentang Nyi Dewi Sekardadu.
Persis setelah memanjatkan doa, ketika saya berbalik arah untuk keluar makam, ada seorang kakek-kakek yang berdiri menatap saya dengan senyum dan tatapan yang aneh.
“Assalamualaikum, kula Aly, Mbah, saking Surabaya. Mbok menawi badhe kepangge juru kunci, teng sinten nggeh? (Assalamualaikum, saya Aly, Mbah, dari Surabaya. Kalau mau ketemu juru kunci, harus ke siapa?” tanya saya setelah menyalami sosok sepuh tersebut.
Tanpa menjawab sepatah kata pun, sosok sepuh itu hanya menganggukkan kepala sembari menunjuk dirinya sendiri. Saya menyimpulkan, gestur tersebut adalah jawaban bahwa sosok sepuh itu adalah juru kunci makam Nyai Dewi Sekardadau. Pas sekali, pikir saya waktu itu.
Sayangnya, hampir 20 menitan kami duduk berdua di salah satu sudut bangunan makam, sosok sepuh itu tak memberi saya jawaban apa pun atas setiap pertanyaan yang saya ajukan. Mulai dari namanya, usianya, juga dengan pertanyaan tentang makam Nyai Dewi Sekardadu. Ia hanya melirik tajam ke arah makam tiap kali saya bertanya. Singkat kata, saya tak mendapatkan informasi apa-apa.
Akhirnya saya memutuskan pamit undur diri. Pikir saya, kalau juru kuncinya tak bisa memberi keterangan, paling tidak saya bisa mengulik informasi dari salah satu warga yang saya temui.
Baru beberapa langkah berjalan meninggalkan makam, saya reflek menengok ke belakang, memastikan kalau sosok sepuh yang baru saja saya temui masih ada di sana. Tapi saya hanya menemukan makam yang lengang dan sunyi sebagaimana suasana saat saya masuk, tak ada siapapun. Saya pun sontak bergegas keluar, menuju sebuah warung kopi yang terletak di pojok gapura depan makam Nyai Dewi Sekardadu.
Baca halaman selanjutnya